Genre : Fantasy, Action, Adventure, System, Over Power, Romance.
Chen Lin, mahasiswa terbaik di Universitas Huaxia. Terkenal karena kepintarannya dalam pemrograman dan tentu juga dengan ketampanannya.
Disaat berumur 21 tahun Chen Lin mendirikan perusahaan Game berbasis VRMMOPG dan masuk dalam jajaran orang terkaya dunia. Namun sayang, saat ia dalam perjalan pulang dari kantor ia terbunuh oleh wakilnya sendiri.
Tanpa diduga jiwanya menyebrang ke dunia Cultivator, dimana yang kuat berkuasa.
Chen Lin menempati tubuh Tuan Muda keluarga Lin yang cacat.
Namun ternyata A.I buatannya juga mengikutinya ke dunia Cultivator sebagai System untuk membantu dirinya.
Tahapan :
Fana :
Pembentukan Tubuh (1-9)
Pembentukan Inti (1-9)
Penyempurnaan Qi (1-9)
Penyempurnaan Roh (1-9)
Jalan Surgawi (1-9)
Raja Surgawi (1-9)
Kaisar Surgawi (1-9)
Nirwana (1-9)
Mahayana (1-9)
Half Saint (Rendah-Sedang-Puncak)
Immortal :
Saint (1-9)
Holy Saint (1-9)
Dao (1-9)
Holy Dao (1-9)
Monarch (1-9)
Holy Monarch (1-9)
Venerable (1-9)
Holy Venerable (1-9)
Immortal (1-9)
Half God (Rendah-Sedang-Puncak)
God :
•Prajurit Dewa
Dewa Putih (1-9)
Dewa Kuning (1-9)
Dewa Ungu (1-9)
Dewa Merah (1-9)
Dewa Hitam (1-9)
•Jendral Dewa
Dewa Besi (1-9)
Dewa Perunggu (1-9)
Dewa Perak (1-9)
Dewa Emas (1-9)
Dewa Giok (1-9)
•Raja Dewa
Dewa Air (1-9)
Dewa Bumi (1-9)
Dewa Angin (1-9)
Dewa Api (1-9)
Dewa Petir (1-9)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaKertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch-33. Telur Kehidupan
Telur Kehidupan
***
Lin Chen bangun dari tidurnya saat sinar matahari sudah mulai menampakkan diri. Ia membasuh wajahnya dan pergi keluar Kota setelah mengembalikan kunci kamar.
Kali ini Ia ingin melanjutkan petualangannya ke Ibukota Kekaisaran, namun beda seperti sebelum-sebelumnya. Lin Chen memilih menunggang kuda ketimbang terbang, Ia ingin menikmati suasana perjalanan sambil menunggu Xue Ying selesai di upgrade.
Setelah selesai membeli kuda dan beberapa barang yang dibutuhkan untuk perjalanan, Lin Chen menaiki kudanya dengan kecepatan normal melewati jalan utama yang menghubungkan beberapa kota.
Banyak kicauan burung terdengar saling bersahutan, binatang kecil seperti tupai melompat di antara dahan pohon, angin berhembus pelan dengan cuaca yang sejuk menambah kenyamanan saat perjalanan.
Situasi ini bisa membuat seseorang rileks sejenak dari hiruk pikuknya kota, menikmati keindahan alam. Namun, dibalik kenyamanan ini terdapat bandit yang sangat kejam bersembunyi di kedalaman hutan.
"Kenapa selalu ada hutan di setiap jalan menuju kota lain" guman Lin Chen yang melihat kiri kanan jalan dipenuhi pepohonan.
Perjalanan dari Provinsi Shuyan menuju Ibukota menempuh jarak lebih dari 15 ribu kilometer, dengan kecepatan yang sekarang dan beberapa kali istirahat, kemungkinan Lin Chen membutuhkan waktu 40 hari untuk sampai tiba di Ibukota.
"Sepertinya saat tiba di kota selanjutnya, aku akan mengirimkan surat untuk orang-orang di rumah" ucap Lin Chen melihat kudanya.
...
Setelah beberapa jam kemudian, Lin Chen memasuki kedalaman hutan. Pohon-pohon menjulang tinggi dengan cahaya matahari yang terlihat dari celah-celah dedaunan.
"Menurut rumor, di hutan ini ada sebuah danau yang tertutup oleh array ilusi dan dahulu kala ada seorang Dewi Bulan dari Alam Surga pernah mandi di sana, airnya berkhasiat untuk mempercantik diri serta memiliki energi kehidupan yang sangat tinggi" ucap Lin Chen melihat sekitar hutan.
Lin Chen berpikir sejenak dan menggelengkan kepalanya, "Hahaha... Mana mungkin berita itu benar... Tapi tidak ada salahnya untuk mencari tahu 'kan... Hehehe" ucapnya dengan senyum penuh makna.
Lin Chen memacu kudanya dengan kecepatan tinggi, Ia menuju tempat yang memiliki intensitas Qi yang berlimpah, dengan kultivasinya saat ini membuatnya sangat sensitif dengan perubahan kepadatan energi Qi.
...
***
Suatu tempat di kedalaman hutan, bisa terlihat ratusan bongkahan emas dengan beberapa orang sedang mengobrol yang ditemani oleh arak.
"Aku tidak menyangka kalau gerbong yang kita rampok memiliki banyak harta" ucap salah satu orang yang memiliki luka diwajahnya.
"Benar! Namun para pengawalnya sangatlah lemah!" ucap yang lain.
"Bukankah mereka tolol! Mengirim para semut untuk mengawal gerbong penuh uang" sahut yang lain.
Tap...
Suara langkah kaki terdengar di atas pohon, "Lapor Ketua. Saya melihat ada seorang pemuda yang seperti orang kaya berjalan mengarah ke sini" ucap pria yang mengenakan pakaian tertutup di atas pohon.
"Apakah kau yakin? Apakah dia kuat?" tanya pria bertubuh besar yang tingginya hampir 3 meter dengan suara berat.
"Saya dapat menjaminnya, bahkan di jari tangannya ada cincin penyimpan dan untuk tingkat kultivasinya hanya berada di Ranah Penyempurnaan Qi" jawab pria yang berada di atas pohon.
Mendengar itu, pria bertubuh besar terkekeh kecil, "Hehehe... Bagus! Mari kita bunuh pemuda itu!" ucapnya menampilkan senyuman licik.
...
***
Lin Chen terus bergerak cepat dengan kudanya, "Oh sepertinya dia memanggil bala bantuan" ucap Lin Chen yang merasakan kehadiran orang lain.
Setelah jarak keduanya hanya tinggal beberapa puluh meter, Lin Chen menurunkan kecepatan kudanya dan melihat sekitar seperti orang yang kikuk, "Aku tau kau di sana! Keluar kau!" ucap Lin Chen.
Srakk...
Srakk...
Dari balik semak-semak keluar beberapa pria dengan membawa berbagai senjata, bahkan pria yang tubuhnya paling besar membawa senjata palu besar yang cukup untuk menghancurkan tembok rumah.
"Hahaha! Hebat juga kau nak bisa merasakan kehadiran kami" ucap salah satu dari mereka.
"Tentu saja aku tahu, lagi pula kultivasi ku sudah berada di Ranah Penyempurnaan Qi" ucap Lin Chen dengan sombongnya.
Mendengar itu, kawanan pria bersenjata atau bisa dikenal bandit hutan tertawa terbahak-bahak, "Hahaha! Bocah yang lucu, apa hebatnya Penyempurnaan Qi" ucap pria bertubuh besar mengeluarkan aura Jalan Surgawinya.
Lin Chen yang merasakan aura Jalan Surgawi berpura-pura takut, "Ka- Kau... Bagaimana" ucap Lin Chen terbata-bata.
"Hahaha! Ada apa bocah. Kami bisa saja membiarkan mu hidup, tapi serahkan semua harta mu" ucap yang lain.
"Harta? Aku hanya ada cincin penyimpanan ini saja. Kalau kalian melepaskan ku, akan ku berikan ini" ucap Lin Chen melepas cincin di jarinya.
'Kenapa bocah ini sangat penurut? Apakah ada sesuatu yang disembunyikan dilengan bajunya?' batin pria bertubuh besar yang menjabat sebagai ketua bandit.
"Benarkah kau akan menyerahkannya? Semudah itu?" tanyanya memastikan.
Lin Chen mengangguk kecil dan melemparkan cincin penyimpanannya, ".... Tapi bohong. Hiyahiyahiya.." ucap Lin Chen yang berlari meraih salah satu kepala bandit hutan.
Crack...
Zraasshhh...
Darah menyiprat ke segala arah, membuat pemandangan yang mengerikan.
Para bandit terdiam tidak percaya dengan yang dilihatnya, seorang pemuda yang terlihat lemah dengan mudahnya menghancurkan kepala hanya dengan cengkraman.
"********! Bunuh dia!"
"Sword of Death!"
"Tusukan Pembunuh!"
"Palu Penghancur!"
Berbagai serangan dilontarkan ke arah Lin Chen, dengan tenangnya Lin Chen diam tak bergeming menerima semua serangan.
Boom!
"Hahaha! Bocah itu pasti mati!" ucap ketua bandit saat melihat kepulan asap yang tebal.
"Betul ketua!"
Swosh...
Asap tebal yang menutupi hilang terbawa angin, menampilkan pemuda yang dengan gagahnya berdiri tanpa adanya luka-luka, bahkan bajunya pun tidak tergores sama sekali.
"Ba- Bagaimana bisa dia masih hidup" ucap salah satu bandit.
Melihat keterkejutan para bandit, Lin Chen meregangkan tubuhnya, "Kali ini giliran ku" ucapnya yang menginjak tanah dengan kuat.
Wush...
Dengan sekejap Lin Chen sudah berada di depan pria bertubuh besar, Ia mengayunkan kakinya ke udara, "Tendangan Penghancur Telur Kehidupan!" ucap Lin Chen lantang sembari menendang pangkal paha pria bertubuh besar.
Crack..
"Aarrrgghhh!"
Terdengar teriakan kesakitan bergema di dalam hutan, pria bertubuh besar berguling-guling di tanah sambil memegangi bagian bawah perutnya.
Kawanan bandit bergidik ngeri saat melihat ketuanya di kalahkan dengan cara yang konyol. Tanpa pikir panjang mereka lari ke segala arah.
Tentunya Lin Chen tidak tinggal diam melihat mangsanya mencoba kabur, dengan cepat Lin Chen mengejar para bandit, "Tendangan Madun!" ucap Lin Chen yang tiba-tiba dibelakang bandit dan menendang kepalanya dengan keras.
"Headshot!"
Zraasshhh...
Zraasshhh...
Zraasshhh...
Tuk...
Tuk...
Tuk...
Beberapa tubuh tanpa kepala terjatuh dari atas pohon dengan darah yang mengalir dengan deras.
Tap...
Pria bertubuh besar yang melihat Lin Chen berjalan menghampirinya tanpa pikir panjang bersujud memohon ampun, "Bo-bocah. Ah bukan. Tuan... Tolong ampuni saya, maka akan saya beritahu markas kami yang penuh harta" ucapnya memelas.
"Markas? Ah tidak perlu, markas mu ada di sana 'kan? Dan untuk apa aku harus mengampuni mu? Sebagai seorang ketua, kau harus menemani bawahanmu" ucap Lin Chen tersenyum sambil menunjuk arah datangnya bandit.
Pria bertubuh besar terkejut saat Lin Chen sudah mengetahui markasnya, dan terlebih lagi Lin Chen menyuruhnya untuk mati saja yang membuatnya naik darah. Dengan cepat Ia meraih senjatanya dan memukul sekuat tenaga ke arah Lin Chen.
"Sentilan Pria Tampan!" ucap Lin Chen yang menjentikan jarinya didahi ketua bandit dengan kekuatan Half Godnya.
Zraasshhh...
Lin Chen terdiam saat mengetahui bahwa sentilannya bisa menghancurkan kepala orang dengan mudahnya.
"Ah... Maaf, aku tidak sengaja" ucap Lin Chen melihat tubuh besar tanpa kepala di depannya.
...
***
*Bersambung...
Note : Lu senggol gue sentil!