Vanila Fedora, gadis berusia 27 tahun itu tiba-tiba di culik oleh kedua orang tuanya yang dulu sudah menelantarkan dirinya. Wanita itu dipaksa menikah dengan mantan suami kakaknya demi anak kecil yang bernama Baby Fiona Barnett. Vanila juga di paksa oleh Calvin Barnett pria yang akan menjadi suaminya untuk melahirkan seorang putra yang akan menjadi penerus keluarga Barnett. Seperti apa kehidupan rumah tangga Vanila dan Calvin ? Yuk kepoin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Calvin berlari ke arah Vanila saat melihat wanitanya meringis nyeri, ia langsung menyentuh tangan Vanila.
“Kenapa? Apa yang sakit?” Tanya Calvin bingung karena melihat Vanila yang menyentuh bagian bawah perutnya.
“Mommy baik-baik saja?” Tanya Baby yang tidak kalah hawatir.
“Iya Mom baik-baik saja, sayang.” Jawab Vanila walau dengan wajah pucatnya wanita itu berusaha tersenyum di depan sang anak.
“Boleh minta tolong, antar aku ke kamar mandi.” Ucap Vanila, sejujurnya ia enggan meminta tolong pada Calvin namun ia sadar jika tubuhnya kehilangan banyak tenaga gara-gara pria yang ada di hadapanya apalagi bagian intinya terasa sangat nyeri.
“Dasar ular jantan!” Pekik Vanila dalam hatinya sambil menatap Calvin kesal.
“Tentu saja.” Jawab calvin, namun sebelum membantu Vanila ia lebih dulu berbicara pada anaknya. “Baby tolong sampaikan pada Om Erwin, panggil dokter Sabrina ke sini.” Pinta Calvin pada sang anak.
“Jangan, aku tidak mau.” Tolak Vanila.
“Kamu harus di periksa, aku takut lukamu semakin parah.” Jawab Calvin.
“Iya Mom, Baby panggil doktol Sablina saja. Bial alelgi Mommy juga cepat sembuh.” Ucap Baby.
Vanila mengerutkan keningnya bingung, ia tidak merasa sedang terserang alergi.
“Mommy tidak sakit atau pun alergi sayang. Mom baik-baik saja.”
“Tapi, melah-melah ini semakin banyak Mom.” Ucap Baby sambil menunjuk beberapa kulit Vanila yang merah di bagian lehernya.
Vanila langsung menutup leher dengan tanganya, sementara Calvin langsung mengusap wajahnya halus dan menahan malu.
“Baby lebih baik kamu sarapan duluan, dan tidak usah panggilkan dokter. Mommy minum obat alergi saja nanti juga sembuh.” Ucap Calvin akhirnya, ia segera mengangkat tubuh Vanila dan segera menghindari sang anak agar obrolanya tidak semakin panjang.
“Tunggu, aku bisa jalan sendiri. Kak Calvin cukup memapahku tidak perlu sampai menggendongku seperti ini.” Ucap Vanila.
“Diamlah, kamu hanya perlu mengikuti apa yang aku lakukan seperti semalam.” Ucap Calvin tanpa menatap ke arahnya, ia berjalan sambil memandang lurus ke pintu kamar mandi.
Vanila pun menunduk malu, sesampainya di kamar mandi Calvin mendudukan Vanila di atas Closet.
Calvin langsung mengangkat gaun tidur Vanila dan hendak menarik kain tipis di dalamnya, namun dengan cepat Vanila menahan tanganya.
“Jangan lakukan lagi Kak, aku masih lelah.” Ucap Vanila dengan wajah memohon, ia tidak tau jika memenuhi kebutuhan seorang suami akan menjadi selelah ini pikirnya.
“Justru karena kamu lelah dan masih kesakitan aku hendak membantumu membuka celanamu agar kamu mudah buang air kecil.” Jawab Calvin jujur. “Lagian aku tidak berniat menyentuhmu lagi.” Jawabnya lagi.
Vanila pun menunduk malu, ia kira Calvin akan melakukan hal yang sama seperti semalam.
Tapi ternyata salah jika Calvin tidak lagi menyentuhnya, beberapa hari setelahnya pun Calvin melakukanya lagi di saat Baby tidur.
Dan sudah beberapa hari ini Calvin tidak masuk ke kantor dengan alasan fokus mengajar Baby, padahal guru lesnya Baby tidak pernah absen mengajar.
Justru kesehatan Vanila lah yang semakin memburuk berkat Calvin, wanita itu nyaris berbaring di atas ranjang selama satu minggu ini.
Calvin sendiri tidak menyangka jika dirinya akan menyentuh Vanila lagi dan lagi.
Malam ini Vanila berjalan dengan gontai ke luar kamarnya sambil membawa satu buah bantal, tepat saat Calvin hendak masuk ke dalam kamar.
“Mau ke mana?” Tanya Calvin saat melihat Vanila keluar dari kamar.
“Aku akan tidur di sofa ruang tamu.” Ucap Vanila malas menatap Calvin.
“Kenapa? Kamu tidak mau lagi tidur dengan Baby dan aku?” Tanya Calvin dengan kening yang mengerut.
“Bukan tidak mau tidur dengan kalian berdua, aku cape di buat begadang olehmu, Kak. Tolong kali ini berhentilah, aku butuh istirahat.” Ucap Vanila lalu ia melanjutkan langkahnya.
Calvin langsung mengangkat tubuh Vanila saat eanita itu hendak melewati dirinya, spontan Vanila memukul Calvin dengan bantal yang sejak tadi di peluknya.
“Berhentilah Calvin! Aku lelah, aku tau itu kewajibanku tapi aku ingin beristirahat aku benar-benar butuh istirahat.” Pekik Vanila dengan suara kecil karena takut jika Baby akan terbangun dengan suaranya.
“Karena itu tidurlah di sini bersama kita, tidak usah tidur di luar.” Ucap Calvin sambil membaringkan tubuh Vanila di samping Baby yang tengah tertidur.
Vanila menatap sekeliling, ia kira dirinya di bawa ke kamar sebelah lagi seperti beberapa hari ini, namun ternyata kali ini Calvin menuruti ucapanya.
“Lagian, kemarin-kemarin aku juga tidak akan menyentuhmu jika kamu menolak.” Ucap Calvin sambil merebahkan tubuhnya di samping Vanila.
Vanila terdiam, ia mengingat-ingat lagi kejadian sebelumnya di mana dirinya tidak menolak sedikitpun.
“Itu karena dosa jika aku menolak keinginan suami.” Jawab Vanila cepat lalu ia segera menutup seliruh tubuhnya dengan selimut.
Calvin menatap tingkah Vanila sambil mengulum senyumnya.
.
.
To be continued..
mampir dikarya ku ya jika berkenan