Nadira, gadis yang harus menerima perjodohan dari kedua orang tuanya. Ia harus menerima perjodohan ini, karena perjanjian kedua orang tuanya dulu sewaktu mereka masih sama sama duduk di bangku kuliah. Bagaimna nasib pernikahan tanpa cinta yang akan di jalani Nadira?? Apakah akan ada benih cinta hadir? Atau Nadira memilih mundur dari pernikahan karena perjodohan ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonny Afriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 11
Tante Dwi juga merasa sangat kehilangan. Tante Dwi dan Bunda Nadira tak pernah berselisih paham, walau status mereka hanya ipar.
" Dira, jangan seperti ini, Nak. Jangan membuat kedua orang tua Dira sedih disana."
Perkataan Tante Dwi membuat Nadira memandanginya. Nadira pun perlahan bangkit dari tidurnya. Tante Dwi mendekat, lalu memeluknya.
" Tante, Dira benar-benar udah gak punya siapa-siapa lagi. Dira sendirian Tant. Dira..Dira..."
Nadira tak sanggup melanjutkan perkataannya. Tangisnya kembali pecah, sambil memeluk Tante Dwi. Mama dan Papa Alby yang menyaksikan duka menantunya itu pun hanya bisa meneteskan air mata. Mama Ratna mendekat, membelai punggung Dira secara lembut.
" Dira masih punya Mama, Papa, dan yang lain. Masih ada Alby juga. Dira jangan seperti ini Nak."
Mama mencoba menenangkan Dira. Dira masih menangis di pelukan Tante Dwi. Setelah sedikit tenang, mereka pun meninggalkan Nadira dan Alby berdua di kamar ini. Nadira yang kelelahan akhirnya tertidur dengan sisa air mata yang masih melekat di pipinya. Alby masih setia menemani Nadira. Bagaimana pun Alby seorang manusia yang memiliki rasa iba.
Alby duduk di sofa, menatap Dira. Wajahnya tampak pucat, dengan mata yang sembab karena terlalu banyak menangis. Alby masih mengingat setiap ucapan yang di katakan oleh Ayah mertuanya itu.
Pesan terakhir dari ayah mertuanya adalah untuk menjaga Dira. Dan ini membuatnya dilema. Saat ini di hatinya hanya ada Syifa. Tak sedikitpun terselip nama Nadira disana. Alby masih setia dengan pikirannya sendiri. Alby masih merenungi masib pernikahannya. Bagaimana mungkin dirinya melepas kan Nadira.
Ketika Alby masih setia dengan segala pikiran yang berkecamuk. Tiba- tiba Nadira memanggil manggil nama orang tuanya. Membuat Alby mendekat. Alby menatap dahi Nadira yang mengeluarkan keringat. Saat akan menyadarkan Nadira. Alby menyetuh tangan Nadira. Ternyata tangan Nadira hangat melebihi suhu normal. Alby pun mengecek kening Nadira. Demam. Alby pun segera keluar kamar dan memanggil Mama dan Papanya.
Om Hendra yang mendengarnya pun segera menghampiri.
" Ada apa, Al." Om Hendra bertanya pada Alby.
" Nadira demam tinggi, Om. "
Mama, papa, serta om Hendra yang mendengar langsung melangkah ke arah kamar. Benar saja, Nadira masih mengigau memanggil kedua orang tuanya. Tante Dwi yang baru saja keluar dari kamar, mengikuti mereka. Dan langsung bergegas ke dapur untuk mengambil mangkok dan mengisinya dengan air. Tante Dwi mengompres kening Nadira dengan handuk kecil yang telah di basahi. Berulang kali Tante Dwi menggantinya. Papa menepuk- nepuk pundak Alby perlahan.
" Kamu harus bisa menguatkan Nadira. Saat ini dia sedang di titik terapuh di hidupnya."
Alby hanya menatap sang papa.
" Sebaiknya kamu istirahat juga. Jangan sampai kamu ikutan sakit."
Kali ini Tante Dwi yang berkata. Alby pun duduk kembali di sofa. Sedangkan Tante Dwi dan Mama, bergantian mengecek suhu tubuh Nadira. Karena kelelahan, akhirnya Alby tertidur di sofa. Entah berapa lama Alby tertidur, saat tersadar, dirinya melihat Sang Mama dan Tante Dwi yang tertidur di sisi ranjang. Tante Dwi tertidur di kursi dengan tangan sebagai bantalan. Sedangkan Mama tertidur di sisi sebelah Nadira, dan dengan keadaan duduk juga.
Alby membangunkan Mama dengan memanggilnya pelan, dan memegang pundak mamanya. Mama Ratna pun langsung terbangun, dan melihat Alby. Alby segera meletakkan telunjuk di depan bibirnya, isyarat agar mamanya tak bersuara.
" Sebaiknya Mama pindah ke kamar. Biar Alby yang jaga, Ma."
Mama mengangguk sambil menguap, dan saat Mama turun dari ranjang, Alby meminta Mamanya untuk membangunkan Tante Dwi. Mama yang paham, langsung membangunkan Tante Dwi secara pelan. Sangat terlihat jelas, semua wajah lelah dan duka. Tante Dwi yang di ajak bicara oleh Mama pun beranjak ke kamarnya. Kini Alby yang menggantikan posisi Tante Dwi. Untuk menjaga Nadira.
salam kenal yah 🙏 🌹