NovelToon NovelToon
My Sweet Lecturer

My Sweet Lecturer

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:17.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: Alfiana

"Menikahlah dengan saya, Alara." Ucap Alderio seraya menggenggam tangan Alara.

Alara Sinta Pramudito, seorang mahasiswa tingkat akhir yang memiliki wajah cantik dan sangat manis harus rela melepas kegadisannya akibat kejadian satu malam yang tidak disengaja.

Kejadian yang enggan untuk diingatnya itu justru tidak direstui takdir, ia kembali dipertemukan dengan sang pria sebagai dosen pembimbingnya.

Alderio Gautam Haiyan, pria tampan dengan sejuta pesona yang berprofesi sebagai seorang dosen di universitas bergengsi di kotanya.

Tak menyangka akan bertemu kembali dengan wanita yang menjadi pasangannya malam itu apalagi sebagai mahasiswanya.

Sifat Alara yang tidak menye-menye dan spontan berhasil membuat sosok Alderio jatuh dalam pesonanya.


Lantas bagaimana kisah keduanya???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Alderio

Alara melompat dari tempat tidurnya saat merasakan mual yang teramat, ia berlari masuk ke dalam kamar mandi dan memuntahkan cairan bening lagi dan lagi. Kepalanya kembali pusing, perutnya melilit dan mual yang kian bertambah.

Tanpa Alara ketahui, sang Mama masuk ke dalam kamarnya dan melihat dirinya tengah muntah-muntah.

"Astaghfirullah, Ara. Nak!! Kamu kenapa?" tanya Mama Dania mendekati putrinya.

Alara panik, ia menatap sang Mama yang tampak khawatir padanya. Ia melarikan pandangannya, otaknya berusaha bekerja untuk mencari jawaban apa yang akan ia berikan pada sang Mama.

"Ma, aku tidak apa-apa. Mungkin hanya– uwekk …" ucapan Alara terhenti saat mual-mual kembali dirasakannya.

"Alara, kamu sakit. Mama panggilkan dokter 'ya, tunggu disini ya Sayang." Tutur Mama Dania hendak pergi namun dicegah oleh Alara.

"Jangan, Ma. Aku nggak apa-apa kok, mungkin cuma mual biasa aja." Cegah Alara, ia tentu tidak mau mengambil resiko dengan memeriksa keadaanya ke dokter.

"Nggak apa-apa gimana sih, Ra. Kamu tuh, ayo turun dan sarapan." Ajak Mama Dania memapah Alara keluar dari kamar mandi.

"Ma, aku akan turun setelah bersih-bersih dan ganti baju, aku ada janji dengan Reina untuk pergi ke toko buku." Ucap Alara pelan.

Mama Dania menghela nafas, ia menyeka keringat di dahi Alara lalu mengangguk.

"Ya sudah, tapi ingat! Setelah itu turun dan sarapan." Ucap Mama Dania memperingati.

"Iya, Ma." Sahut Alara manut.

Setelah kepergian Mama Dania, Alara menutup pintu kamar bahkan menguncinya, ia duduk di lantai dengan perasaan berkecamuk, Alara semakin panik, ia berada diambang kebimbangan. Ia tak mau menikah dengan dosennya itu, tapi ia juga tidak mau jika sampai hamil tanpa suami.

"Nggak, aku nggak mungkin hamil. Ini pasti hanya sakit biasa saja." Gumam Alara menyeka air matanya.

Alara beranjak dari duduknya, ia segera mandi dan berganti pakaian untuk bersiap menemui Reina di Mall, mereka berdua sudah janjian akan pergi ke toko buku.

Setelah rapi, Alara keluar dari kamar nya, tak lupa ia membawa tas selempang miliknya. Alara melangkah menuruni satu persatu anak tangga, ia hendak pergi ke ruang makan, namun tak sengaja telinganya menangkap suara kedua orang tuanya yang sedang bicara dengan seseorang.

"Mama dan Papa terima tamu jam segini, bukankah ini masih terlalu pagi." Gumam Alara melirik jam yang melingkar cantik di tangannya.

Alara penasaran, ia yang awalnya hendak sarapan kini malah pergi ke ruang tamu. Sesampainya disana, mata Alara rasanya ingin copot saja melihat siapa yang datang ke rumahnya pagi-pagi.

Nafas Alara memburu, ia menatap kedua orang tuanya lalu beralih menatap dosen yang sedang ia hindari selama beberapa hari.

"Pak Al, anda sedang apa di rumah saya?!!" tanya Alara dengan nada begitu tinggi.

Mama Dania dan Papa Wahyu bangkit dari duduknya, mereka terkejut melihat Alara berani membentak dosen nya sendiri.

"Ara, kenapa bicara begitu. Dia dosen kamu loh!" tegur Mama Dania.

"Iya, Sayang. Kenapa kamu membentaknya begitu?" tanya Papa Wahyu dengan nada masih terkejut.

Alara tak menjawab, ia tatap wajah dosen yang menyebalkan itu dengan penuh amarah dan kebencian. Sementara yang ditatap hanya menunjukkan wajah tenang, bahkan tersenyum dengan begitu hangat.

Alderio bangkit dari duduknya, ia menatap dalam ke arah Alara yang tampak berkaca-kaca antara ingin menangis dan marah.

"Alara, bisa kita bicara berdua?" pinta Alderio dengan sopan.

"Nggak! Pergi dari rumah saya sekarang juga dan jangan pernah kembali datang kesini." Tolak Alara masih dengan nada membentak.

"Ara!!" tegur Mama Dania tak kalah tinggi.

Alara menatap sang Mama dengan mata berkaca-kaca, air matanya meluruh begitu saja mendengar bentakan sang Mama. Ia tak berkata apapun, sambil menangis Alara keluar dari rumahnya.

"Alara, Nak!!" panggil Papa Wahyu namun tak dihiraukan oleh Alara.

"Tenang, Tuan. Biar saya yang bicara dengan Alara, sebentar ya." Pamit Alderio kemudian segera keluar menyusul Alara.

Alara masih menangis, ia menekan tombol pengunci mobilnya agar terbuka, baru saja pintu mobil dibuka, namun sudah kembali tertutup akibat kedatangan Alderio yang mengejarnya.

"Jauh-jauh dari saya, Pak. Saya benci dengan anda!!" pinta Alara berusaha mendorong Al menjauh.

"Alara, cukup. Berhenti lari dari kenyataan dan menikahlah dengan saya!!" tegur Alderio berusaha menahan tangan Alara yang hendak memberontak.

Alara memberontak, ia berusaha untuk menampar wajah pria di hadapannya ini, namun gerakannya kalah cepat dengan Alderio yang langsung menangkap tangannya.

"Alara, menikahlah dengan saya." Pinta Alderio seraya menggenggam tangan Alara erat.

Alara tak menjawab, ia hanya bisa menangis dengan tubuh yang perlahan merosot ke tanah. Alderio sigap menahan kedua bahu wanita cantik itu, ia menangkup wajah cantik Alara lalu ia tatap dengan begitu lekat.

"Alara, kamu harus menikah dengan saya." Bisik Alderio tepat di depan wajah Alara.

Alara menggeleng, ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. "Saya nggak mau, Pak." Lirih Alara dengan suara terisak.

"Kamu yakin tidak akan mengandung anak saya?" tanya Alderio sontak membuat Alara mengangkat wajahnya.

Alara terdiam, ia membalas tatapan Alderio dengan pedih. Ingatannya seketika mengarah pada kondisinya saat ini yang sedang mual muntah layaknya ibu hamil, bahkan sampai detik ini ia belum berani memeriksa keadaanya karena tak mau mendengar kenyataan pahit.

Alara hendak berucap, namun bibirnya terkatup saat suara teriakan tegas begitu menggema di area rumahnya.

"ALARA!!!!"

SIAPA TUH YANG TERIAK????

To be continued

1
Nora Jay
tq author.
Mazlina Masdar
Luar biasa
Rohana Nana
ak mampir lg untuk yg ke 3 Thor...critanya sru g ngebosenin KLO bcanya...sukses trus ya kryanya
Noul
Luar biasa
Noul
Lumayan
Tri Murti
Luar biasa
Tri Murti
Lumayan
Ida Rodiah
Luar biasa
Raiza Faraiza
kok kayak ke sindir ya 😭😅
Raiza Faraiza
😭😭
uukais
mereka awas klu nyakiti alara ya
lailitq
Luar biasa
nuraeinieni
aq mampir thor
Mariani
Buruk
Lina Suwanti
kasihan Mika JD korban keegoisan kakaknya
Lina Suwanti
mampir kak,, penasaran sm judulnya kayak drama seri di WeTv kisah mahasiswi yg menikah dgn dosennya diperankan Prilly n Reza ya walaupun ga pernah nonton cuma lht klo lwt di beranda FB
anisa f
lebai amat
Long Kali
Buruk
EsTefaYe
bayi gorila...,item donk??
EsTefaYe
akhirnya menantu tertua jd yg pertama & anaknya jd cucu pertama juga/CoolGuy/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!