GAIRAH SUAMI KU
"lepaskan,tolong ....jangan seperti ini pak. Saya ngak mau " teriak nadine saat dia yang baru saja memapah pria yang dia tolong,
"tolong saya,tubuh saya terasa panas " ucap pria itu,wajah nya sudah memerah dan tatapan nya penuh dengan kabut gairah.
sreeek....sreeet
Pria itu menarik kemeja yang dipakai oleh nadine,dia langsung mencium nadine dengan kasar. Nadine terus menolak ,tapi tenaga nya tak bisa menghentikan kegilaan pria itu. Dia menangis dan tetap berusaha melepaskan diri,tapi semua nya sia-sia.
"hiks...hiks...jangan pak,seminggu lagi saya menikah. Tolong jangan lakukan ini pada saya" teriak nadine,dia menangis dan memohon pada pria yang sudah menarik paksa seluruh pakaian yang dia pakai hingga kini dia sudah polos.
"saya akan bertanggung jawab,saya yang akan menikahi mu" ucap pria itu dengan suara serak nya
Malam itu,menjadi malam yang panas bagi kedua nya . Sekaligus malam yang naas,nadine hanya bisa pasrah karena memang dia sudah tak bertenaga lagi .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 24
🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴
Nadine kembali menganggukan kepala nya, emir pun ikut melakukan hal yang sama . Apalagi dia ingat apa yang dikatakan oleh Veve pada nadien,dia yakin jika nadien dan Veve cukup dekat sekali
Emir memperhatikan ibu nya dan kedua orang tua Nadine yang berbicara dengan Veve,terlihat jelas sekali kalau kedua orang tua Nadine sangat dekat dengan veve juga.
"Ayo kita gabung kesana " ucap Emir dengan cepat,tanpa menunggu jawaban dari Nadien. Emir sudah menarik tangan nya ,hingga kini mereka sudah ada didepan nya .
"Nah....ini,coba kalian pakai " ucap Veve yang menyerahkan sepasang pakaian pengantin pada nadien.
Nadine menerima nya ,kemudian dia memberikan nya pada Emir membuat Emir mengernyitkan dahi nya karena bingung harus ganti dimana. Disana hanya ada dua kain pembatas yang memiliki jarak agak jauh,tapi satu dipakai oleh para orang tua dan tersisa satu saja .
"Kau saja lebih dulu,aku akan menunggu didepan " ucap Emir
Veve dan semua yang ada disana mengernyitkan dahi nya ,mereka ingin cepat menyelesaikan semua nya agar bisa dengan cepat juga mempersiapkan foto nya.
"Kalian masuk bersama saja,didalam agak lebar kok" ucap Veve dengan tegas membuat Nadien melotot ke arah Veve yang sudah terkekeh pelan melihat tatapan nadien.
"Ya....benar, kita harus menghemat waktu juga. Lagi pula kan sudah pernah melihat satu sama lain,jadi ngak masalah dong " ucap ibu Melati sambil ikut terkekeh pelan.
Wajah nadien memerah,Emir hanya menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. Dia menatap ke arah ibu nya yang sudah terkekeh ,kedua orang tua Nadine juga ikutan mengatakan hal seperti itu .
Veve yang merasa nadien dan emir malu-malu akhirnya mendorong tubuh Nadine untuk masuk,sedangkan tubuh Emir didorong oleh teman mereka yang berprofesi sebagai fotografer hingga kedua nya berada didalam sana
Nadine dan Emir saling menatap ,mereka bingung harus melakukan apa tapi kemudian emir menggantung pakaian yang akan dia pakai dan berdehem sedikit untuk membantu nadien.
"Ayo,kita saling berbalik saja. Tidak usah saling tatap,walaupun kita sudah pernah melakukan nya tapi saat itu aku lagi ngak sadar sepenuh nya jadi ngak begitu jelas melihat seluruh tubuh mu. Tapi dirimu pasti mengetahui dengan jelas setiap inci tubuh ku kan ?" ucap Emir yang sudah membelakangi tubuh Nadine
Wajah Nadine kembali memerah,dia memang sangat mengingat jelas tubuh Emir. Tanda lahir di daerah pinggang pria itu,bahkan besar dan tegak nya batangan milik Emir masih bersarang di kepala nya. Jelas sekali dia mengingat saat batangan itu melesat,memasuki daerah inti nya yang masih kesat
Walaupun awal nya sakit dan sedikit nyeri tapi lama kelamaan rasa itu berubah menjadi nikmat ,bahkan saat ini daerah sensitif milik Nadine sudah berdenyut membayangkan nya saja .
Nadine masih melamun membayangkan malam pertama mereka ,tapi emir sudah memakai pakaian nya dan berbalik melihat ke arah punggung nadien. Dahi nya mengernyit melihat Nadine yang tidak bergerak sama sekali,yang membuat nya berakhir menepuk punggung nadien dengan lembut.
"Kenapa belum ganti ? mau aku bantuin ?" tanya Emir yang sudah menatap ke arah tangan nadien.
"eh....maaf,aku jadi mikirin yang ngak -ngak" jawab Nadine keceplosan membuat Emir tersenyum tipis,dia jadi ingat apa yang dia katakan tadi .
Bersambung
Jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘😘
enggak bgt deh udh duda karatan,udh kaga tegas malah mirip abg labil,blom cerei sm si laras...
aduh si othor kebangetan klo si mira sm si liam itu