NovelToon NovelToon
Sang Pemilik Kekuatan Bulan Bintang

Sang Pemilik Kekuatan Bulan Bintang

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Wanita
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Gibela26 Siyoon93

Tidak ada manusia yang bisa menebak takdirnya sendiri termasuk Gibela, seorang gadis biasa di takdirkan menjadi pelindung negeri luar yang disebut Dunia Magis. Gibela adalah orang terpilih pemilik anugrah kekuatan Bulan dan Bintang. Pimpinan Gedung Pod (Power of Destiny) dari Negeri Putih atau pemilik anugrah yang bernama Guru Hayeo menunjuknya jadi ketua grup 3F (Five Friend Fod) yang artinya lima sekawan Gedung Pod diantaranya yaitu Gibela, Yeni, Clara, Rayhan, dan Boy. Gibela memiliki keistimewaan dibandingkan pemilik anugrah lainnya, kekuatan yang luar biasa dan kecantikannya membuat banyak pria tertarik padanya termasuk Siyoon dan Raja Kegelapan. Tidak peduli berapa banyak kekuatan jahat yang datang Gibela selalu bisa menghancurkannya meski berkali-kali hampir kehilangan nyawa namun sejarah masa lalu Dunia Magis menyisakan racun dan menyebabkan kekuatannya menghilang. Apa Gibela bisa melawan kekuatan jahat tingkat tinggi itu ? Apakah Gibela bisa hidup dan bahagia bersama keluarg

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gibela26 Siyoon93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7 Hari Sebelum Konser

Waktu berlalu dengan cepat tidak terasa hari ini adalah satu minggu sebelum konser diadakan. Nampak persiapan pembuatan pangungnya sudah terlihat di D’Castiel, jalanan menjadi macet karena banyak orang yang ingin datang untuk melihat persiapannya. Boy Band Grup BBS sudah berangkat dari Korea Selatan sejak kemarin malam, mereka datang lebih awal untuk melihat persiapannya serta untuk latihan buat konser nanti. Manajer mereka sudah mengatur tempat tinggal selama di Indonesia. Sesampainya di bandara mereka dikerumuni para wartawan dan reporter, hampir saja bodyguardnya kewalahan selain itu ada Rymi juga yang menyambut kedatanganya berbeda dengan wartawan dan reporter Rymi sangat tertib. Member BBS sangat ramah mereka menyapa semua orang tanpa sungkan.

“Akhirnya sampai juga,” Hae melemparkan tasnya lalu membaringkan tubuhnya karena lelah.

“Disini ada 2 kamar untuk Hae, Jimie dan Joong akan tidur disini sisanya ikut bersamaku di kamar atas,” jelas Gino sebagai leder BBS.

“Okey” jawab Nijie, Siyoon dan Foohe.

“Kalian istrirahat dulu jangan keluyuran !” perintah Gino.

“Iya Hyung kami mengerti. Sampai jumpa nanti,” jawab Jimie.

“Bagaimana kita mau keluyuran baru juga datang selain itu tidak tau seperti apa daerah disini,” sambung Joong lalu melompat kekasur dekat Hae.

“Sudah lah kalian istirahat saja dulu aku akan membereskan kopernya,” sahut Jimie sambil menarik koper milik Hae dan Joong.

Vila yang mereka tempati berada di daerah Ciater lokasinya tidak jauh dari tempat konser. Vila Mawar adalah salah satu Vila mewah yang sering digunakan para artis atau penjabat yang berkunjung untuk berwisata, harga yang di patokpun cukup fantastis. Halaman Vila dikelilingi tanaman bunga mawar yang baru bermekaran, ada beberapa pohon pinus juga di pinggirnya. Fasilitas di dalam vilapun sangat lengkap dan luas.

“Disini sejuk sekali,” kata Nijie sesampainya di kamar. Kamar mereka menghadap taman bunga mawar permandangannya nampak indah dari atas.

“Lelahku jadi hilang ketika melihatnya,” Siyoon menghampiri Nijie yang sedang berdiri memandang taman.

“Sejuk sekali sampai-sampai seluruh tubuhku menggigil karena kedinginan,” sahut Fohe lalu menarik selimut yang ada dikasur.

“Aku dengar disini ada pemandian air panas. Selesai konser bagaimana kalau kita kesana ?”

“Tentu, kita harus mengelilingi semua wisata yang ada disini karena kita sudah berada di daerah parawisata. Waktu berlibur kita cukup panjang aku tidak akan menyia-nyiakannya,” jawab Nijie lalu pergi menghampiri Gino yang sedang merapihkan koper mereka.

“Hangatnya,” Siyoon datang dan menarik selimut yang dipakai Fohe.

“Heyy ini kan selimutku.”

“Ehh siapa bilang, ini itu selimut kita,” berbalik lalu meledeknya.

“Hyung berbagilah jangan serakah,” mereka berdua saling tarik menarik selimut, Siyoon melepaskan selimutnya sehingga Fohe terjungkal ke bawah kasur diapun tertawa puas melihatnya.

Di kamar bawah tidak terdengar apapun sangat berbeda dengan kamar yang diatas ternyata mereka bertiga sudah tertidur pulas. BBS sampai di Indonesia pada pagi hari, butuh waktu sekitar 4 jam untuk sampai ke lokasi mereka saat ini. Karena rasa lelah dari perjalanan membuat mereka lebih mudah tertidur. Di malam hari mereka berkumpul untuk makan malam, di dapur sudah ada Siyoon dan Nijie yang memasak sedangkan Gino dan Fohe pergi membangunkan ketiga adik bungsunya. Membutuhkan waktu yang cukup lama bagi Gino dan Fohe membangunkannya.

“Kenapa mereka masih belum datang juga ?” Nijie terus melihat kearah kamarnya.

“Selesai” makanan yang dimasak merekapun akhirnya matang, Siyoon menata dengan baik di atas meja makan.

“Haist lama sekali mereka aku akan menyusulnya,” ketika Nijie hendak pergi terdengar suara mereka dan membuatnya terhenti seketika.

“Ahk kalian datang juga kenapa lama sekali ?”

“Maaf Hyung semua ini karena mereka sangat sulit dibangunkan,” jawab Gino lalu duduk dikursinya.

“Segala cara kami lakukan untuk membangunkan para bocil kematian ini, tapi tidak berhasil sampai akhirnya kami mengeluarkan jurus jitu andalan hahahaha …..” tambah Fohe mengingat kejadiannya.

“Sudahlah ayo makan aku sudah lapar,” sela Siyoon.

“Ehh tunggu sudah cuci muka belum ?” Nijie menghentikan Hae, Jimie, dan Joong yang hendak memasukan makanan kemulutnya.

“Sudah Hyung, ketika bangun langsung cuci muka ditempat,” jawab Joong melirik kearah Gino dan Fohe. Sedangkan pelakunya hanya tertawa membalas lirikannya.

“Sudah kuduga,” suara kecil Siyoon berkomentar dengan tawa kecil.

“Mereka berdua tidak menganggap kami sebagai adik sendiri tapi menganggap kami sebagai tanaman buktinya main siram aja,” Nijie langsung tertawa setelah mendengarnya.

“Kalian memang pantas mendapatkannya,” sahut Gino.

“Cara yang paling mujarab hanya itu,” tambah Fohe sedikit tertawa tanpa merasa bersalah.

“Apa jadwal kita besok ?” tanya Siyoon menghentikan tawa mereka.

“Besok kita pergi kelokasi konser untuk melihat sampai mana persiapannya,” jawab Gino.

“Selain itu ?”

“Kita lihat saja nanti, kenapa ada tempat yang ingin kamu kunjungi ?”

“Tidak ada,” jawab Hae spontan.

“Apa kita bisa bertemu dengannya lagi ?” tambahnya dengan suara pelan penuh harapan.

“Pasti bertemu,” Jawab Jimie penuh keyakinan.

“Kata terakhir yang dia ucapkan sampai jumpa bukan selamat tinggal yang berarti akan ada waktu dimana kita bertemu dengannya lagi,” tambah Nijie.

“Jika tidak maka kita akan mencarinya.”

“Aku setuju dengan Jimie,” sahut Joong dengan semangat padahal masih mengunyah makanan.

“Telan dulu makanannya nanti tersedak,” Nijie memukul pelan tangannya.

“Hehe maaf Hyung.”

“Pasti banyak banget Rymi yang nonton konser kita, aku sedang membayangkan area wisata itu jadi lautan Rymi.”

“Ahh aku semakin gak sabar menunggu hari itu tiba,” sambung Gino.

DI KOSAN GIBELA

“Aih telingaku panas sekali, sepertinya ada yang ngomongin aku deh,” memperlihatkan telingannya pada Yeni.

“Palingan para senior yang ada di gedung pod.”

“Mungkin juga sih.”

“Gi mereka kesininya mau pake kendaraan atau kekuatan mereka ?”

“Bilangnya sih mau pake mobil tapi entahlah. Selain itu kalau pake kekuatan ?” Gibela berpikir melihat ke langit-langit rumah.

“Dunia akan gempar kalau mengetahuinya,” sambung Yeni yang sudah mengetahui kelanjutan ucapan Gibela.

“Nah itu tau.”

“Besok mereka kesininya kan ?”

“Hemn.”

“Berarti kita harus duluan ke Villa dong?”

“Iya kita berangkat siang aja dari sini.”

“Okey okey, udah nyiapin baju belum Gi ?”

“Udah” jawabnya santai sambil memainkan ponsel miliknya, untuk beberapa saat mereka fokus dengan urusan mereka sendiri sampai dimana Yeni kebingungan memilih baju hingga akhirnya dia memutuskan bertanya pada Gibela.

“Menurutmu apa ini bagus ?” saat meliriknya Gibela sudah tertidur.

“Ahh dasar Gibela,” gerutunya.

“Mana yang harus aku bawa yah ?” tambahnya semakin bingung. Tiba-tiba telponnya berdering.

“Ada apa dia menelponku ?” di layar ponselnya tertulis nama My Friend Clara.

“Hallo, Assalamu’alaikum… Iya Cla ada apa ?”

“Waalaikumsalam Yen. Bisa bantu aku gak ? aku mohon yahh pliess …..!!!”

“Hemnn boleh katakan apa yang harus aku bantu ?”

“Tolong beli tiket konsernya sebelum habis.”

“Ehh bukannya kamu bilang mau beli secara online yah ?” mengingat kembali yang dikatakan Clara di ruang 3F.

“Aplikasinya eror, sudah beberapa kali aku mencoba lagi dan lagi tetep gak bisa. Pliesss yah yah bantu aku !!! ” bujuknya dengan nada merayu.

“Okey okey.”

“Thank, nanti aku tf uangnya ke kamu.”

“Ehh bentar Gibela kemana aku tidak mendengar suaranya ?”

“Gibela sudah tidur.”

“Hah tidur, tumben jam segini udah tidur dia.”

“Entahlah besok pagi aku kasih tau dia.”

“Okey okey, ya udah aku tutup telponnya yah.

"Sekali lagi makasih muacchh,” terdengar suara kecupan Clara.

“Sama-sama, Assalamu’alaikum.”

“Waalaikumsalam, bayy sampai jumpa nanti,” Yeni menutup panggilan telponnya.

“Huh dasar pelupa,” Yeni berbicara sendiri menepuk jidatnya.

Selesai berbenah Yeni pergi ke kamar mandi dulu untuk mencuci muka dan sikat gigi sebelum tidur. Biasanya mereka bareng ke kamar mandinya karena Yeni sedikit penakut tapi sekarang karena Gibela sudah tidur jadi dia terpaksa sendiri. Ke esokan paginya Gibela bangun lebih awal dari Yeni, setelah mandi langsung membersihkan kosan seperti menyapu dan mengepel lalu memasak untuk sarapan.

“Yen, bangun udah siang nih !” Gibela menarik selimutnya.

“Ihh Gi, ini kan hari libur biarkan aku tidur lebih lama lagi,” menarik selimutnya kembali.

“Kita harus pergi ke Vila lebih awal dari mereka ayoo bangun !!” menggoyah-goyahkan tubuhnya Yeni.

“Disana pasti banyak Cogan lohh,” bujuk Gibela. Yenipun terperanjak mengingat sesuatu langsung bangun menarik handuk yang tergantung di pintu lalu berlari kekamar mandi.

“Urusan cogan aja cepet dasar Yeni,” ledeknya menggelengkan kepala.

“Cepat Gi kita harus berangkat sekarang !” Yeni datang tergesa-gesa bahkan badannya belum kering semua.

“Masih ada beberapa jam lagi untuk pergi kesana kan ? jangan terburu-buru para cogan pasti bisa menunggu ko,” jawab Gibela santai sambil sarapan.

“Tadi malam Clara telpon dia minta kita beli tiket konsernya, stocknya terbatas. Kalau kehabisan bisa mati aku,” Yeni mengambil make upnya karena terburu-buru hampir saja menjatuhkan alat make upnya.

“Jangan ngomel dulu Gi ! saat dia telpon kamu sudah tidur rencananya aku mau ngasih tau pagi setelah kamu bangun,” tambahnya tidak membiarkan Gibela berkomentar.

“Okey ayo berangkat aku udah siap ko,” mengambil tas dan kunci motornya.

“Heyy aku belum sarapan terus belum beres dandan juga tunggu sebentar lagi okey !”

menarik tangan Gibela yang akan pergi.

“Tadi katanya harus berangkat sekarang ?” ledeknya lalu menyimpan kembali tas serta kunci motornya.

“Ya udah kamu siap-siap aja dulu aku lanjut makan sambil nunggu,” tambahnya.

“Gak bakalan lama ko, aku dandan sambil sarapan biar cepet.”

“Hemnn.”

“Selesai ayoo,” ucap Yeni. Setelah 15 menit akhirnya Yeni dan Gibelapun selesai bersiap.

“Oh masker sama kacamataku mana yah ? ini dia. Ayooo berangkat !” Gibela menyalakan motornya lalu mengenakan helm begitupun dengan Yeni.

“Aku kunci kosan dulu, Apa ada yang tertinggal ?” tanyanya melirik semua barang yang dibawa untuk memastikan.

“Kayanya udah semua deh,” jawab Gibela.

Jarak dari kosan ke villanya tidak jauh cukup dengan 20 menit mereka bisa sampai dengan cepat. Sebelum membeli tiket konser mereka menyimpan barang-barangnya dulu ke villa. Di lokasi konser atau D’Casteal sangat ramai tidak seperti biasanya terlihat banyak pedagang yang berjualan di area tersebut, meski acaranya minggu depan banyak orang yang datang demi jajan dan untuk melihat persiapan panggungnya. Setelah tiba di lokasi pembelian tiket Yeni turun lebih dulu untuk mengantri sedangkan Gibela mencari tempat untuk memarkirkan motornya.

“Antriannya panjang sekali,” ucap Gibela menghampiri Yeni yang berapa di antrian 10.

“Hooh mana panas lagi,” menutupin cahaya matahari menggunakan tasnya yang mengenai mukanya.

Perlahan antriannyapun berkurang kini sisa 1 orang lagi didepan mereka selanjutnya giliran mereka memesan tiketnya.

“Akhirnya.”

“Untuk berapa orang Neng ?”

“5 Orang Pak yang premium.”

“Neng beruntung tiketnya sisa 5 lagi,” ucap Pak Tiket menyodorkan 5 lembar tiket konser berwarna ungu dengan logo emas sebelah kanan.

“Syukurlah kalau tidak aku pasti kena omel Clara,” mengambil tiketnya.

“Bayarnya mau pake apa Neng ?”

“Qris Pak,” memberikan tiketnya pada Gibela lalu Yeni mengambil ponselnya.

“Terima kasih Pak.”

“Sama-sama Neng.”

“Selanjutnya apa ?” tanya Yeni menyimpan ponselnya di tas.

Mata Gibela berbinar melihat jajanan yang berjejer rapih “Gak salah lagi,” ucap Yeni tersenyum mengejek.

Mereka berduapun pergi mengeliligi semua jajanan asongan dan gerobak yang ada disana.

“Waahhh Gi lihat ! Jajan itu yuk ?” Yeni menarik tangannya Gibela sembari berjalan.

“Matamu itu tajam ketika melihat makanan berwarna biru pelan sedikit Yen ! Nanti nabrak orang loh,” Gibela memperingatkannya.

Yeni adalah seseorang yang menyukai warna Biru, segala sesuatu yang berwarna biru tidak pernah lepas dari pandangannya entah itu barang ataupun makanan. Bahkan di kosan semua barang miliknya berwarna biru. Berbeda dengan Gibela meski menyukai warna Orange tidak semua barang dan makan harus sesuai warna kesukaannya rata-rata barang milikinya berwarna soft serta hitam dan putih. Selain ramai pedagang para pembelipun cukup banyak memenuhi area tersebut. Dari kejauhan terlihat dua orang pria yang menggunakan pakaian serba hitam termasuk kacamata dan topi, wajah mereka hampir tidak terlihat karena tertutupi topi. Tanpa disengaja salah satu pria itu menabrak Gibela saat berpapasan.

“Maaf maaf gak sengaja,” dengan replek Gibela mengangkat kedua tangannya sebagai tanda permohonan maaf, tangannyapun terlepas dari genggaman Yeni.

Saat berbalik melihat Gibela waktu seakan berhenti, pria itu tidak menjawab permintaan maaf Gibela dia hanya menatapnya.

“Sungguh maaf maaf …..” ucapan Gibela yang berkali-kali barulah menyadarkannya.

“Tidak apa-apa,” walaupun menggunakan kacamata matanya terlihat jelas terus memandang Gibela dan tersenyum di balik masker.

“Gi ayoo cepet !!” teriak Yeni dari kejauhan.

“Iya iya aku kesana sekarang,” jawab Gibela berlari sambil berkali-kali melihat kearah pria itu.

“Lama banget sih jalannya ?” tanyanya.

“Kamu sih narik-narik suruh jalan cepat jadinya aku nabrak orang.”

“Hah nabrak yang ketabraknya Cewek atau cowok ?”

“Cowok.”

“Ganteng gak ?” tanyanya sambil menggoda Gibela di tempat jajanan.

“Mana aku tau, dia pake masker sama topi mukanya tidak terlihat jelas,” jawabnya mengambil jajanan yang sudah selesai dibuat.

“Sungguh menyayangkan,” berkata sambil memberikan uang kepada tukang jajanannya.

“Ini Neng, kembaliannya.”

“Terima kasih Pak.”

“Sama-sama Neng,” jawabnya lalu membuat pesanan untuk pelanggan lainnya yang sedang mengantri.

“Kamu traktir aku ?” memandang Yeni sambil menaikan alisnya.

“Hemnn” jawabnya pelan seakan ragu.

“Karena kamu yang traktir ayo jajan lagi !”

Gibela menarik Yeni membeli beberapa jajanan lagi.

Hampir semua pedagang mereka singgahi kecuali pedagang pakaian. Disaat mereka asik berkeliling berpindah tempat membeli jajanan, ada seorang pria yang memperhatikannya dari kejauhan.

“Ada apa Hyung ?” tanya Gino melihat arah yang diperhatikannya.

“Tadi aku tidak sengaja menabrak seseorang,” jawabnya sambil melihat kearah Gibela yang masih mengantri membeli jajanannya.

“Apa Hyung terluka ?” mengecek seluruh tubuhnya.

“Aku tidak apa-apa,” jawabnya.

“Syukurlah, jadi apa yang Hyung lihat sedari tadi ?”

“Dia,” menunjuk kearah Gibela yang sedang bercanda dengan Yeni.

“Yang mana Hyung ?” tangannya membentuk tropong menelusuri tempat untuk mencari orang yang dimaksud Siyoon.

“Terlalu banyak orang aku tidak bisa menebaknya, berikan 1 kunci agar aku mudah menebaknya !” tambahnya.

“Dia memakai gantungan kunci boneka tocky.”

“Ketemu wahh dia cantik sekali. Pantas saja Hyung terus melihatnya, apa gadis itu yang tadi tidak sengaja bertabrakan denganmu ?”

“Benar. Sudah jangan lihat dia terus ?” tanpa membantah ucapannya dia hanya tersenyum curiga.

“Baiklah. Jadi kita akan melihat-lihat lagi Hyung ?”

“Cukup, kita pulang saja. Aku rasa makanan ini cukup untuk kita,” mengangkat banyak keresek yang berisi jajanan dimulai dari batagor, sosis bakar, kerang ijo, martabak dan lain sebagainya.

Setelah BBS melihat-lihat persiapan untuk konser Gino dan Siyoon pergi melihat area jajanan yang berada di luar panggung tanpa bodyguard sedangkan Nijie, Fohe, Jimie, dan Joong kembali ke villa di temani 10 bodyguard.

“Kami pulang ….” membuka pintu depan lalu membuka sepatu yang tadi mereka pakai.

“Hyung sudah pulang ?” Joong segera datang menghampirinya.

“Nih makanlah selagi hangat !” Siyoon memberikan kantong kresek yang sedari tadi di pegangnya.

“Joong berbagilah !!!” teriak Hae dan Jimie dari kejauhan.

“Tidak akan wleeee,” menjulurkan lidahnya sambil memeluk erat semua makanannya.

“Heyyy berikann …!!” mereka bertiga berebut makanannya dan hampir saja berjatuhan untungnya Nijie segera datang dan menghentikan mereka.

“Siyoon sepertinya mereka tidak menginginkannya sebaiknya kita makan saja,” mengambil makanannya sekaligus.

“Emnn ini sangat enak, di Korea gak ada yang seperti ini,” sahut Nijie dengan mulutnya penuh makanan.

BBS sudah mahir berbahas Indonesia karena sebelumnya mereka tinggal disini cukup lama. Dua tahun yang lalu BBS ingin membuat film interaksi bersama fans dimana acaranya mengelilingi setiap daerah yang ada di sebuah Negara, untuk memilih di Negara mana mereka akan syuting perusahaan memutuskan bahwa Negara yang memiliki fans terbanyak BBS lah yang akan terpilih yaitu Indonesia.

“Enak sekali…” ucap Hae menjilati tangannya yang penuh bumbu makanan.

“Sepertinya kita tidak perlu makan siang,” melihat perutnya yang membesar.

“Hahaaaaa kalau manajer tau pasti langsung nyuruh kita pulang sebelum konser,” ucap Gino.

“Percayalah pasti …..” merekapun tertawa bersama.

Clara memesan Vila terbaik di Ciater walaupun harganya mahal bukanlah masalah baginya. Clara adalah orang yang royal terhadap teman-temannya, tidak peduli berapapun harga yang harus dia keluarkan yang penting teman-temannya senang. Bekalnya yang diberikan orang tuanya sangat besar membuat dia tidak pernah merasa kekurangan, meski begitu kedua orang tuanya tidak pernah memiliki waktu untuknya. Gibela yang mengetahuinya membawa Clara bersama Boy, Yeni dan Rayhan untuk menemui kedua orang tuannya di Subang. Dirumahnya Gibela Clara bisa merasakan keutuhan keluarga dan kasih sayang orang tua yang selama ini tidak didapatkannya.

“Akhirnya sampai juga,” Rayhan menghentikan mobilnya di depan Villa.

“Gila kenapa jalanannya macet banget sih,” Boy bernapas lega sesampainya di sana.

“Wah senangnya,” Clara turun dari mobil dengan tersenyum berbeda dengan Boy dan Rayhan yang terlihat sangat lelah.

“Cla, kamu gak ngerasa lelah gituh ?” tanya Boy heran.

“Gak dongs karena satu minggu lagi aku akan bertemu idolaku,” sambil jingkrak jingkrak masuk ke Villa.

“Ehhk koperku tertinggal, “ langkahnya terhenti lalu kembali mengambil koper didalam bagasi mobil.

“Bukannya Gibela dan Yeni sudah ada di dalam ?” tanya Rayhan sambil mengeluarkan koper mereka.

“Tentunya dia kan tinggal di dekat sini pastinya lebih dulu sampai ?” jawab Boy.

“Selain itu aku memintanya datang lebih dulu,” sela Clara.

“Ohhh begituh ternyata,” Rayhan mengangguk sebagai tanda mengerti.

“Kami datang,” Clara membuka pintu.

“Ehk ko gak ada yang nyangut sih, kemana mereka berdua ?” Boy memeriksa sekelilingnya.

“Giiii, Yennnn …..” teriak Rayhan memanggil nama mereka.

“Ehhk, kalian sudah datang ?” sapa Yeni yang muncul tiba-tiba sambil memegang piring yang berisi ayam bumbu kecap panas, selain itu terlihat dia mengenakan celemek.

“Ummnn aromanya harum sekali ?” Boy mendekat lalu menyimpan kopernya dekat kursi.

“Aku sedang membantu Gibela memasak, kalian pasti lelah dari perjalanan yang sangat panjang bukan. Isi tenaganya dulu ... !!” Yeni menggeser kursi meja makan untuk mereka bertiga.

“Sini Yen, apa kamu demam ?” tanya Rayhan heran melihat Yeni yang tidak seperti biasanya.

“Gak tuh jangan khawatirkan,” jawabnya melepas tangan Rayhan yang memegang dahinya.

“Ohh ternyata kalian sudah datang ?” Gibela datang dari dapur menggunakan celemek yang sama seperti Yeni.

“Aku kira kalian gak jadi datang kesini,” tambahnya menyimpan ikan goreng bumbu kuning.

“Jalannya macet Gi,” jawab Rayhan sambil menggoyangkan tangannya sehingga berbunyi ‘krek’.

“Uhh kasian sekali sini sini piringnya aku bantu ambilkan,” sela Yeni sumuringah.

“Gi dia kenapa ?” tanya Clara Heran.

“Saat tadi beli tiket kita mampir dulu di tempat permainan siapa sangka kalau Yeni bisa memenangkannya dengan mudah. Entah dari mana dia mendapatkan keberuntungan.”

“Aku jadi semakin penasaran hadiah apa yang didapatkan dia sampai sebahagia itu ?” tanya Rayhan sambil mengambil daging ayam.

“Tuhh” Gibela menunjuk kursi yang dipenuhi boneka doraemon.

“Busett,” Boy hampir saja menyipratkan makanan yang dikunyahnya.

“Gila ternyata kamu hebat juga yah Yen,” ucap Clara.

Mereka melanjukan makan sambil bercerita selama perjalanan menuju kemari dan sesekali mereka bercanda.

“Kalian istirahat aja biar aku dan Yeni yang memberekannya,” ucap Gibela sambil mengambil piring yang hendak di bereskan Rayhan.

“Gak apa-apa Gi biar kami bantu,” jawabnya.

“Sudah mending kalian mandi terus istirahat,” Yeni mendorong pelan ketiga temannya itu.

“Baiklah oh iya kamar aku dan Boy dimana ?”

“Kamarnya di sebelah selatan lantai 1,” jawab Gibela sambil membereskan meja. Boy dan Rayhan langsung pergi mencari kamar mereka.

“Nah Clara kamar kita ada di lantai 2,” sambung Yeni menunjuk ruang atas.

“Okey makasih Yen Gi, aku pergi mandi dulu yah,” pergi menaiki anak tangga.

“Sama-sama nanti kami menyusul,” sahut Gibela.

“Selesai,” Yeni menepuk-nepuk tangannya.

“Huh akhirnya. Oh iya mau kamu apakan boneka-boneka itu ?”

“Hehe akan aku bawa pulang nanti, sekarang simpan disana saja dulu.”

“Tapi kalau disimpan disana aku rasa kurang baik deh.”

“Emnn iya sih, besok aku akan

membereskannya,” tanpa memberikan jawaban Gibela manggut sambil tersenyum lalu pergi menaiki anak tangga diikuti Yeni dari belakang.

1
siti Hasanah
berarti ada sesi 2 donk.... semoga.. sehat selalu thor.. d tunggu seson 2 nya jarang" ada cerita yg seperti ini.../Smile//Smile//Slight/
Chimer02609: Terima kasih, jadi makin semangat /Kiss/
total 1 replies
siti Hasanah
berasa nonton filem layar lebar
siti Hasanah
berasa d negeri dongeng /Bye-Bye//Bye-Bye//Angry/
siti Hasanah
kyak nya si reyhan suka tu
siti Hasanah
waaah.. suka sekali
siti Hasanah
seru kyaknya
Cevineine
Lanjuttt😁
Chimer02609: siap Kak 🤗
total 1 replies
Shreya Das
Dari semua karya yang pernah dibaca, ini nomor satu!
Chimer02609: Terima kasih 🤗
total 1 replies
Tiểu long nữ
Yang bilang cuma buat anak-anak aja baca cerita, pasti belum nemu karya-karya kayak ini.
Chimer02609: betul /Ok/
total 1 replies
art_zahi
Ngakak ampe terbahak-bahak. 🤣
Chimer02609: Seseru itu kah Kak 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!