Ambil Saja Suamiku

Nina membuka matanya perlahan , tubuhnya terasa remuk , berat sekali rasanya untuk bangun.

Flasback semalam.....

Sampai di dalam kamar hotel , Nina langsung membersihkan dirinya...Aldi masih di tempat acara .

Acara hanya sampai sore , tapi ternyata banyak teman- teman Aldi yang baru datang , bahkan hingga malam menjelang.

Kebiasaan para Laki - laki juga sama dengan para wanita , ketika mereka bertemu teman dan mengobrol mereka juga akan lupa dengan waktu.

Melihat keadaan masih sepi di kamarnya, Nina langsung merebahkan diri di kasur untuk mengistirahatkan badannya yang memang sudah lelah.

Beberapa jam berdiri dan bersalaman dengan banyak orang tentu saja sangat lelah , apalagi memakai pakaian pengantin dan riasan yang sedikit tebal di wajahnya menambah rasa tidak enak di badannya.

Beruntung Nina sudah mengisi perutnya tadi saat di pelaminan, dengan Aldi yang menyuapinya.

" Sayang sekali hiasan bunganya harus aku rusak ". Nina menggeser beberapa hiasan yang ada di atas kasur itu.

Dan juga kelopak bunga masar merah yang tersebar di atas sana, sungguh sayang.

Tidakmembutuhkan waktu lama , Nina langsung terlelap , padahal ia bermaksud akan menunggu Aldi, tapi ketika kepalanya menyentuh bantal , rasa kantuk tiba - tiba menyerangnya.

Aldi masuk setelah semua temannya pamit pulang. Ia tersenyum melihat istrinya sudah terlepa tidur . Aldi pun sama , ia langsung ke kamar mandi juga untuk membersihkan diri .

Naik ke atas kasur perlahan, Aldi memiringkan tubuhnya untuk bisa memandangi wajah cantik Nina.

" Aku masih tidak percaya , ini seperti mimpi bagiku , kamu sekarang ada di sampingku , di ranjang yang sama ".

" Kamu sangat cantik istriku... ini yang ingin aku bisa katakan sejak dulu , menyebutmu dengan kata istriku ".

Nina menggeliat, " Bang , kamu sudah di sini , aku menunggu kamu ".

" Menunggu siapa ?? Orang kamu tidur nyenyak gitu ".

" Ya aku nunggu kamunya sambil tidur Bang ". Nina terkekeh.

" Bisa aja kamu Yang ". " Nah berhubung kamu sudah bangun , boleh tidak kalau Abang minta hak Abang sekarang Yang ?".

" Boleh enggak ya ". Aldi mulai cemas , jangan sampai ada drama datang bulan, bisa sia - sia ia minum jamu dengan campuran telor bebek pemberian Mama Fia tadi.

" Itu mukanya biasa aja kali Bang , di bolehin kok ". Wajah Aldi langsung berubah sumringah.

" Abang langsung gas pol.ya Yang , kamu lambaikan tangan kalau kamu sudah menyerah ".

Plak..." Enggak usah ngelawak Bang ".

" Abang enggak ngelawak Yang , Abang seriusan ...nanti kalau Abang sudah keterlaluan , kamu ingatkan ya ".

Aldi membuktikan kata - katanya , memang tidak ada drama sakit ataupun menangis , karena Nina seorang janda....karena itui ia memintanya lagi dan lagi.

" Yang ".

" Bang , aku nyerah ....aku lelah , apa Abang tidak lelah ?".

" Enggak, maksud Abang belum terlalu lelah , masih bisa kali satu kali lagi ".

" Hah...isshhh Abang , masa lagi ".

" Janji setelah ini kita tidur ".

" Perasaan tadi Abang bilang begitu ".

" Apa iya , Abang lupa tuh ".

" Bang ".

" Iya Abang memang bilang gitu , tapi ini mau lagi , anggap saja bonus ". Rayu Aldi.

" Bener ya , awas kalau Abang bohong lagi ".

" Iya janji ".

Flasback berakhir.......

Nina menggelengkan kepalanya, berusaha mengusir bayangan - bayangan kejadian semalam bersama Aldi.

Ia pun tersenyum , bagiamana bisa ia juga sangat agresif semalam , apa karena perlakuan Aldi padanya yang begitu lembut dan membuat sensasi yang membuatnya juga ikut berperan aktif , entahlah....pokoknya sangat berbeda dengan Arga.

" Kenapa aku jadi membandingkan Bang Aldi dengan Mas Arga sih , mereka jelas berbeda ". Gumam Nina.

" Kok senyum - senyum sih Yang , ingat pertempuran kita yang semalam ya ?". Tiba - tiba saja Aldi datang mengagetkan Nina.

Nina langsung menarik selimut bahkan sampai menutupi kepalanya, " Apaan sih Bang , ngagetin tau ".

" Siapa yang ngagetin , kamunya aja yang sedari tadi melamun , kalau kurang yang seperti semalam tinggal bilang saja , Abang pasti akan melayani kamu sepenuh hati Yang ". Aldi mendekat dan langsung menarik selimut yang menutup badan dan kepala Nina.

" Bang iihhh , usil deh ".

" Kenapa ?? Abang sudah lihat semua Nina sayang , apa kamu tidak lihat lukisan yang Abang buat di tubuh kamu ?".

" Lukisan apaan , ini aku sudah mirip kayak macan tutul tau Bang ".

" Enggak apa - apa , bagus juga hasil karya Abang , nanti Abang bikin lagi ya biar tambah banyak ".

" Enggak ya !".

" Kita lihat saja nanti....mandi gih , lalu kita makan ".

" Abang juga belum makan ?".

" Belum lah , Abang nunggu kamu Yang , mana bisa Abang makan sendirian, kasihan kamu semalam sudah melayani Abang sampai tepar , masa Abang tega ".

" Suamiku manis sekali, tambah cinta deh ".

" Harus itu , sini Abang bantu ".

" Bantunya yang ikhlas ya Bang ,jangan minta jatah dulu ya ".

" Iya sayangku ".

Nina dan Aldi tertawa kecil bersama , Nina berharap rumah tangga yang akan di jalaninya bersama Aldi akan berjalan semanis di awal pernikahan mereka ini.

*

*

Mama Arum memandang ke arah Arga yang baru datang menemuinya.

" Ma...".

" Kamu datang Ar ". meski kecewa dengan perbuatan Arga , namun sebagai seorang ibu , Mama Arum tetap menyayangi Arga , apalagi Arga putra mereka satu - satunya.

" Mama sehat kan , kok tambah kurus saja ?".

" Alhamdulillah Mama sehat, bukan Mama ,tapi kamu yang tambah kurus , sepertinya istri kedua kamu itu tidak bisa mengurus suaminya ".

" Masa sih Ma ?".

" Bukan hanya badan kamu yang kurus , penampilan bahkan wajah kamu pun terlihat berbeda , jangan terlalu berat bekerja Ar , kamu sepertinya kurang istirahat, apa kamu sedang banyak pikiran Ar ?".

Arga membenarkan ucapan Mamanya , memang benar, Kiran tidak mengurusnya dengan benar apalagi soal urusan perutnya , dan semenjak ia tinggal bersama Kiran mereka lebih sering bertengkar, itu yang membuatnya banyak pikiran dan kurang istirahat.... tapi ia tidak mungkin bilang pada Mama Arum , bisa - bisa panjang urusannya. Ia akan kembali disalahkan karena sudah menduakan Nina...ia akui , dirinya kurang bersyukur.

" Bukan banyak pikiran lagi Ma , kepala aku rasanya sudah tidak kuat lagi untuk menahannya ".

" Karena istri baru kamu ?".

Arga tanpa sadar mengangguk , tapi sesaat kemudian Arga menggelengkan kepalanya ." Bukan karena Kiran juga sih Ma , karena pekerjaan dan terutama karena Nina ".

" Kenapa Nina di salahkan kalian sudah bercerai Arga ".

" Karena Nina belum mau aku ajak rujuk Ma ".

" Lepaskan Nina , biarkan dia bahagia , jangan kamu ganggu lagi Ar , kamu sudah banyak melukainya ".

" Aku enggak bisa Ma.....aku masih sangat mencintai Nina ". jujur Arga.

" Percuma kamu bilang cinta sama Nina, kalau pada akhirnya kamu menghadirkan wanita lain dalam rumah tangga kamu ".

" Mama sama Papa kemaren kemana , Aku kesini kok enggak ada orang , Rena juga pergi ". Arga mengalihkan pembicaraan, karena ia tau semua ini adalah kesalahannya....mau di bahas seperti apapun ia yang akan kalah.

" Mama sama Papa pergi ke acara pernikahan anak teman Mama , Rena juga ikut ".

Apa Arga tidak tau kalau kemaren Nina sudah menikah

" Ohhh ...". " Ma , ada makanan tidak, Aku lapar ?".

" Ambil saja sendiri , Mama masak banyak tadi ".

" Terima kasih Ma ". Arga tersenyum , ia memang lapar.

Kasihan sekali hidup kamu Ar , melepaskan Nina , istri yang begitu baiknya....kamu malah mendapatkan sebaliknya , rumah tangga macam apa yang kamu jalani sekarang Ar....

Bersambung...

Like....

Vote...

Comment....

Terima kasih 🙏😘