Kisah ini terinspirasi dari kisah hidup seseorang, meski tidak sama persis namun mewakili bagaimana alur hidup beberapa wanita, bagaiman dia bermimpi memiliki rumah tangga yang indah, namun pada kenyataannya semua tak semulus harapannya.
pernikahan yang indah adalah impian semua wanita, menikah dengan orang yang bisa memahami dan selalu bisa menjadi pundak baginya adalah impian, namun tak pernah Alifa sangka selama menjalani pernikahan dengan Aby kata indah nyaris terburai dan hambar semakin harinya, apalagi tinggal bersama mertua yang tak pernah bersyukur akan hadirnya. Alifa semakin lelah dan nyaris menyerah akan di bawa kemana biduk rumah tanganya??? salahkan jika perasaan itu terkikis oleh rasa lelah???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tetaplah seperti Ini
Esok hari.
"Dek, Mas pamit ya."
"Mau pulang kerumah ibu."
"Jaga diri baik-baik jangan capek-capek."
"Shasa Mas bawa dulu ya, ibu sama bapak kangen katanya."
"Ibu juga baru sakit Dek."
Aby berkata pada Alifa dengan sangat hati-hati, takut jika istrinya itu kembali salah paham tentang dirinya.
"Ibu sakit apa Mas??" Tanya Alifa sambil menatap Aby yang sedang duduk di sampingnya.
"Ibu kepalanya puyeng kaya dulu Dek, di tambah sakit gigi." Jelas Aby.
"Owh, ya udah Mas, hati-hati semoga lekas sembuh ya." Kata Alifa.
Aby bersyukur meski Alifa sering di omelin, di dzalimi ibunya namun tetap bisa bersikap baik, meskipun dalam hatinya masih terluka atas sikap ibunya selama ini.
"Makasih ya dek, Mas berangkat ya." Kata Aby lalu meraih tangan Alifa untuk di salimi.
Alifa raih tangan Aby lalu di ciumnya dengan taklim, Aby raih tubuh Alifa dia peluk dengan perasaan tenang yang luar biasa, sungguh perasaan marahnya kemarin seperti sirna saat tubuh Alifa tak lagi menolak sentuhan nya seperti ini.
Cup
Cup
Cup
Aby berikan kecupan pada Alifa hingga sapuan dua baris penuh dan dalam Aby berikan pada dua baris merah muda yang manis rasanya.
Dada Aby terasa luar biasa bahagianya saat tak lagi ada penolakan saat dia raup seperti ini, bahkan ada balasan dari istrinya.
Air mata Aby menetes di sudut pipinya, tak pernah mengira jika ini bisa dia rasakan kembali, Abu raih pipi Alifa dan dia kecupnya berkali-kali lalu di didekap dengan rasa syukur yang luar biasa.
"Makasih Dek."
"Makasih Sayang."
"Makasih tidak menolak diriku."
"Makasih sudah mau memberi kesempatan untuk Mas."
"Makasih sudah mau menjalani rumah tangga kita lagi."
"Makasih, Makasih sayang."
Aby terus mendekap dengan erat dan terisak, dadanya terasa begitu penuh dengan rasa yang tak bisa dia lukiskan.
"Sudah Mas, Sama-sama." Kata Alifa hanya itu yang bisa dia ucap karena sejujurnya hatinya saat ini juga sama ramainya.
Alifa merasa ketulusan perubahan dari sikap Aby saat ini, Alifa bahkan belum pernah melihat Aby menangis terisak sampai seperti saat ini.
Aby masih setia memeluknya, Aby rasanya tak ingin melepas kenyamanan yang dia rasakan ini, rasanya seperti ingin dia urungkan kembali ke rumah orang tuanya, ingin memeluk Alifa seperti ini seterusnya.
"Mas jadi pulang kerumah ibu tidak?? " Tanya Alifa.
"Sebentar lagi, biarkan begini dulu sampai aku puas, Mas mungkin dua hari di sana, pumpung Shasa masih libur." Ucap Aby masih tak mau melepas pelukannya.
Alifa pun terdiam membiarkan Aby puas memeluk dirinya, Alifa berharap kehangatan sikapnya seperti ini tetap bisa dia rasakan seterusnya.
"Mas, terimakasih, karena Mas sekarang lebih hangat." Kata Alifa parau.
"Alifa harap ini tidak hanya sesaat, Alifa harap ini tidak hanya sementara waktu." Ucap Alifa ikut terisak.
Aby urai pelukannya lalu menghapus air matanya sendiri dan menatap Alifa dia hapus wajah cantik yang melelehkan air mata itu, dia hapus air mata istrinya dengan Haru.
"Maaf ya, Mas akan belajar lebih baik lagi." Ucap Aby tersenyum lalu kembali melabuhkan kecupan singkat pada bibir Alifa.
"Tapi Mas mohon, jangn lagi berpikir untuk pergi dari sisi Mas." Kata Aby kemudian.
"Asal Mas Aby janji kita bakal tinggal di rumah sendiri, Aku tidak bisa jika kembali ke rumah orangtuamu." Kata Alifa menatap Aby penuh harap.
"Mas berusaha bicara sama ibu baik-baik ya Dek, tapi Mas minta kamu bersabar." Ucap Aby mencoba menenangkan Alifa agar tak berpikir untuk berpisah lagi.
Alifa pun mengangguk paham, Aby senang komunikasi hari ini berjalan dengan baik tanpa ada drama yang membuat keduanya tersakiti oleh prasangkanya masing-masing.
Andai kita bisa seperti ini dari awal, tentu tak akan ada hati yang tersakiti, Andai kamu dari awal mau mendengar keluh kisahku Mas, tentu kita tidak perlu melalui sakitnya pertengkaran, Batin Alifa.
Indah dan berharga rasa ini karena kita bisa saling mengerti dan memahami satu sama lain, bahagia karena tak perlu ada kata yang melukai satu sama lain, bahagia karena memiliki ruang sendiri untuk kita saling mengeluarkan rasa yang ada di dalam diri.
Tetaplah seperti ini, tetap lihat aku, dengar aku, pahami aku seperti saat ini, aku tak ingin lebih hanya butuh kau yang seperti ini juga ruang untuk kita sendiri tanpa campur tangan orang lain batin Alifa.
Keduany pun keluar dari kamar menghampiri Shasa lalu Alifa mengantar suami dan anaknya masuk ke mobil dan pergi dari rumah orang tuanya.
***
Maaf ya Up malam-malam, libur kerja author sudah habis, mohon ya tinggalkan Like komen dan Vote nya.
Dukungan kalian semua semangat author, Love you yang sudah setia mendukung dan meninggalkan jejaknya.
biar nyahok ibuk mertua yg oneng itu