Sequel
" Semerbak wangi Azalea."
" Cinta Zara."
" Sah."
Satu kata, tapi kata itu bisa berakhir membuatmu bahagia atau sebaliknya.
Zayn Ashraf Damazal akhirnya mengucap janji suci di depan Allah. Tapi mampukah Zayn memenuhi janji itu ketika sebenarnya wanita yang sudah resmi menjadi istrinya bukanlah wanita yang dia cintai?
Cinta memang tidak datang secara instan, butuh waktu dan effort yang sangat besar. Tapi percayalah, takdir Allah akan membawamu mencintai PilihanNya. Pilihan hati yang akan membawa mu menuju surga Allah bersama sama
" Kamu harus tahu bahwa kamu tidak akan pernah mendapatkan apa yang tidak di takdirkan untukmu." _Ali bin Abi Thalib.
" Perempuan perempuan yang baik untuk laki laki yang baik, laki-laki yang baik untuk perempuan perempuan yang baik pula." _ QS.An - Nur 26
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32 : Pemandangan indah
Satu jam lalu.
Pembantu rumah Magnolia menatap heran saat Aretha ikut berjalan di belakang Zayn dan turut ke lantai dua di mana kamar Zayn berada.
Mbok Yem terkekeh pelan. Wanita paruh baya itu sangat mendukung tuannya bisa akur dan hidup bahagia bersama sang istri.
Pertama kalinya semenjak menikah, mbok Yem melihat Aretha masuk ke dalam kamar Zayn. Jauh berbeda dengan tuan mudanya, ada hari di dalam seminggu, mbok Yem pasti memergoki Zayn yang mengendap endap masuk ke dalam kamar Aretha. Entah apa yang dia lakukan di kamar nona muda nya. Sesuai pengamatan mbok Yem, Zayn bisa betah berjam jam di dalam sana.
" Ini kemajuan yang luar biasa, Haruskah aku melapor pada nyonya besar?" Gumam mbok Yem yang sudah mengeluarkan jiwa pengintainya.
" Ah,,sebaiknya jangan dulu. Tunggu sampai aku benar benar yakin jika memang tuan muda sudah membawa nona untuk tidur bersamanya." Tambah nya.
Sembari menyapu, mbok Yem mulai membayangkan apa yang sedang di lakukan Zayn berdua dengan Aretha.. " Dasar anak muda, buat iri saja." Ucapnya tertawa renyah.
Suara bel berbunyi menghentikan aktifitas mbok Yem.
" Siapa yang datang malam malam begini?" Gumamnya.
Namun tak urung mbok Yem pun berjalan ke arah pintu utama dan membukanya.
Kening mbok Yem mengernyit.
" Maaf nona, anda siapa?"
" Pembantu sialan, andai kau tau kalau yang harusnya tinggal di sini , kau tidak akan bertanya kasar padaku." Kanaya membatin.
Kanaya memasang senyum palsu nya.
" Aku kakaknya Aretha, boleh aku masuk?"
Mbok Yem memperhatikan dari kaki sampai kepala. Ya, memang ada sedikit kemiripan tapi nona mudanya jauh lebih cantik dan anggun.
" Maaf nona, silahkan tunggu di sini." Ucap mbok Yem mempersilahkan Kanaya duduk di kursi tunggal.
Setelah itu, mbok Yem menutup pintu dan berjalan ke kamar Zayn.
Kanaya terus mengumpat setelah mbok Yem menyuruhnya duduk. Bukannya apa, mbok Yem tidak membiarkan Kanaya masuk ke dalam, mbok Yem menyuruh Kanaya menunggu di luar tepatnya di teras rumah. Yang membuatnya semakin kesal adalah udara yang cukup dingin dengan angin yang berhembus lumayan kencang hingga dia harus mendekap tubuhnya sendiri karena kedinginan.
" Pembantu tidak tau adat!" Ujarnya penuh emosi.
Terlepas dari amarahnya itu, Kanaya menatap sekeliling rumah Zayn.
" Rumah ini sangat mewah, Retha....kau harus melepas Zayn untuk ku. HARUSS!!"
Mbok Yem mondar mandir di depan kamar Zayn. Jujur, dia segan untuk mengetuk pintu. Tuan mudanya sedang bersama sang istri, terlebih mereka baru pulang dari rumah sakit tentu tidak memungkinkan untuk menerima tamu. Sekarang juga sudah malam. Mbok Yem menaruh curiga pada wanita yang mengaku sebagai kakak Aretha. Dia terlihat tidak cukup baik dari sisi kepribadian nya.
" Aku ketuk atau tidak ya,,,,Tapi nanti wanita itu memang ada perlu dan tidak bisa di tunda. Biarlah."
" Saya minta maaf tuan." Batinnya lalu memberanikan diri mengetuk pintu kamar Zayn.
Beberapa menit menunggu, akhirnya Zayn membukanya.
" Ada apa mbok?"
" Di bawah ada tamu tuan, dia mencari nona muda."
" Siapa?"
" Dia tidak menyebut nama, hanya mengatakan jika dia kakaknya nona muda."
" Suruh dia pulang, katakan padanya untuk datang besok jika ada perlu . Ini juga sudah malam. Aku lelah." Kata Zayn kesal.
Pintu kembali tertutup.
" Apa ku bilang. Pasti ada sesuatu. Perlakuan tuan muda sangat jauh berbeda saat tuan Aryan datang. Padahal tuan Aryan justru datang lebih malam dari ini, tapi tuan Zayn menerimanya." Mbok Yem menghela nafas kasar." Nasib baik aku tidak menyuruhnya masuk ke dalam. Kau memang pintar Yem...hehehehe." Mbok Yem memuji dirinya sendiri.
Mbok Yem membuka pintu. Kanaya sudah berdiri dan siap masuk ke dalam rumah mewah yang dulu pernah di tinggali Abi Adam dan umi Aza sebelum pindah ke rumah utama.
" Makasih bi." Ucapnya lalu berjalan dan berdiri depan pintu bersiap masuk. Tapi sayang, mbok Yem menghalangi langkah Kanaya. Untungnya , mbok Yem tidak membuka pintu lebar lebar.
" Maaf nona, tuan dan nona sedang istirahat, anda bisa datang lagi besok ."
" Apa kau bilang? Hei..aku ini kakak kandungnya Aretha. Jangan macam macam ya!!" Ancam Kanaya.
" Iya, saya sudah tau nona, anda tadi memperkenalkan diri dengan menyebut jika anda kakak dari nona muda saya, tapi...tuan dan nona tidak bisa di ganggu. Tuan dan nona sedang beristirahat."
" Siapa..Apa Aretha yang melarang mu menerima kedatanganku?"
" Bukan, tuan Zayn yang menolak nya."
" Sial..." Umpat Kanaya dalam hati.
" Ini sudah malam, apa dia tega membiarkan ku pulang sendiri? Aku ini seorang wanita." Kanaya masih mencoba memakai segala cara agar bisa masuk ke dalam rumah Zayn.
Mbok Yem menunjuk ke halaman. " Anda ke sini naik itu kan? Berarti anda bisa pulang sendiri mengunakan mobil mewah anda kembali, nona."
Skak mat...
Kanaya tidak bisa lagi mengelak.
Dengan wajah penuh amarah, dia pergi meninggalkan rumah Zayn.
Kanaya membanting pintu mobilnya dengan keras.
" Pembantu kurang ajar,, awas kau. Kalau aku sudah kembali bersama Zayn. Aku akan menendang mu keluar dari sana!!" Kanaya terus mengumpat untuk mengurangi kekesalannya.
*
*
Sementara itu, di dalam kamar.
Setelah Zayn bangkit dan membuka pintu yang di ketuk , Aretha pun melompat dan segera masuk ke kamar mandi.
Wanita cantik itu terduduk lemas di atas lantai setelah mengunci pintu kamar mandi. Jantungnya berdetak cepat layaknya pelari maraton yang baru saja finish di garis akhir.
Wajahnya memanas seperti sedang demam. Karena itu, untuk mengurangi rasa panasnya, Aretha meletakkan telapak tangannya di kedua pipinya. Seluruh tubuhnya bereaksi aneh, jantungnya berdebar tidak beraturan, wajahnya memanas dan tangannya jadi dingin sedingin es. Semua itu dia rasakan bersamaan membuatnya jadi kesulitan.
" Aku kenapa? " Gumamnya sambil meraba bibirnya yang terasa kebas karena Zayn tidak mau berhenti menciumi nya.
Zayn kembali setelah menyuruh mbok Yem mengusir tamu yang datang tidak di undang.
Dia menatap tempat tidur yang sudah kosong, padahal baru beberapa detik lalu dia meninggalkan wanita cantik dengan wajah malu di sana.
Kini wanita itu menghilang, dan dia tidak perlu mencarinya. Karena sudah bisa menebak ke mana gadisnya itu pergi.
Dengan senyum sumringah, Zayn kembali ke tempat tidur, menyandarkan tubuhnya di sana menunggu sang istri keluar dari tempat persembunyian sembari bermain ponsel.
Beberapa menit berlalu, akhirnya Aretha keluar juga.
Perasaan malu dan risih nampak jelas dari wajahnya saat bersitatap dengan Zayn.
Zayn terus memperhatikan langkah Aretha hingga wanita itu kini bersiap membuka pintu.
" Mau ke mana? "
Aretha berhenti, suara Zayn meski terdengar lembut tapi bagi Aretha seperti suara petir yang mampu membuatnya terkejut bukan main.
" Ke.. ke kamar. "
" Kamar yang mana? "
" Di bawah. "
" Siapa yang menyuruhmu ? "
" Ti.. tidak ada. Tapi kan memang kamar ku di sana. "
" Sekarang tidak lagi, kamu akan tidur di sini... bersamaku. "
Jleb...
Tanpa sadar, Aretha mundur beberapa langkah ke belakang. Tubuhnya kehilangan keseimbangan.
" Kenapa? Kamu tidak mau?"
" A..aku..." Aretha tergagap.
Niatnya ingin menolak, tapi status mereka tentu bisa membatalkan niatnya itu.
Zayn bangkit dan menghampiri Aretha.
" Kalau kamu tidak mau tidur di sini, baiklah." Ujar Zayn sembari melipat kedua tangannya di dada.
Seketika Aretha tersenyum. Akhirnya dia bisa selamat.
" Benarkah?"
" Ya, aku pikir kamu tidak nyaman tidur di kamar ini, jadi aku memutuskan untuk pindah ke kamar bawah dan tidur di sana bersama mu. Bagaimana? Tawaranku cukup bagus bukan ?" Tanya nya tersenyum jahil.
" A..apa? Tidak, jangan." Jawab Aretha menggelengkan kepalanya dan menolak ide Zayn yang dia anggap gila.
Kening Zayn mengernyit.
" Lalu apa maumu?"
" Seperti sebelumnya saja, mas. Mas di sini dan aku di bawah."
" Aku tidak mau. Kamu hanya punya dua pilihan, tidur di sini bersamaku atau aku yang ke kamar bawah dan tidur bersamamu.
Aretha terperangah.
" Pilihan macam apa itu?" Batinnya tidak percaya dengan kelakuan Zayn.
" Cepat putuskan,, aku mengantuk." Katanya tidak sabaran.
Aretha berpikir cepat, bagaimana caranya dia mengelabui pria ini agar malam ini, mereka tidak sekamar dan tidur di ranjang yang sama.
" Ba..baiklah, aku akan tidur di sini."
" Bagus, pilihan yang tepat."
" Tapi aku harus ke bawah dulu, aku mau ganti baju."
" Mau aku temani?"
Aretha menggeleng. " Tidak usah."
" Baiklah, tapi jangan lama lama."
Aretha membuka pintu dan keluar dengan nafas lega.
Setengah berlari, Aretha menuju kamarnya.
Di dalam sana, dia mulai mondar mandir sambil menggigit kuku kukunya. Jujur, dia belum siap.
Lima menit, sepuluh menit, hingga satu jam, Aretha tak kunjung keluar dari dalam kamar.
Zayn gelisah dan mulai kesal.
" Berani sekali dia membohongi ku!" Zayn mendengus.
" Baiklah, aku mau liat sampai di mana keberanian mu ! "
Zayn berjalan tergesa menuruni anak tangga menuju kamar Aretha.
Tanpa mengetuk, Zayn membuka pintu itu.
Dan....
" Kenapa lama se....kali?" Kalimatnya jadi susah terselesaikan.
Deg....
Netra Zayn membulat sempurna. Nafasnya sulit dia atur, apalagi jantungnya, jantungnya seperti sedang mengadakan pagelaran drumband, dentumannya sampai terasa di telinga.
" Mas....."
...****************...
ini kalo Zayn sachet ga jadi² kebangetan sih, di serang mulu tiap mlm sama pagi Aretha nya 🤣🤣
mau penjelasan apa lagi kamu dari aretha. sudah ya, nikmatin saja sekarang kebersamaan kalian dengan bahagia.
up yg banyak thor