BANYAK TYPO. HARAP MAKLUM INI NOVEL PERTAMA SAYA. NGGAK ADA WAKTU BUAT REVISI 🙏
Miranda Arrabella seorang gadis cantik dan memiliki karir yang bagus di bidang fashion.
Karyanya sering memenangkan beberapa penghargaan bergengsi di kota Paris.
Miranda memiliki seorang saudara kembar yang bernama Mirabel.
Dengan maksud menghadiri pernikahan saudara nya itulah akhirnya mempertemukan ia dengan Mathew Benigno.
Mathew Benigno, adalah tunangan saudaranya Mirabel.
Dihari pernikahan mereka, tiba-tiba Mirabel pergi tanpa pesan apapun.
Atas kesepakatan keluarga, Robin memutuskan sepihak bahwa Miranda yang akan menggantikan saudara nya menikah dengan Mathew Benigno. Keputusan Robin diterima oleh pihak Mathew.
Bagaimana kelanjutan hubungan Miranda Mathew, apakah mereka bisa bertahan dengan pernikahan yang dilakukan dengan terpaksa ?
Ikuti terus kelanjutannya 🙏
WARNING
CERITA INI UNTUK ***+
BIJAKLAH DALAM MEMBACA !
.
CERITA I
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERUSAHA MEMAHAMI
Seorang pelayan diminta Mathew mengantar Miranda ke kamarnya di lantai tiga mansion tersebut.
Mathew membalikkan badannya dan pergi entah kemana, Miranda hanya menatap punggung Mathew menjauh darinya
Mata Miranda menatap sekeliling ruangan tempat ia berdiri. Ia terkagum-kagum dengan isi mansion Mathew yang dihiasi oleh barang-barang mewah dan berkelas.
"Ternyata selera laki-laki itu boleh juga", gumam Miranda. Tanpa sadar ia tersenyum, membayangkan wajah Mathew yang dingin dan kaku.
Mata Miranda berjalan ke depan bingkai berukuran besar diruang tersebut, memperhatikan lukisan wajah Mathew dengan intens. Mata tajam, dengan netra coklat, tampak rahang keras menambah ketampanan Mathew. Miranda sesaat terpanah menatap lukisan laki-laki yang sudah sah menjadi suaminya yang begitu sempurna.
"Laki-laki menyebalkan itu benar-benar sempurna", gumam Miranda tanpa sadar.
"Maaf nona, mari saya antar ke kamar anda".
Seorang pelayan menginterupsi lamunan Miranda. Miranda menganggukkan kepalanya dan mengikuti pelayan tersebut masuk ke lift.
Tidak butuh waktu yang lama untuk sampai kelantai tiga.
Melihat lantai tiga mansion Mathew, Miranda kembali dibuat terkagum-kagum dengan kemewahan yang ada didepan matanya.
Pelayan berhenti didepan pintu dengan pilar menjulang megah, pelayan tersebut membuka pintu itu dan mempersilakan Miranda masuk.
"Ini kamar nona".
Lalu ia berjalan ke dalam dan menuju keruangan lain yang ada dikamar itu.
"Tunggu...
"Iya nona?", pelayan itu menoleh kebelakang menatap hormat Miranda.
"Apakah suamiku tidur dikamar ini juga?", tanya Miranda absurd.
Miranda merasa konyol dengan pertanyaan nya tersebut.
"Maksud ku apakah ini kamar Mathew?".
Pelayan itu mengerti dengan maksud perkataan Miranda, ia tersenyum.
"Bukan nona, kamar tuan Mathew persis disebelah kamar ini".
Miranda lega mendengar nya, artinya ia tidak tidur satu kamar dengan laki-laki dingin dan kaku itu.
"Mari saya tunjukkan ruangan yang ada dikamar ini", Ucap pelayan menghentikan lamunan Miranda, langkah kaki nya diikuti Miranda.
Kamar luas nan mewah itu, terdapat tempat tidur berukuran king size, yang tentunya akan membuat tubuh Miranda betah berlama-lama rebahan disana.
Kemudian pelayan mendorong koper Miranda ke ruangan lain yang ada dikamar tersebut. Miranda tahu itu walk in closet dan ruang wardrobe.
Miranda berdecak kagum, ia membuka pintu lemari-lemari.
Sampai kedua matanya menangkap sesuatu yang janggal.
Pakaian-pakaian bermerk sudah tersusun rapi di dalamnya.
Miranda membuka lagi pintu yang wardrobe yang lain, mata nya terpaku menatap perhiasan-perhiasan mahal tertata rapi disana. Bahkan tas dan sepatu branded tidak ketinggalan sudah tertata dengan sangat rapi.
Miranda menjerit pelan saat melihat barisan lingerie tipis sudah tergantung di wardrobe yang lain.
"Apakah semua ini milik Mirabel?", batin Miranda.
"Maaf nona, apakah nona ingin saya yang menyusun pakaian nona yang ada di koper?", tanya pelayan menghentikan lamunan Miranda.
"Ohh, tidak! terimakasih".
"Kamar mandi nya ada di sebelah sini nona", pelayan menunjukan kamar mandi yang menyatu dengan walk in closet.
"Apa ada yang ingin nona tanyakan?".
"Tidak. Terimakasih kau sudah sudah membantu ku".
"Ehm tunggu, nama mu siapa?", tanya Miranda menatap pelayan yang terlihat masih muda itu.
"Ohh iya, maaf nona saya belum mengenalkan diri, nama saya Lilian, saya yang akan bertugas mengurusi kebutuhan anda. Jangan sungkan jika anda memerlukan sesuatu. Nona bisa langsung menekan tombol yang ada di nakas yang langsung terhubung dengan saya", ujar Lilian tersenyum dan membungkukkan badannya.
"Baik Lilian, untuk saat ini tidak ada yang saya butuhkan, kamu boleh beristirahat", balas Miranda sambil tersenyum ramah.
"Baik nona, kalau begitu saya permisi dan selamat beristirahat nona". Lagi-lagi Lilian membungkuk kan badannya dan berlalu keluar kamar Miranda.
Miranda tersenyum melihatnya.
Ia menarik nafas dalam-dalam. Ia ingin membersihkan diri yang terasa lengket dengan gaun pernikahan yang masih melekat ditubuhnya.
"Huhh, bagaimana aku membuka gaun yang menyulitkan ini?", ujar Miranda kesal karena sudah beberapa kali berusaha membuka resleting gaun pengantin yang melekat di tubuhnya tapi tetap gagal.
"Hidupku benar-benar sial", gerutunya.
...***...
LIKE DAN VOTE 🙏
*
YUK BACA JUGA:
MARRIAGE AGREEMENT
MENJADI YANG KEDUA
AIR MATA SCARLETT
FIRST LOVE LAST LOVE
SERPIHAN HATI ELLENA