Pernahkah kamu menyatakan cinta pada seseorang, yang kamu sukai di depan umum?
Celine Ainsley, pernah menyatakan cintanya pada seorang lelaki, kakak seniornya, saat ia duduk di bangku sekolah menengah atas.
Joseph Scott, menolak pernyataan cinta Celine dengan dingin, membuat Celine jadi bahan tertawaan semua teman sekolahnya.
Peristiwa yang sangat memalukan!
Momen itu terjadi, lima tahun yang lalu, dan sekarang tanpa di duga, mereka bertemu lagi di reunian lima tahun sekolah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3.
Di tengah jalannya reunian mereka, ponsel Celine berbunyi. Setengah malas Celine melirik ponselnya.
Begitu ia lihat siapa yang meneleponnya, ia langsung cepat meraih ponselnya, dan menerima panggilan tersebut.
"Papa, ada apa?" tanya Celine.
"Putriku, apakah kau sudah selesai reuniannya? Papa kedatangan tamu, yang ingin sekali bertemu dengan mu!" sahut Ayahnya dari dalam ponsel.
"Belum selesai, Pa!"
"Oh, ya sudah, lain kali saja mereka bertemu dengan mu!"
Celine merasakan nada suara Ayahnya terdengar sedikit kecewa, membuat Celine merasa bersalah.
"Baiklah, lanjutkan lagi reuniannya!"
Ayahnya kemudian mematikan ponselnya, dan membuat Celine merasa tidak enak hati.
"Bertha, Ronald! aku tidak dapat melanjutkan lagi reuniannya, Papaku kedatangan tamu, dan ingin berkenalan denganku, aku pulang lebih dulu, ya!"
Celine bangkit dari duduknya, lalu meraih tas kecilnya.
"Aku antar, ya!" Ronald dengan cepat bangkit dari duduknya.
"Tidak usah! kalian lanjutkan saja sampai selesai!" Celine menahan Ronald untuk tidak mengantarnya.
Wajah Ronald terlihat sedih, karena tidak diijinkan Celine untuk mengantarkan Celine pulang.
"Kau kan besok bisa datang ke restoran Papaku, jangan buat wajah sedih seperti itu, seakan aku telah menindasmu!" Celine memukul lengan Ronald dengan tasnya.
"Aduh!" Ronald tersentak saat lengannya di pukul Celine, "Hati-hati di jalan, ya?" ucapnya saat Celine melangkah pergi.
Celine dengan langkah cepat meninggalkan ruang VIP tersebut, dan sambil melangkah, ia kembali menelepon Ayahnya.
"Pa! sekarang aku akan pulang, Papa tunggu, aku tidak akan lama sampai di rumah!"
Celine mendengar jawaban Ayahnya, dan ia pun tersenyum, begitu mendengar jawaban Ayahnya.
Ia pun melangkah dengan cepat, dan nyaris berlari, agar cepat keluar dari dalam hotel tesebut.
Setelah ia sampai di lobby hotel, ia berlari menuju pintu masuk hotel.
Celine pun berdiri di pinggir jalan, untuk menghentikan taksi.
"Joseph!!"
Celine mendengar suara seorang wanita, memanggil nama Joseph, membuat ia menoleh, dan melihat Joseph keluar dari pintu lobby hotel di kejar Alice.
Celine yang sudah tidak memiliki perasaan lagi pada Joseph, melihat Joseph dengan Alice, yang sepertinya bertengkar, tidak tertarik untuk melihat ke dua orang itu.
Tangannya dengan cepat melambai, begitu melihat sebuah taksi kosong, dan berhenti tepat di sisi ia berdiri.
Celine dengan cepat membuka pintu taksi. Ia harus segera sampai di rumah, karena ia tidak ingin, tamu Ayahnya lama menunggunya.
Sementara itu Joseph menepis tangan Alice, yang mencoba memegang tangannya.
Wajah datar Joseph, memandang dingin Alice, yang mencoba lagi meraih lengannya.
Ia melihat kepergian Celine dengan tatapan kecewa, di bawa taksi, tanpa sempat ia hampiri.
"Menyingkir! jangan lagi mengganggu ku!!" tekanan nada suara Joseph yang dingin, terasa penuh peringatan pada Alice.
Membuat Alice mundur satu langkah.
Dengan wajah datar, yang terlihat kesal, Joseph kembali masuk ke lobby hotel.
Sementara itu, Celine akhirnya sampai juga di rumahnya, dan tamu Ayahnya masih belum pergi.
"Pa!" panggil Celine begitu ia masuk ke dalam rumah.
"Oh, putriku, kau sudah kembali? mari sini.. ini.. kenalkan sahabat Papa sewaktu di SMP dulu!"
Dengan wajah yang begitu senang, dan senyuman yang tidak pudar sedari tadi, Ayah Celine, Ruben Ainsley, bangkit berdiri dari duduknya.
Ia bergegas menyambut Celine, dan memegang tangan Celine agar duduk di sofa bersamanya.
Celine melihat seorang pria bertubuh gendut, seperti ikan buntal, dengan perut menonjol ke depan, duduk di sofa tersenyum begitu ramah memandangnya.
"Kenalkan, ini putriku, usianya saat ini sudah dua puluh satu tahun!" kata Ruben memperkenalkan Celine kepada sahabatnya tersebut.
"Oh, halo Celine, salam kenal... namaku Aldrich Scott, sahabat Papamu dari sejak SMP!"
Suara sahabat Ayahnya itu, terdengar begitu ramah, dan berwibawa, sembari terus tersenyum sama seperti Ayahnya.
Celine merasa nama belakang sahabat Ayahnya itu, seperti mirip dengan nama seseorang, yang sudah ia lupakan.
Sahabat Ayah Celine tersebut, berdiri dari duduknya, lalu mengulurkan tangannya, untuk bersalaman dengan Celine.
Dan, Celine pun bangkit berdiri, menerima tangan sahabat Ayahnya itu, untuk bersalaman.
"Halo Paman, namaku Celine Ainsley!" kata Celine memperkenalkan namanya.
Aldrich, sahabat Ayah Celine tampak tersenyum senang, "Nama yang indah, putrimu sangat cantik, Ruben!" puji Aldrich.
"Ah, tentu saja, putriku ini mirip dengan Mamanya, cantik!" ujar Ruben membanggakan Celine sembari tersenyum lebar.
"Kapan kau bawa jalan-jalan ke Mansion ku? istriku pasti sangat senang bisa berkenalan dengan putrimu!" kata Aldrich dengan penuh harap.
"Kalau aku ada waktu luang, kami akan datang berkunjung ke istana mu!" ujar Ruben, yang masih saja terus memasang senyuman senangnya.
"Baiklah, jangan lupa ya! aku tunggu, dan kalau bisa jangan terlalu lama untuk datang berkunjung, oke?" kata Aldrich dengan penuh harap.
"Iya, oke!" jawab Ruben sembari tangannya membuat tanda oke.
"Baiklah, sepertinya aku sudah harus pulang, aku takut di marahi sama Pamela, kau kan tahu seperti apa Pamela, dia kalau marah tidak akan berhenti mengoceh!" kata Aldrich sembari perlahan bangkit dari duduknya.
Senyuman di wajahnya terus saja mengembang, sama seperti Ayah Celine yang terus tersenyum sedari tadi.
Dua sahabat yang sangat cocok! pikir Celine, memandang mereka bergantian.
Bersambung.....
cellinenya juga , ya bner sih dia sakit hati .. what aja kalo mati rasa sama Joseph ..