Serra Valentino. Gadis itu tidak pernah menduga jika hidupnya akan berubah 180° setelah dijebak oleh kakaknya. Serra melewati satu malam bersama pria asing dan kehilangan mahkotanya yang paling berharga. Namun Serra berada di kamar yang salah. Dia tidur bukan dengan pria hidung belakang yang telah disiapkan oleh kakaknya, melainkan seorang penguasa.
"Menikahlah denganku, aku akan membantumu untuk balas dendam!!"
Serra kemudian menikah dengan laki-laki asing itu. Dan dia membantunya untuk membalas dendam pada keluarganya. Lelaki itu membantu Serra menghancurkan orang-orang yang telah menghancurkan hidupnya. Namun seiring berjalannya waktu, rahasia besar pun terungkap jika sebenarnya Serra bukanlah putri kandung dari mereka yang selama ini dia anggap sebagai orang tuanya. Melainkan putri dari seorang wanita yang sangat kaya raya dan berpengaruh.
Lalu bagaimana hidup Serra setelah menikah dan menjadi istri seorang penguasa? Kebahagiaan atau penderitaan yang akan dia dapatkan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sangat Payah
Mafia, adalah sebuah organisasi yang menjalankan berbagai kegiatan ilegal secara kolektif dan terorganisir seperti produksi obat-obatan terl*rang, peretasan, sampai rumah bordil.
Mereka seolah-olah berada di kelas yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya, dan kelas khusus itu memang benar adanya.
Tidak punya kewarganegaraan namun bisa dengan mudah tinggal di suatu negara. Itulah ciri-ciri yang paling menonjol dari mafia.
Tidak seperti Yakuza dan Gangster yang memiliki tato sebagai tanda jika mereka memang ada, mafia zaman sekarang tidak punya rupa fisik buatan yang dapat membuatnya dengan mudah dikenali seperti tato dan tindikan.
Mereka cenderung berbaur dengan orang biasa namun memiliki kehidupan lain yang 180 derajat berbeda dengan apa yang dikenal orang sekitar. Bahkan profesi mereka sangat beragam untuk menutupi identitas gelap mereka sebagai seorang mafia.
Banyak diantaranya yang bekerja sebagai pegawai kantoran, ada pula yang mengabdikan dirinya pada negara dengan bekerja sebagai seorang guru. Dan hebatnya, tak seorang pun menyadari identitas mereka yang sebenarnya.
Meskipun terkenal berbahaya, namun tak semua mafia memiliki hati yang gelap dan Hitam. Karena ada satu anggota mafia yang memiliki hati seperti malaikat, mendirikan panti sosial untuk anak-anak yang kurang beruntung, dan juga untuk para lansia yang tak lagi diinginkan oleh keluarganya.
Dan lagi-lagi, identitasnya sebagai anggota mafia tak terendus apalagi diketahui oleh orang lain. Pria itu sangat menikmati kerannya sebagai seorang ayah bagi anak-anak itu, tentu saja tidak sendirian, dia dibantu oleh beberapa temannya sesama anggota mafia.
"Paman," seorang gadis kecil menghampirinya ketika dia sedang menyiapkan makan siang di dapur.
Lantas dia menoleh dan menatap gadis kecil bermata bulat itu. "Ada apa, Miku?" Tanya pria itu dengan lembut.
"Sekolah meminta uang bulanan agar segera dibayarkan, katanya sudah nunggak tiga bulan. Jika bulan depan tidak dibayar juga, maka Miku tidak boleh masuk sekolah lagi."
Pria itu menepuk keningnya sendiri. "Oh iya, Paman lupa. Baiklah, Minggu depan Paman akan pergi ke sekolah Miku untuk membayar uang bulanan itu." Ucapnya yang kemudian dibalas anggukan oleh Miku.
"Kak, sebaiknya minta bantuan pada Tuan saja. Aku yakin dia mau membantumu," ucap seorang pemuda memberi saran.
"Ya, aku memang berencana menemuinya malam ini. Karena memang hanya dia yang bisa membantu kita," jawabnya.
Tanpa diminta pun, dia pasti akan pergi menemui Tuannya itu untuk meminta bantuan, karena memang hanya dia yang bisa ia harapkan untuk keluar dari masalah ini.
Sebenarnya bukan hanya uang bulanan sekolah Miku saja yang belum dibayarkan, tetapi anak-anak yang lain juga. Karena sejak tiga bulan yang lalu, jumlah tabungannya mulai menipis.
-
-
Serra mematut dirinya di depan cermin. Tubuh rampingnya dalam balutan sebuah hanfu cantik berbahan sutera terbaik dengan sulaman benang emas yang membentuk sebuah motif bunga yang sangat indah. Dan itu adalah hanfu pemberian Lucas, yang merupakan milik mendiang ibunya.
"Bagaimana menurutmu, aku cantik tidak memakainya?" Ucap Serra meminta penilaian dari Lucas.
"Ya, dan kau mirip dengan putri kerjaan China zaman dahulu."
Serra memperhatikan dirinya di cermin sekali lagi, untuk memastikan apa yang Lucas katakan benar atau tidak. Jika dia cantik, secantik Putri kerajaan China zaman dulu."Apa benar aku secantik itu?" Tanya Serra memastikan.
"Ya," Lucas mengangguk membenarkan. Kemudian dia bangkit dari duduknya dan menghampiri Serra. "Lihat baik-baik dirimu di cermin. Bukankah kau terlihat sangat cantik,"
Serra menatap pantulannya sendiri dan Lucas yang berdiri dibelakangnya. Tiba-tiba jantungnya berdegup kencang karena jaraknya dan pria itu yang teramat sangat dekat. Saking dekatnya sampai-sampai Serra bisa merasakan hembusan nafas Lucas disekitar tengkuk lehernya.
"Bi..Bisakah kau mundur sedikit, posisi ini membuatku tidak nyaman." Ucap Serra setengah gugup.
Lucas tak menggubris dan justru semakin mengintimkan posisi mereka hingga tak ada jarak lagi. Tubuh Serra menegang merasakan kecupan-kecupan bibir Lucas di tengkuknya. Begitu basah namun juga terasa lembut.
"Eeemmpphhh..." Lengkuhan panjang keluar dari sela-sela bibir Serra ketika kecupan itu semakin turun hingga menuju bahu dan punggungnya. "Lu..Lucas, hentikan!!" Rancau Serra memohon.
Sentuhan-sentuhan bibir Lucas membuat Serra seperti mati rasa. Wajahnya memerah seperti kepiting rebus menahan hasrat dan gelora membara yang seperti membakar seluruh sel-sel dalam tubuhnya.
Dengan gerakkan lembut dan perlahan, Lucas memutar tubuh Serra hingga menghadap padanya. Dan sebuah ciuman lembut langsung menginvasi bibir ranumnya, disusul lum*tan dan kecupan yang menghanyutkan. Meskipun awalnya terkejut dengan apa yang Lucas lakukan, namun pada akhirnya Serra menerima ciuman tersebut.
Serra mengangkat kedua tangannya dan melingkarkan pada leher Lucas, dengan penuh keberanian, akhirnya wanita itu membalas ciuman sang suami yang semakin lama semakin menggila. Dan ciuman itu baru berkahir ketika Lucas merasakan pukulan ringan pada dada bidangnya. Serra sudah tidak sanggup lagi.
"Hah.. Hah.. Hah..." Nafas Wanita itu sedikit tersengal-sengal. Maklum saja, karena Serra memang belum terbiasa dengan hal-hal semacam itu meskipun usianya sudah 25 tahun. "Kau sengaja ingin membunuhku ya? Hampir saja aku mati kehabisan napas karena dirimu!!"
"Kenapa kau begitu payah, hm? Seperti yang tidak pernah berpengalaman saja!!"
Serra mempoutkan bibirnya. "Aku memang tidak berpengalaman sama sekali!!" Balasnya menimpali. Serra tidak terima dicibir seperti itu oleh suaminya. Dan yang Lucas katakan telah melukai perasaannya karena minimnya pengalaman dalam hal berciuman.
"Aku hanya bercanda, kenapa serius sekali." Ucap Lucas sambil menepuk kepala coklat Serra.
Perhatian keduanya terlaihkan oleh suara pada dering ponsel milik Lucas yang ada diatas nakas. Pria itu kemudian beranjak dan berjalan menuju tempat tidurnya, tanpa membuang banyak waktu Lucas segera menerima panggilan itu.
"Baiklah, besok siang saja kita bertemu di tempat biasa." Kemudian Lucas memutuskan sambungan telfonnya.
Serra menatap suaminya itu penuh tanya. Dia ingin bertanya pada Lucas siapa yang menghubunginya, akan tetapi hal itu Serra urungkan karena tak ingin melewati batasannya. Dan akhirnya Serra pun memilih diam tanpa bertanya apapun padanya.
"Aku akan membantu pelayan menyiapkan makan malam dulu." Ucap Serra yang kemudian dibalas anggukan oleh Lucas.
Serra meninggalkan kamarnya dan pergi ke dapur untuk membantu pelayan menyiapkan makan malam.
Meskipun tidak begitu mahir, namun Serra juga bisa memasak. Ya meskipun masakannya tak sesempurna para pelayan yang sudah berpengalaman cukup lama. Apalagi pelayan-pelayan di kediaman Lucas bukanlah orang sembarangan. Terutama di-bagian dapur.
Dan sebenarnya itu hanya alasan Serra saja untuk menutupi kegugupannya. Dia merasa malu sendiri karena kepayahannya dan kurangnya pengalaman dalam hal berciuman. Serra tak mau Lucas sampai mencibirnya lagi.
-
-
Bersambung.