Hallo guyss ini novel aku tulis dari 2021 hehe tapi baru lanjut sekarang, yuks ikutin terus hehe.
Bagaimana jadinya jika seorang pria mengajak wanita tak dikenal membuat kesepakatan untuk menikah dengannya secara tiba tiba? ya itu terjadi dengan Laura dan Alva yang membuat kesepakatan agar keduanya menjadi suami istri kontrak, dalam pernikahan mereka banyak rintangan yang tak mudah mereka lewati namun dalam rintangan itulah keduanya dapat saling mengenal satu sama lain sehingga menimbulkan perasaan pada keduanya.
apakah pernikahan mereka akan berakhir setelah kontrak selesai atau mereka memilih mempertahankan pernikahan? yuk ikuti terus kisah Alva dan Laura
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Yulianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26
Karena persetujuan keduanya didalam kamar Laura dan Alva keluar menuju dapur sekaligus membuat susu cokelat.
"Jangan terlalu banyak gula," ucap Laura.
"Sudah cukup?" Tanya Alva sembari menunjukkan takaran.
"Tambah sedikit," jawab Laura dengan telunjuknya.
"Sudah?" Alva kembali menatap Laura.
"Kurangi sedikit," jawab Laura dengan senyum tipis.
Hahh!!
Alva menghela nafas karena takaran gula yang ia tunjukkan hanya ditambah dan dikurangi namun akhirnya sama saja.
Tring..tring
Nama Tania terlihat jelas dilayar ponsel Alva karena posisinya sangat dekat dengan ponsel tersebut.
"Ada apa Tania?" Tanya Alva sembari menatap Laura.
"Tania? Kau memanggil namaku secara langsung," ujar Tania.
"Kau butuh sesuatu?" Tanya Alva lagi.
"Aku ingin kau datang ke apartemen, aku merindukanmu," jawab Tania.
Alva mengetuk ngetuk telunjuknya diatas meja sembari menatap Laura sedangkan wanita itu sendiri meneguk susu yang belum selesai diracik oleh Alva walau ia belum puas dengan hasil takarannya.
"Aku tidak bisa hari ini Tania," ucap Alva.
"Apa kau sedang bersama wanita bayaran itu?" Tanya Tania.
"Mm"
Laura mendengar jelas ucapan Tania tapi ia sudah kebal dengan perkataan perkataan seperti itu.
"Sayang kau tidak bisa membuat dia sebagai prioritas, aku juga membutuhkan mu," ucap Tania.
"Dia sedang mengandung anakku jadi aku harus memperhatikan nya," kata Alva dengan wajah datar.
"Apa dia sudah hamil? Ahh akhirnya kita akan memiliki anak sebentar lagi," ujar Tania dengan suara senang namun faktanya tidak.
"Aku masih banyak jadwal kuharap kau mengerti."
"Baiklah aku tidak akan menggangumu sayang sampai jumpa," kata Tania lalu memutuskan sambungan.
Alva meletakkan ponselnya lalu menatap gelas yang sudah kosong.
"Kau menghabiskan ini?" Tanya Alva walau ia sudah tau jawabannya.
"Tidak!" Jawab Laura datar.
Alva tersenyum tipis sembari mengambil tisu lalu membersihkan sisa susu dibibir Laura.
"Belajar lagi untuk berbohong lebih baik," ucap Alva.
Laura menatap Alva yang berjarak sangat dekat dengan dirinya, jika saja pria itu adalah seseorang yang ditakdirkan untuk dirinya mungkin Laura tidak membutuhkan siapapun lagi di dunia pikirnya.
Apa yang kau pikirkan Laura, jangan masuk terlalu dalam, batin Laura.
Tidak bisa dipungkiri wanita ini lebih dari kata sempurna, batin Alva.
Sebelum Alva selesai membersihkan noda dibibir Laura, wanita Itu menjauhkan dirinya terlebih dahulu.
"Baiklah Laura karena kau sedang hamil aku menegaskan kau tidak boleh pergi ke butik lagi," ucap Alva mengalihkan pembicaraan.
Laura menatap Alva dengan tajam, dia sangat membenci orang orang yang membatasi dunianya seperti ini.
"Dalam perjanjian tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan lalu kenapa kau mengungkit pekerjaan ku," kata Laura dengan serius.
"Aku akan mengubah surat perjanjian jika kau keberatan dengan pernyataan ku tadi."
Laura tersenyum sinis sembari mengalihkan pandangannya dari Alva.
"Jika kau lupa aku akan mengingatkan mu bahwa aku belum menandatangani surat itu, jika kau mengubahnya lebih dari satu kali lebih baik aku keluar dari sini," ujar Laura.
"Kau mengancamku sekarang?"
"Tidak aku hanya tidak suka duniaku terganggu oleh orang lain," jawab Laura dengan tegas.
Alva pergi menuju suatu tempat dan kembali membawa sebuah map yang sudah sangat familiar dimata Laura.
"Tanda tangani surat ini agar tidak terus-menerus menjadi masalah diantara kita," kata Alva.
"Aku tidak mau jika kau mengubahnya," ucap Laura.
"Aku tidak mengubah apapun Laura."
Laura membaca surat surat itu terlebih dahulu sebelum benar benar menyerahkan kesepakatan mereka bersama.
"Baiklah aku menerima persyaratan ini, mari bekerjasama dengan baik tuan muda Leonardo Alva Dicaprio," ucap Laura sembari menyerahkan surat yang telah ditandatangani beserta uluran tangan sebagai tanda persetujuan.
"Senang bekerjasama dengan mu nona Pretty Laura Angeline," kata Alva tak kalah formalnya.
Hanya kau yang senang aku tidak, batin Laura.