NovelToon NovelToon
Sekretaris Meresahkan

Sekretaris Meresahkan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Beda Usia
Popularitas:399.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

POV Devan

Mimpi apa aku semalam, mendapatkan sekretaris yang kelakuannya di luar prediksi BMKG.

"MAS DEVAAAAAAANNN!!!" Teriakan kencang Freya berhasil menarik perhatian semua orang yang ada di sekitarnya.

"Teganya Mas meninggalkanku begitu saja setelah apa yang Mas perbuat. Mas pikir hanya dengan uang ini, bisa membayar kesalahanmu?"

Freya menunjukkan lembaran uang di tangannya. Devan memijat pelipisnya yang tiba-tiba terasa pening. Dengan langkah lebar, Devan menghampiri Freya.

"Apa yang kamu lakukan?" geram Devan dengan suara tertahan.

"Kabulkan keinginan ku, maka aku akan menghentikan ini," jawab Freya dengan senyum smirk-nya.

"Jangan macam-macam denganku, atau...."

"AKU HAMIL ANAKMU, MAS!!! DIA DARAH DAGINGMU!!"

"Oh My God! Dasar cewek gila! Ikut aku sekarang!"

Dengan kasar Devan menarik tangan Freya, memaksa gadis itu mengikuti langkah panjangnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Diam-diam Peduli

"Bos.. Frey lagi sakit," seru Ega sambil melihat Devan melalui kaca spion.

"Jalan!" jawab Devan tanpa ekspresi.

Jujur saja, Freya sedih mendengar jawaban Devan. Tadinya dia berharap atasannya itu memintanya tak pergi ke kantor karena kondisinya benar-benar tidak fit. Namun ternyata Devan menutup mata dan sama sekali tidak peduli dengan keadaannya. Kendaraan roda empat itu mulai bergerak meninggalkan kediaman Devan. Ega membunyikan klakson ketika melewati pos jaga di dekat gerbang komplek.

"Ga.." panggil Devan.

Ega hanya menganggukkan kepalanya saja. Bersama dengan Devan selama bertahun-tahun, membuat pria itu sudah khatam dengan semua sikap dan gerak-gerik atasannya. Walau hanya lewat tatapan mata atau panggilan singkat, dia sudah mengerti maksud Devan. Ega menekan pedal gas untuk menambah kecepatan mobil. Kemudian pria itu membelokkan kendaraan memasuki pelataran parkir Mega Tower dan berhenti di depan lobi. Tentu saja Freya terkejut dibuatnya.

"Hari ini kamu ngga usah ke kantor. Lebih baik kamu istirahat aja," seru Devan.

"Makasih Pak."

Tentu saja Freya gembira mendengar Devan memintanya beristirahat di rumah. Ternyata Devan tidak sesadis mandor Romusha yang memaksakan pekerja terus bekerja walau dalam keadaan sakit. Dengan cepat gadis itu melepas sabuk pengamannya. Sebelum turun, dia menolehkan kepalanya ke belakang sambil memberikan tab pada Devan.

"Bahan buat meeting sudah disave di komputer saya, Pak. Tinggal diprint aja. Soal jadwal Bapak hari ini, Bapak bisa lihat di tab. Saya juga sudah meringkas bahan untuk meeting hari ini. Bapak bisa mencarinya di tab. Semoga meetingnya lancar, Pak."

"Hem.."

"Oh ya, ini sarapannya sudah saya buatkan. Jangan lupa dimakan ya, Pak. Ada buat Pak Ega dan Ganjar juga."

"Makasih, Frey," ujar Ega.

"Sama-sama, Pak."

Freya segera membuka pintu lalu keluar dari mobil. Tangan gadis itu melambai ketika mobil yang ditumpangi Devan berlalu. Setelah mobil keluar dari Mega Tower, barulah Freya masuk ke dalam. Gadis itu segera menuju lift. Dia sudah ingin merebahkan tubuhnya.

"Nanti hubungi Sekper. Minta mengirimkan sekretaris pengganti selama Freya sakit."

"Siap, Bos."

"Hubungi dokter Arman. Minta dia memeriksa Freya di apartemennya. Jangan lupa beritahu lantai dan unit Freya. Pastikan dia memberi obat terbaik untuknya."

"Siap, Bos."

Devan mengambil tab yang tadi diberikan oleh Freya. Pria itu mempelajari ringkasan yang sudah dibuat Freya untuk bahan meeting nanti. Diam-diam Ega tersenyum dalam hati. Dia yakin kalau sesuatu sudah tumbuh di hati Devan untuk Freya. Hanya saja pria itu masih belum menyadarinya. Mungkin saat ini Devan menyangka kalau perasaannya masih tertuju pada Dita. Sehingga dia mengabaikan kedekatan dan perhatiannya pada Freya. Melihat apa yang dilakukan Devan hari ini, membuat Ega senang. Itu artinya dia bisa memberikan kabar baik pada Anne. Dia memang diminta mengawasi Devan dan Freya oleh wanita itu.

Sesampainya di kantor, Devan segera menuju ruangannya. Di belakangnya Ega menyusul sambil membawa Tote bag berisi sarapan buatan Freya. Dia juga sudah menghubungi Ganjar untuk segera bergabung di ruangan Devan. Sebelumnya Ega juga menghubungi Sekper, meminta sekretaris pengganti untuk Freya.

"Sudah hubungi Sekper?" tanya Devan sambil membuka penutup wadah bento.

"Sudah bos."

Terdengar ketukan di pintu, tak lama kemudian pintu terbuka. Ganjar masuk ke dalam ruangan dengan senyum di wajah. Pria itu semakin senang saat melihat wadah bento di atas meja. Freya sudah mengatakan padanya akan membawakan sarapan pagi ini. Dia segera bergabung dengan Devan dan Ega.

"Freya mana?" tanya Ganjar yang menyadari ketidakhadiran gadis mungil itu.

"Freya sakit. Jadi istirahat aja hari ini," jawab Ega.

Devan tidak mempedulikan pertanyaan Ganjar tentang Freya. Pria itu memandangi wadah bento di depannya. Dia menelan air liurnya ketika melihat masakan Freya yang terlihat lezat. Pria itu segera menyuapkan nasi beserta lauknya. Rasa masakan Freya memang sudah tidak perlu diragukan lagi dan Devan sudah sangat candu dengan rasa masakan sekretarisnya itu.

"Enak banget nih," celetuk Ganjar.

"Si Freya lagi sakit aja masih bisa buat masakan seenak ini. Calon istri idaman nih," Ega melirik pada Devan.

Bukan Devan namanya kalau peduli dengan apa yang dibicarakan asistennya. Pria itu tetap menikmati makanannya dengan tenang dan jangan lupakan wajahnya yang tetap tanpa ekspresi. Namun begitu telinganya selalu terbuka ketika Ega dan Ganjar terus memuji Freya.

***

Tim Sekper dibuat heboh setelah mendapat telepon dari Ega. Mendengar kalau Devan membutuhkan sekretaris untuk menggantikan Freya yang sedang sakit, tak ayal membuat kegaduhan. Mereka saling melempar tangung jawab siapa yang harus menghadap Devan. Bahkan Willy dan Sari, staf senior di Sekper saling melemparkan tanggung jawab. Kening Mina mengernyit melihat tak ada satu pun yang mau menjadi sekretaris pengganti untuk Freya.

"Kenapa kalian heboh kaya gini sih?" tanya Mina bingung.

"Kamu ngga tahu aja siapa Pak Devan. Dia itu killer banget. Pokoknya aku ngga mau jadi pengganti Freya!"

"Aku juga ngga mau!"

"Aku juga!"

Mata Mina terus melihat pada rekan kerjanya yang menolak menjadi sekretaris pengganti bergantian. Sari mendekati Mina yang masih belum mengerti. Dia menepuk pelan pundak Mina seraya melemparkan senyum manisnya.

"Min, kamu aja ya yang jadi sekertaris Pak Devan hari ini."

"Aku, Mbak?"

"Iya. Mau ya?"

"Ehm.. boleh deh."

Mina terlihat keberatan menyetujui usulan Sari, padahal dalam hatinya gadis itu berteriak senang karena bisa menjadi sekretaris pengganti. Dia melihat kalau ini adalah kesempatan untuk mendekati Devan. Rupanya Mina masih belum menyerah untuk mendekati Devan. Segera saja gadis itu membereskan tasnya lalu bersiap menuju lantai 17.

Dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi, Mina menuju ruangan Devan. Gadis itu mengetuk pintu ruangan wakil CEO tersebut. Setelah mendengar jawaban Devan dari dalam, barulah gadis itu masuk ke dalam. Mina berjalan mendekati meja Devan. Pria itu melihat Mina dengan mata elangnya.

"Kamu yang dikirim untuk membantu saya hari ini?"

"Iya, Pak."

"Segera print bahan untuk meeting hari ini."

"Baik, Pak."

Mina segera keluar lalu menuju meja tempat Freya bekerja. Gadis itu segera menyalakan komputer. Namun ternyata dibutuhkan password untuk masuk ke komputer milik Freya. Setelah mendapatkan password dari Freya, Mina segera melakukan apa yang diminta Devan. Baru saja gadis itu selesai mengeprint, terdengar telepon ekstensi berdering.

"Halo, Pak."

"Buat ringkasan bahan meeting. Sepuluh menit! Waktu kamu hanya sepuluh menit!"

Setelah mengatakan perintahnya, Devan segera menutup telepon. Mina terpaksa harus membaca bahan meeting yang cukup tebal. Dia mencoba meringkas bahan meeting sesuai perintah Devan. Namun karena waktu yang diberikan Devan sangat sedikit, gadis itu menjadi gugup. Tepat sepuluh menit kemudian telepon ekstensi kembali berdering.

"Ya, Pak."

"Mana hasilnya?"

"Be.. belum selesai, Pak."

"Lambat! Cepat siap-siap untuk meeting."

"Baik, Pak."

Mina dibuat gugup dengan semua perintah Devan. Gadis itu terjengit ketika pintu ruangan Devan terbuka. Pria itu sudah mengenakan jasnya. Dengan gerakan jari, dia meminta Mina mengikutinya. Gadis itu segera menyambar tas lalu berlari kecil menyusul langkah Devan. Sesampainya di depan lift, Devan melihat pada Mina.

"Mana bahan meetingnya?"

"Oh iya, Pak."

Bergegas Mina kembali ke meja untuk mengambil bahan meeting yang tertinggal. Devan berdecak kesal, kinerja Mina jauh dari harapannya. Namun dia harus bertahan karena hanya gadis itu yang dikirimkan tim Sekper. Tiba-tiba saja dia merindukan Freya. Kalau gadis itu yang ada di sampingnya sekarang, mungkin dia tidak perlu pusing seperti sekarang.

***

Freya yang hendak memejamkan matanya, harus bangun dari pembaringannya ketika mendengar suara bel di pintu. Ketika pintu terbuka, Freya hanya menatap bingung pada seorang pria paruh baya yang berdiri di depannya dengan membawa tas di tangannya.

"Dengan Nona Freya?"

"Iya."

"Saya dokter Arman. Saya diminta ke sini oleh Pak Devan untuk memeriksa keadaan Nona Freya."

"Silakan masuk, dok."

Tentu saja Freya terkejut begitu tahu Devan mengirimkan dokter untuknya. Dia juga terharu ternyata bos menyebalkannya itu begitu perhatian padanya. Dokter Arman meminta Freya berbaring di sofa. Dokter pria itu mulai memeriksa Freya.

"Apa sekarang masih demam?"

"Masih, dok."

Dokter Arman mengukur suhu tubuh Freya dan mengukur tensi gadis itu. Selesai memeriksa, sang dokter segera menuliskan resep kemudian memberikannya pada Freya.

"Keadaan Nona tidak terlalu parah. Minum obat dan vitaminnya dan istirahat yang cukup."

"Terima kasih, dok."

Usai memeriksa Freya, Arman segera menghubungi Devan. Pria itu sudah berpesan padanya untuk menghubunginya setelah memeriksa keadaan Freya. Tak butuh waktu lama bagi Devan untuk menjawab panggilan.

"Halo, dok. Gimana keadaan Freya?"

"Dia hanya kecapekan. Saya sudah menuliskan resep untuknya. Selama tiga hari ini lebih baik dia istirahat dulu, jangan masuk kerja biar kondisinya benar-benar fit."

"Baik, dok. Saya boleh bicara dengan Freya?"

Arman segera memberikan ponselnya pada Freya. Walau bingung, gadis itu mengambil juga ponsel tersebut.

"Resep yang diberikan dokter Arman, minta Pak Wawan yang menebusnya."

"Iya, Pak."

"Pakai kartu kredit saya untuk membayar obat."

"Siap, Pak."

"Berikan lagi hapenya ke dokter Arman."

Freya segera memberikan ponsel kembali ke sang empu.

"Berikan obat dan vitamin terbaik untuk Freya."

"Baik, Pak Devan."

Setelah memastikan Arman melakukan apa yang dimintanya, Devan kun mengakhiri panggilan. Arman terpaksa mengganti resep yang diberikan sesuai perintah Devan. Selesai memberikan resep, dokter Arman pun berpamitan. Freya menghubungi Wawan, meminta tolong pada pria itu untuk menebus obat.

***

Mina pulang dalam keadaan lemah, lesu dan tak bertenaga. Energinya sudah habis menghadapi Devan yang banyak maunya. Tadinya dia berencana untuk berhenti dan kembali ke divisinya besok. Namun ternyata Devan memintanya menjadi sekretaris pengganti sampai Freya kembali bekerja. Freya yang sedang duduk sambil menonton televisi melihat heran pada Mina yang nampak lesu.

"Kenapa?"

"Bos kamu sadis banget. Mana aku bakal jadi pengganti kamu selama kamu libur. Kamu jangan lama-lama sakitnya. Kalau bisa besok udah masuk. Sekarang udah baikan kan?"

Tidak ada jawaban dari Freya, gadis itu kembali melayangkan pandangannya ke layar datar di depannya. Mina langsung masuk ke dalam kamar. Gadis itu ingin segera membersihkan tubuhnya. Siapa tahu kondisinya sedikit bugar setelah terkena guyuran air.

Freya masih asik melihat tayangan Boboiboy di televisi. Namun keasikannya terusik ketika mendengar suara bel. Dengan malas gadis itu bangun dari posisinya. Dia segera membuka pintu unit apartemennya. Freya hanya melongo ketika melihat Devan berdiri di hadapannya dengan membawa bungkusan di tangannya.

"Pak Devan.."

***

Besok aku libur🤗

1
⒋ⷨ͢⚤💕ιᷨмᷝαͧѕͤ💕Ꮶ͢ᮉ᳟🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦
ya ampun frey perhatian nya pake bgt... udah kamu ikutan tidur aja di samping devan, devan gk akan marah kok
🥰Siti Hindun
semoga kamu lekas mendapatkan pasangan yg baik ya, Mina..
senang deh lihat kalian akur kek gini
⒋ⷨ͢⚤💕ιᷨмᷝαͧѕͤ💕Ꮶ͢ᮉ᳟🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦
cieeee yang khawatir
Hambali Parfum
hahaha ,,freya dkerjain sm devan cs,, awal baru tidur stu kmar dn satu rnjng, smoga devan cpt mngkui perasaannx
⒋ⷨ͢⚤💕ιᷨмᷝαͧѕͤ💕Ꮶ͢ᮉ᳟🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦
perhatian bgt frey..
Desmeri epy Epy
lanjut thor dobel up dong thor
Maria Kibtiyah
wwkwkw kerjaan devan pasti tuh listrik mati
🍃gιмϐυℓ 📴
Ternyata modusnya masih tetep lanjut ya 😄😄😄 gpp deh, mudah2qn Freya cepet2 berubah pikiran & batalin perjanjian 😂😂😂
Hafid Ain
Devan pengikut ide Ega sejati ... 😁 pelan-pelan saja kak author .. banyakin istirahat ..
yumna
seneng ya liat mina m freeya akur bgni....mudah"n km dpt jdoh yg baek min...mina ya ampun ternyta dy pgn bantuin freeya biar jdi istri yg seutuhnya ya.....ega dan ganjr idenya boleh jga tuh....ngmg"yng matiin listrik siapa....?
yumna
devan menang bnyak yaa
yumna
coba ngmg baek"free pasti dgn snang hati devan batln
Lila
thanks Mina ..dah kerjasama sma Ega cs,,jd tmn curhatnya Freya plus informan buat ega/Smile/
Raffasya@aimaria1203
😂 c devan masih bisa modus lgi sakit jg,
Boa kerjaan c devan matiin listrik meh c frey pindah 🤭
Gpp mak mksh udh nyempetin up walopn lgi kurang sehat 🙏 segera pulih ya mak 🤲🥰
partini
hadehhh bener" bisa di andalkan mereka
Mitha Ali
♥️♥️♥️♥️♥️♥️
anonim
naahhh lo Freya kau mesti waspada sama mamangmu yang minus akhlak itu
Karyati yati
Aamiin,,cepet sembuh Thor....knp ya sekarang pa Devan JD banyak modus dan ada azch akalnya🤭❤️❤️😍😍
dewi rofiqoh
Semoga author lekas sembuh
⒋ⷨ͢⚤💕ιᷨмᷝαͧѕͤ💕Ꮶ͢ᮉ᳟🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦
dih dasar kirain tdr tadi.. enak ya dpt ciuman dari freya..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!