Bagaikan mimpi buruk yang sangat menakutkan, Cecilia tidak menyangka hidupnya sangat tragis sekali.
Lelaki yang baru tiga bulan di nikahinya, ternyata menyukai adik tirinya.
Lelaki yang baru di nikahinya itu, bersekongkol dengan adik tirinya dan Ibu tirinya, ingin merebut perusahaan Ayahnya, dan menguasai harta keluarga Cecilia.
Cecilia bertekad akan membalas semua apa yang telah dilakukan oleh ke tiga orang itu pada keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Perasaan canggung.
Cecilia masih menunggu apa yang akan di katakan pria itu, duduk diam menatap pria itu dengan tatapan biasa tanpa ada rasa pada tatapan matanya.
"Bagaimana keadaanmu? apakah kamu sudah merasa baikan?" tanya pria itu memulai pembicaraan.
"Ya, saya sudah merasa tenang!" jawab Cecilia dengan tenang.
"Baguslah!" sahut pria itu.
Cecilia merasa tidak nyaman dengan basa-basi pria itu, sepertinya terlalu memperhatikan dirinya terlalu mendetail.
Dia ingin pria itu membicarakan masalah apa yang perlu di bicarakan, tidak perlu menanyakan tentang dirinya secara pribadi.
Itu membuat Cecilia merasa, kalau pria itu memiliki minat pribadi pada dirinya.
"Kenapa anda mengetahui apa yang terjadi antara diriku dengan keluarga Mama tiriku?" tanya Cecilia langsung menanyakan yang tadi ingin dia ketahui dari pria itu.
"Selama kamu di penjara, aku sudah menyelidiki semua masalah yang menimpamu!" ujar pria itu menjawab pertanyaan Cecilia.
Cecilia terdiam mendengar jawaban pria itu, dan dia tetap tenang memandang pria itu.
"Kenapa? apa motif anda menolong saya?" tanya Cecilia dengan nada yang datar.
"Apakah kamu tidak mengenalku?" tanya pria itu dengan tenang.
Kening Cecilia berkerut menatap pria itu mulai gugup, dia merasa kalau pria itu menyimpan sebuah rahasia tentang dirinya.
"Apa maksud anda Tuan? semua orang tentu mengenal anda, anda Ceo Group Arcturus!" kata Cecilia mencoba membuat dirinya setenang mungkin, dia sudah semakin gugup.
"Selain itu, apakah kamu tidak mengenalku sebelumnya?" tanya pria itu menatap Cecilia.
Deg!
Jantung Cecilia tiba-tiba berdegup dengan kencang, telapak tangannya terasa mulai berkeringat, dia semakin gugup saja.
"Tidak!" jawab Cecilia menggelengkan kepalanya berbohong.
Cecilia tidak ingin terlibat lebih akrab dengan pria itu, dia hanya ingin di antara mereka sebatas atasan dan bawahan saja.
Tampak wajah pria itu berubah, dan tangannya semakin melonggarkan dasinya, dan nyaris dia lepaskan dari kerah kemejanya.
"Begitukah?" gumamnya seperti kecewa.
Cecilia dapat merasakan nada kecewa dari suara gumaman pria itu, tapi Cecilia mengabaikan apa yang di dengarnya.
"Jadi, apa motif anda sebenarnya menolong saya? apakah Papaku ada memiliki hutang kepada anda? atau apakah anda memiliki dendam kepada mantan suami saya, sehingga anda menggunakan saya untuk membalasnya?" tanya Cecilia dengan tenang, dan tetap mempertahankan sikap formalnya.
Pria itu tampak membeku di tempatnya, dia terlihat tidak bisa untuk menjawab pertanyaan Cecilia.
"Itu...!" pria itu, Jhonatan Anderson Arcturus, Ceo raja bisnis yang mendominasi, dan di segani banyak orang, terlihat gugup dengan pertanyaan Cecilia yang beruntun.
Cecilia memandangnya, menunggu jawaban dari pria itu.
"Aku menaruh simpati dengan masalah yang kamu hadapi, kamu mengalaminya masalah yang tidak wajar, membuat aku berinisiatif untuk membuktikan kalau kamu itu tidak bersalah!" kata Jhonatan menjelaskan maksudnya membebaskan Cecilia.
Cecilia terdiam mendengar penjelasan dari Jhonatan, perasaannya jadi campur aduk.
Cecilia merasa terharu, dan tidak percaya, lelaki yang dulu diam-diam dia sukai, menaruh rasa simpati dengan masalah yang dia hadapi.
Cecilia rasanya ingin menangis, ada seseorang yang perduli dengannya.
Tapi orang itu sudah menjadi milik orang lain, dan dia sepertinya tidak pantas untuk di perhatikan oleh pria itu.
Cecilia mengepalkan tangannya dengan erat, dia menahan perasaannya yang bergejolak.
Tiba-tiba pintu ruang kantor Jhonatan terbuka, mereka bertiga menoleh ke arah pintu yang terbuka.
Dari luar masuklah wanita cantik, yang tadi selalu bersama dengan Jhonatan.
Wanita itu membawa sebuah nampan kecil, yang di atasnya terlihat ada satu cangkir kopi yang terlihat mengepul.
"Jhonatan, aku membawakan kopi untukmu!" sahut wanita itu dengan suara merdunya, sembari tersenyum manis memandang Jhonatan dengan tatapan lembut.
Dada Cecilia tiba-tiba tercekat melihat pemandangan itu, hatinya terasa begitu sakit.
Dan, dia tersadar kalau dirinya tidak ingin berlama-lama lagi berada di ruang kantor pria itu.
Cecilia tidak sanggup melihat kemesraan, yang di tunjukkan wanita itu di depan matanya kepada Jhonatan.
Wanita itu langsung duduk di sebelah Jhonatan, dan menaruh kopi itu ke atas meja sofa.
Perasaan Cecilia semakin canggung melihat wanita itu, dengan mesra merapatkan tubuhnya kepada Jhonatan.
"Sepertinya pembicaraan kita tidak ada lagi, kalau begitu saya permisi Tuan!" ujar Cecilia sembari berdiri perlahan, dan tetap menunjukkan sikap yang formal dan tenang sebagai bawahan.
"Tunggu..!" Jhonatan tiba-tiba duduk tegak, ingin menahan Cecilia.
"Permisi Tuan!" Cecilia dengan cepat memotong perkataan Jhonatan, dan mengabaikannya.
Cecilia membungkukkan sedikit tubuhnya dengan sopan sebelum pergi meninggalkan ruang kantor Jhonatan.
Bersambung.....