Xu Ya, seorang gadis yang memiliki latar belakang yang sempurna dan memiliki seribu talenta sehingga ribuan orang memuja mujanya.
Tetapi, semuanya berubah drastis seluruh keluarganya mengalami pembantaian yang keji terkait dengan perebutan tahkta sehingga Xu Ya harus masuk ke dalam kemiliteran demi membalaskan dendam dan membersihkan nama keluarganya.
Namun perjalanan ini tidak mudah dan penuh dengan darah, dengan ditemani oleh seorang Jenderal hebat yang memiliki tujuan yang sama.
Keduanya saling bekerja sama satu sama lain sebelum akhirnya berubah menjadi saling mengandalkan.
Akankah Xu Ya berhasil membalaskan dendam keluarganya?
Tag : Strong Female lead, smart female lead, arrogant male lead, angst, violence, military
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14 - Bimbingan
Tiba tiba tirai dari kamp di depannya terbuka dan menunjukkan seorang pria muda dengan jubah bulu rubah yang tersampirkan di bahunya dengan indah.
Pemuda itu melirik ke bawah dengan tatapan yang agak menghina sehingga membuat Xu Ya merasa sangat canggung dan dia hanya bisa tersenyum untuk menutupi rasa canggung nya.
Namun, apa boleh buat karena pada saat ini Xu Ya benar benar tidak berdaya. Tangan dan kakinya bahkan tidak bisa menuruti perintahnya sehingga dia hanya bisa berhenti dalam posisi berlutut ini sembari menahan rasa malu.
"Dengan kondisimu saat ini, kamu bahkan tidak akan bisa membunuh seekor ayam. " Ejek Huo Xincheng dengan sinis.
"Jenderal, tidak semua orang terlahir dengan bakat alami untuk bertarung sepertimu. Jadi, berhentilah mengejekku. " Balas Xu Ya mengeluh.
"Terlahir dengan bakat alami untuk bertarung ? Ha ha ha, aku tidak pernah mendengar hal konyol seperti itu. " Balas Huo Xincheng.
"Terserah apa kata Jenderal, lebih baik kamu menolongku kan ? Kamu benar benar menyebalkan, Jenderal ! "Keluh Xu Ya sekali lagi.
Dia benar benar kesal pada saat ini , namun Huo Xincheng ini benar benar tidak bisa memahami kekesalan orang lain. Pantas saja orang orang merasa sangat kesal dan dia memiliki banyak musuh di Ibukota.
"Daripada kamu bertingkah laku seperti itik yang ingin berubah menjadi Phoenix ini, lebih baik kamu bangun satu jam lebih pagi dan istirahat satu jam lebih larut daripada orang orang. Gao Yu, angkat dia !" Perintah Huo Xincheng.
Gao Yu yang berada di belakang Huo Xincheng terperangah dan diam diam ingin melakukan apa yang diperintahkan, namun tiba tiba dia mengingat apa yang dikatakan oleh Tabib tua itu padanya sebelumnya.
Huo Xincheng menoleh ke belakang untuk melihat Gao Yu yang tidak kunjung melakukan apa yang dia perintahkan.
"Apa yang kamu lakukan ?" Tanya Huo Xincheng dingin.
Gao Yu tidak menjawab secara langsung namun justru terkekeh canggung ke arah Jenderalnya, Huo Xincheng mengerutkan dahinya dan tidak mengerti dengan apa yang dilakukan oleh Gao Yu.
Belakangan ini Gao Yu memang bertingkah laku aneh saat Huo Xincheng mengungkit Xu Ya, sehingga Huo Xincheng diam diam menduga mungkinkah bawahannya ini menaruh perasaan pada Xu Ya.
Pada saat ini , pemikiran manusia telah berubah menjadi kacau satu sama lain. Huo Xincheng mengira bahwa Gao Yu suka pada Xu Ya sementara Gao Yu mengira Huo Xincheng suka pada Xu Ya.
Dan akhirnya, orang yang paling menderita adalah Xu Ya. Dia bahkan tidak tahu apa yang dipikirkan oleh pria pria aneh dari kamp militer ini.
"Jenderal, tanganku baru saja terkilir. Bagaimana jika kamu berbaik hati dan membantuku untuk hal ini ?" Tanya Gao Yu.
"Tidak mungkin, tanganmu masih baik baik saja sebelumnya. " Jawab Huo Xincheng dengan tatapan tajam.
"Aduhh, perutku sakit sekali ! Jenderal aku harus pergi kamae kecil !" Teriak Gao Yu lalu langsung melarikan diri dan pada saat ini mereka sedang berada dalam kondisi yang canggung.
Huo Xincheng menghela nafas lalu berjalan maju dan mengulurkan tangannya, Xu Ya menerima ukuran itu tetapi tetap saja tidak memiliki tenaga yang cukup untuk mengangkat dirinya sendiri.
Sehingga Huo Xincheng kehilangan kesabaran dan menundukkan kepalanya lalu mengangkat tubuh Xu Ya seperti sedang mengangkat karung beras.
"Jenderal, setiap kali kamu membawaku seperti ini maka aku akan merasa seperti anak anak yang di bawa pulang oleh orang tuanya karena bermain di luar rumah sepanjang hari. " Ucap Xu Ya bernostalgia dengan ingatannya di masa lalu.
Ayahnya juga akan membawanya dan mengangkatnya seperti ini jika dia bertindak nakal ketika dia masih sangat kecil, tindakan Huo Xincheng telah membangkitkan ingatan yang telah lama terpendam ini.
Huo Xincheng hanya diam dan mendengarkan kata kata Xu Ya, Xu Ya seperti sedang berceloteh dengan patung namun entah bagaimana dia yakin bahwa Huo Xincheng sedang mendengarkan dirinya pada saat ini.
Xu Ya diantar ke atas ranjangnya dan dia berterima kasih kepada Huo Xincheng, ketika dia memejamkan mata maka rasa kantuk langsung menyerbu tubuhnya.
Namun dia melihat sebuah sup ginseng di meja nakasnya yang sudah agak dingin lalu tersenyum manis, dia menganggap ini adalah bentuk keperdulian Huo Xincheng padanya sehingga dia menenggaknya sampai habis sebelum akhirnya dia kembali berbaring.
Dia sangat ingin langsung terlelap dan melupakan semua masalah di dunia ini namun hal ini tidak mudah karena dia menghindari untuk mengalami mimpi buruk. Maka dia tidak boleh tidur terlalu nyenyak.
Pada saat ini Xu Ya sedang berada di ambang batas kesadarannya, seperti tertidur tetapi juga tidak sepenuhnya tertidur.
Sampai akhirnya dia mendengar suara lonceng diluar yang menandakan bahwa sudah jam tiga pagi sehingga dia langsung bangun dari tempat tidurnya dan menggerakkan seluruh tubuhnya.
Dia hanya tidur selama 4 jam dan tubuhnya sudah kembali bugar, dia mengambil pedang pendek yang ada di meja nakasnya dengan semangat lalu melihat bahwa ranjang di seberang sana masih menghidupkan lilin.
Menunjukkan bahwa orang di seberang sana sudah terbangun lebih dahulu darinya atau bahkan tidak tidur sepanjang malam. Xu Ya memberanikan diri untuk mendekati tirai lalu mengintip dari ujung tirai dan melihat Huo Xincheng yang sedang memeriksa berkas yang tiada akhirnya.
"Jenderal, apakah kamu tidak tidur semalam ?" Tanya Xu Ya.
"Hm." Jawab Huo Xincheng dengan singkat.
"Baiklah, kalau begitu maka jangan lupakan kesehatanmu sendiri. Aku akan berlatih terlebih dahulu ! Terima kasih banyak atas sup ginseng yang kamu berikan !" Seru Xu Ya.
Xu Ya berlari keluar dengan semangat dan menerjang hujan salju di depan , dia melihat ada tumpukan batu di depan kamp Huo Xincheng lalu mulai mengangkat batu batu itu.
Memindahkan mereka dari satu tempat ke tempat yang lain, terus seperti itu. Sampai akhirnya dia merasa bahwa nafasnya terengah engah.
Batu pertama sampai keempat bisa dia angkat namun batu kelima sangat sulit, dia bahkan tidak bisa mengangkat penuh batu itu.
Kekuatan memang sangat penting bagi kemajuan teknik pedang miliknya, maka dari itu dia harus melatihnya dengan keras.
"Pusatkan kekuatanmu pada telapak tangan dan batu, lalu gunakan tubuhmu untuk menyangga batu itu. " Ucap Huo Xincheng.
Xu Ya langsung mencoba mempraktikkan apa yang dikatakan oleh Huo Xincheng namun berulang kali gagal sampai akhirnya dia mencoba yang ke tiga kali, dia berhasil untuk mengangkat walaupun sebentar.
"Aku berhasil !" Seru Xu Ya dengan bahagia.
"Jika kamu bisa memindahkannya sejauh 100 meter, baru kamu bisa berteriak seperti itu. " Balas Huo Xincheng tampak tidak terkesan sama sekali dengan hal ini.
...----------------...
Jangan lupa like, komen dan vote ya 😁
kelemahan kebanyakan Tuan Muda adalah sombong,arogan,serakah dan menganggap dirinya terlalu tinggi membuatnya jadi tak tau diri,,,hancurkan segera nona Jianchou,,,,,
selalu saja itu yg jadi masalah,entah di dunia fiksi ataupun di dunia nyata,,,