Mayra begitu bahagia dijodohkan dengan pria pilihannya, akan tetapi harapannya dicintai harus pupus dan kandas. Rayyan Atmadja sangat membenci Mayra namun dirinya enggan untuk melepaskan.
Apakah Mayra mampu mempertahankan dan membuat Rayyan mencintainya atau Mayra lama-lama menjadi bosan lalu meninggalkan pria pilihannya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 - Kembali Bersama Rayyan
Rayyan membawa anak dan istrinya ke rumah yang pernah ia tempati sebelum Mayra kabur meninggalkannya. Rama tampak begitu senang, ia melompat kegirangan.
"Rumah kita sekarang luas, Ma!" teriak Rama bahagia.
Mayra tersenyum tipis.
"Apa kamu tidak suka kembali ke sini?" tanya Rayyan pelan tepat di samping telinga Mayra, ia berbicara dengan nada begitu agar Rama tak mendengarnya.
"Suka, Mas!" jawab Mayra tanpa senyuman.
"Papa, apa di rumah ini ada kolam renang?" tanya Rama.
"Ada, Nak!" jawab Rayyan.
"Aku ingin melihatnya, ayo tunjukkan padaku!" Rama menarik tangan ayahnya dan Rayyan tak dapat menolaknya.
Selang 10 menit kemudian, keduanya menghampiri Mayra yang duduk diam di ruang tamu.
"Mama, aku suka rumah ini!" ucap Rama dengan semangat.
"Iya, Nak!" lirih Mayra.
"Rama, kamar kamu ada di lantai atas. Papa sudah membelikan mainan yang banyak, pergilah!" ucap Rayyan. Ia lalu menyuruh salah satu pelayan mengantarkan dan menemani Rama ke kamar.
Rama dengan semangat melangkah menuju kamarnya.
"Mayra, dari tadi aku melihatmu selalu diam. Apa aku ada salah?" tanya Rayyan duduk di sebelah istrinya.
"Aku hanya trauma saja," jawab Mayra.
"Aku tidak akan berbuat kasar kepadamu, aku mengakui kemarin sikapku begitu buruk," ujar Rayyan dengan sungguh-sungguh.
"Mama Mas Rayyan sangat tidak menyukaiku, apa mungkin kita dapat menjalankan rumah tangga seperti orang-orang lainnya?"
"Jangan pernah menghiraukan ucapan mama!" kata Rayyan.
"Dia menyuruh kami pindah saja sudah menunjukkan secara nyata jika memang tak menyukai aku dan Rama," ucap Mayra menatap Rayyan.
"Aku dan Oma Salsa akan bicara kepadanya," janji Rayyan.
"Aku tidak mau hubungan kalian antar anak dan ibu hancur karena aku dan Rama," ujar Mayra.
"Itu tidak akan terjadi," ucap Rayyan.
"Bagaimana jika Mama Citra masih mengancam aku dan Rama?"
"Bicaralah padaku, aku akan menegurnya!"
Mayra tampak sedikit lega karena Rayyan memberikan perlindungan kepadanya.
Sekitar 20 menit kemudian, Rama turun dari lantai atas. Ia menghampiri kedua orang tuanya lalu berkata, "Mama, aku lapar!"
"Mama akan memasakkan telur ceplok!" Mayra lantas berdiri dari tempat duduknya.
"Tidak usah memasak, Mayra!" cegat Rayyan. "Aku sudah memesan makanan untuk kita dan para pelayan!" lanjutnya.
"Papa beli cumi goreng untukku lagi?" Rama menatap ayah kandungnya.
Rayyan mengangguk mengiyakan.
"Asyik, makan cumi goreng!" teriak Rama girang.
Selang 15 menit makanan yang dipesan Rayyan pun tiba. Mereka duduk di ruang makan bersama 3 orang pelayan yang membantu membereskan serta membersihkan rumah tak lupa juga seorang sopir pribadi. Mereka menyantap hidangan dengan sangat lahap. Hal ini pertama terjadi karena biasanya Rayyan enggan semeja dengan para pekerjanya.
Selepas makan siang, Rama menarik tangan Rayyan mengajak sang ayah bermain bersama. Dengan senang hati Rayyan pun melayaninya. Sementara Mayra melihat aksi keduanya dari kejauhan.
Sejam berlalu dan lelah bermain, Rama mulai menguap dan Mayra menghampirinya kemudian berkata, "Ayo tidur!"
"Aku mau tidur dengan Papa, Ma!" kata Rama.
"Dengan Mama saja!" bujuk Mayra.
"Aku mau Papa!" tegas Rama.
"Biar aku saja yang menidurkannya!" Rayyan menawarkan diri.
Mayra terpaksa mengiyakan.
-
Malam harinya, selepas makan Rama mengajak Rayyan melihat bintang dari atas balkon rumah. "Papa, aku belum pernah senang seperti ini!"
"Memangnya kamu tidak senang dengan mama dan nenek?"
"Aku senang dan sayang mereka, cuma hari ini keinginan aku terwujud. Aku selalu berdoa agar Tuhan memberikan aku rumah yang besar dan mempunyai mobil. Sekarang aku sudah mendapatkannya, itu artinya doa aku terkabulkan!" tutur Rama panjang lebar.
"Rama, maafin Papa, ya!" kata Rayyan. "Seharusnya Papa mencari kamu dari dulu," lanjutnya.
Rama tersenyum mengangguk mengiyakan.
"Selama Papa jauh dari kalian, apa ada pria lain yang datang mendekatinya?"
"Cuma Paman Radit saja, tapi dia suka sama Bibi Lanny."
"Dari mana kamu tahu jika Paman Radit menyukai Bibi Lanny?" Rayyan penasaran.
"Paman Radit sendiri yang mengatakannya, waktu itu saat kami makan es krim berdua. Paman Radit sangat baik, Pa. Dia sering memberikan aku mainan dan makanan," jelas Rama.
Setelah mengobrol dengan Rama dan anak itu juga telah mengantuk, Rayyan lalu membawanya ke kamar kemudian menidurkannya.
Dari kamar Rama, Rayyan melangkah ke kamarnya. Tampak Mayra duduk di atas ranjang seraya memainkan ponselnya. "Kamu belum tidur?"
"Aku tidur di sofa saja."
"Memangnya kenapa dengan ranjangnya? Apa terlalu kecil?" tanya Rayyan.
"Tidak," jawab Mayra tanpa menatap.
"Aku tidak akan memaksamu malam ini," ucap Rayyan membuat Mayra seketika mendongakkan kepalanya dan menatap tajam dirinya.
"Memang sangat sulit untuk membuat kita akrab dan dekat, tapi setidaknya seranjang berdua mampu membuat kita mengobrol bersama. Walau sebelumnya kita sangat jarang sekali mengobrol dari hati ke hati," tutur Rayyan.
Mayra mengangguk paham.
Rayyan melangkah ke lemari pakaian, membukanya dan mengambil sesuatu dari dalamnya. Ia lalu berjalan mendekati Mayra, "Buat kamu!"
Salam kenal
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜