NovelToon NovelToon
Pernikahan Satu Tahun

Pernikahan Satu Tahun

Status: tamat
Genre:Tamat / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:20.9k
Nilai: 5
Nama Author: wiwit rthnawati

Andara Mayra terpaksa menerima perjodohan dengan seorang pria yang sudah dipilihkan oleh ayahnya.

Namun dibalik perjodohan yang ia terima itu ternyata ia sudah memiliki kesepakatan sebelumnya dengan sang calon suami. kesepakatan jika setelah satu tahun pernikahan, mereka akan bercerai.

akankah mereka benar-benar teguh pada kesepakatan mereka? atau malah saling jatuh cinta dan melupakan kesepakatan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wiwit rthnawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pertemuan dan perpisahan

Kak Satria, kenapa dia ada disini? Aku segera meminum minumanku dan bangkit hendak pergi menjauh.

"Mayra."

Aduh. Langkahku terhenti saat suara kak Satria terdengar memanggilku. Aku tak ingin berbalik, lebih baik aku segera pergi. Aku segera melanjutkan langkahku.

"Sayang." Kak Satria menarik tanganku dan memelukku erat.

"Kenapa pergi? Kenapa tanpa kabar? Nomormu juga gak aktif?"

Tak mungkin aku berbicara dengannya disini kan?

"Kak." Aku melerai pelukannya dan mengajaknya ke tempat yang jauh dari keramaian.

Kini aku berada disebuah taman. Masih di sekitar rumah besar tadi, hanya saja tempat ini cukup sepi daripada di tempat tadi.

"Kak Satria kenapa bisa disini?"

"Kamu kenal Arya? pemilik rumah ini?" Aku mengangguk. "Dia temanku saat di L.A. dia mengundangku ke acara ini. Sekalian membahas kerjasama kami untuk resort yang hendak di bangun disini."

"Resort?" Aku kembali teringat dengan resort yang pernah aku dan mas Bara bahas.

"Iya. Lebih tepatnya sih proyek milik Bara yang ia alihkan padaku."

"Dialihkan pada kak Satria?"

"Iya."

Kenapa dialihkan pada kak satria? Apa karena sekarang ia sedang sibuk bulan madu. Makannya ia menyuruh orang lain untuk menangani pekerjaannya.

"Kamu belum jawab pertanyaanku. Kenapa kamu pergi tanpa kabar? Apa yang terjadi. Nomormu juga gak aktif."

"Maaf. Aku hanya mmm."

"Kamu ada masalah dengan Bara?"

"Bang erik akan menikah satu minggu lagi. Jadi aku membantu persiapan pernikahannya disini."

"Kamu bohong kan? Kurasa bukan hanya itu alasannya, tidak mungkin Bara nyari kamu sampe ngamuk-ngamuk ke rumahku kalau hanya itu alasanmu pergi. Aku yakin kalau kalian ada masalah iya kan?"

"Mas bara nyari aku ke rumah kak Satria?"

"Kamu lihat ini?" Ia menunjuk bibirnya yang terlihat seperti terluka namun sudah mengering.

"Dia marah sama aku. Dia kira aku nyembunyiin kamu dari dia. Coba katakan, ada apa?" Ia memegang kedua bahuku dan menatap mataku dalam.

"Saat aku nemenin bang erik milih gaun pengantin, aku tak sengaja ketemu mas Bara dan mbak ana disana. Aku mendengar jika mereka akan segera menikah. Akhirnya aku minta cerai sama dia. Akupun langsung pergi tanpa memberi tahu siapapun. Dan aku udah nyuruh bang Erik untuk mengurus perceraianku. Maaf kak Satria jadi kena getahnya gara-gara aku." Kulihat ia menatapku seakan mencari kebohongan di mataku.

"Jadi kamu akan bercerai dengan Bara?"

"Iya. Tapi aku juga mau minta maaf sama kak Satria. Aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita."

"Loh kenapa may? Apa aku punya salah sama kamu? Coba katakan salahku dimana? Biar aku perbaiki okey. Tapi please jangan katakan itu."

"Enggak kak. Kak Satria sangat baik. Aku sangat beruntung memiliki kekasih seperti kak Satria. Tapi aku benar-benar tak bisa melanjutkan hubungan ini. Kak Satria pantas mendapatkan wanita yang jauh lebih baik daripada aku. Maafkan aku." Aku menunduk menyembunyikan air mataku.

"Sudah kukatakan, jika yang berhak menilai pantas atau tidaknya seseorang untukku itu cuma aku. Dan kamu sangat pantas untuk itu. Asal kamu juga menginginkanku may. Atau kamu mulai mencintai Bara? Iya?"

"Lihat aku May." Ia memegang wajahku dan menatap kedua mataku.

"Apa kamu mencintai Bara?" Kulihat matanya memerah.

"Aku tak tahu kak. Tapi saat ini kurasa hatiku sedang tak baik-baik saja. Jadi kupikir aku takkan bisa meneruskan hubungan dimana aku sendiri tak mengerti dengan keadaan hatiku. Apalagi statusmu yang merupakan cucu dari kakek wijaya membuatku tambah tak yakin dengan hubungan kita. Aku tak mau terus menjeratmu dengan hubungan yang aku sendiri tak yakin akan memiliki akhir seperti yang kita inginkan."

"Maksud kamu?"

"Selain aku yang tak yakin dengan perasaanku. Aku tak mau memperkeruh hubungan didalam keluarga wijaya kak. Kak Satria pasti lebih tahu masalah apa yang terjadi diantara kalian. Bisa bayangkan, Andai aku menikah dengan kak Satria setelah aku bercerai dari mas Bara. Hubungan kita pasti akan menjadi skandal besar. Dan Aku tak mau jika gara-gara aku kalian akan berseteru. Kumohon maafkan aku. Dan ikhlaskan aku kak." Aku menatapnya dengan air mata yang terus mengalir. Ia mengusap air mataku. Kulihat matanyapun ikut berkaca-kaca. Ah, aku telah menyakitinya.

"Kamu tahu aku sangat mencintaimu May. Aku sangat menginginkanmu. Sudah lama aku mendambakam hidup bahagia bersamamu. Jika perlu, aku akan menentang dunia demi dirimu."

"Aku tahu kak. Aku tahu kamu mencintaiku. Terimakasih untuk cintamu selama ini. Tapi aku tak ingin kamu melakukan itu. Cukup cintai aku dengan mengikhlaskanku. Aku ingin pergi dengan tenang kak. Aku lelah dengan semua ini. Aku ingin hidup dengan memulai lembaran baru tanpa adanya masalalu."

"Ternyata semudah itu Bara memasuki hatimu May. Sampai ia bisa membuatmu seperti ini. Aku memang mencintaimu, tapi andai kamu memang sudah tak menginginkanku aku bisa apa?" Ia nampak menyerah.

"Kak, maafkan aku. Kamu tahu dulu aku sangat mencintaimu dan sangat menginginkanmu. Aku sendiri sudah berusaha menolak semua ini, tapi ini benar-benar diluar kendaliku. Tolong maafkan aku."

Air mataku tak hentinya mengalir. Aku juga ingin cinta ini tetap utuh seperti dulu. Tapi siapa yang bisa menolak takdir kan?

"Hatiku memang sakit may. Dan aku marah. Marah karena kamu mencintai pria yang sudah begitu tega menyakiti kamu. Tapi aku tak bisa membencimu May. Tidak akan pernah bisa. Karena aku sangat mencintaimu." Ia kembali memelukku dengan erat. Suaranya parau. Dan tubuhnya sedikit bergetar, isakan kecil dapat kudengar. Ah sepertinya dia menangis.

"Kak, jangan menagis." Aku menatapnya. Kulihat air matanya berjatuhan.

"Kenapa harus sesakit ini mencintaimu May." Ia tergugu dengan kening yang ia satukan dengan keningku.

"Maafkan aku kak. Maaf." Kami terisak bersama. Hingga perlahan ia menempelkan bibirnya di bibirku. Ia mengecup bibirku lembut. Kuharap dengan apa yang ia lakukan padaku saat ini dapat menjadi sedikit obat dari luka hatinya yang sudah kubuat. Cukup lama ia melumat bibirku, hingga ia menarik dirinya.

"Kamu mau pergi kemana hmm? Bukankah yang kamu hindari adalah Bara? Kenapa harus menjauhkan dirimu dariku? Setidaknya meski kita tak menjadi sepasang kekasih lagi, kita masih bisa berteman kan?" Ia memandangku dengan mengusap pipiku yang basah.

Aku tersenyum.

"Tentu. Kak Satria akan menjadi teman terbaik dalam hidupku."

"Jangan blokir nomorku."

"Enggak. Biar nanti kububungi kakak"

"Terimakasih."

"Aku yang harusnya berterimakasih. Terimakasih karena selalu mengerti diriku. Maafkan aku."

"Kamu tinggal dimana? Boleh aku tahu?"

"Aku tinggal di rumah calon kakak ipar aku."

"Apa kamu akan menetap disana?"

"Entahlah. Mungkin sebelum abangku menikah aku akan tetap disana. Tapi aku tak tahu nanti. Kurasa Bali masih terlalu dekat, aku ingin pergi sejauh mungkin. Aku tak ingin bertemu dengannya lagi."

"Bagaimana jika semua ini tak seperti yang kamu lihat. Kulihat Bara juga mencintaimu May."

"Kak." Aku menatapnya tak percaya.

"Kamu ingat saat kita makan malam waktu itu. Kulihat ia begitu marah, kurasa ia cemburu. Dan saat aku menemuimu di rumah kalian, ia bahkan terang-terangan memintaku menjauhimu. Aku bisa melihat cinta itu dimatanya May."

"Kenapa kak Satria malah membela dia? Padahal karena dia aku menyakitimu."

"Kamu lupa jika dia juga sepupuku? Kami masih punya ikatan darah May."

"Kuharap kak satria takkan memberitahukan keberadaanku padanya."

"Mana mungkin. Biarkan saja dia mencarimu seperti orang gila. Siapa suruh dia menyakitimu sampai seperti ini?" Kulihat ia tersenyum menggodaku.

"Iya."

"Mau tetap disini? Atau mau aku antar pulang?"

"Aku ingin pulang, tapi mbak sekar pasti nyariin aku."

"Ya udah, kita cari dulu mbak sekar. Setelah itu kita pulang ya."

1
Adinda
biru adalah bara
Cahaya Senja: terimakasih sudah mengamati
total 1 replies
Ruzita Ismail
Luar biasa
Ruzita Ismail
Lumayan
Chysea
kebalik kalimatnya
Cahaya Senja: eh iya, baru nyadar kalimatnya kebalik. thanks kak sudah komen.🙏
total 1 replies
Guillotine
Nyesel kalo gak baca.
Cahaya Senja: thank you
total 1 replies
Niki Fujoshi
Nggak bisa move on.
Cahaya Senja: terimakasih atas komenannya
total 1 replies
Shinn Asuka
Ngga bisa berhenti!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!