NovelToon NovelToon
PACARKU OM OM

PACARKU OM OM

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Beda Usia / Romansa
Popularitas:169.4k
Nilai: 5
Nama Author: HANA ADACHI

Dewasa🌶🌶🌶
"Apa? Pacaran sama Om? Nggak mau, ah! Aku sukanya sama anak Om, bukan bapaknya!"
—Violet Diyanara Shantika—

"Kalau kamu pacaran sama saya, kamu bakalan bisa dapetin anak saya juga, plus semua harta yang saya miliki,"
—William Alexander Grayson—
*
*
Niat hati kasih air jampi-jampi biar anaknya kepelet, eh malah bapaknya yang mepet!
Begitulah nasib Violet, mahasiswi yang jatuh cinta diam-diam pada Evander William Grayson, sang kakak tingkat ganteng nan populer. Setelah bertahun-tahun cintanya tak berbalas, Violet memutuskan mengambil jalan pintas, yaitu dengan membeli air jampi-jampi dari internet!

Sialnya, bukan Evan yang meminum air itu, melainkan malah bapaknya, William, si duda hot yang kaya raya!

Kini William tak hanya tergila-gila pada Violet, tapi juga ngotot menjadikannya pacar!

Violet pun dihadapkan dengan dua pilihan: Tetap berusaha mengejar cinta Evan, atau menyerah pada pesona sang duda hot?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Kangen

Mobil melaju dalam keheningan yang berat. William sesekali melirik ke arah Evan yang duduk di kursi penumpang, kepalanya bersandar pada jendela dengan tatapan kosong. Sisa aroma alkohol masih samar tercium dari tubuhnya.

William menekan perasaannya. Ia masih marah, tentu saja. Tapi lebih dari itu, ia khawatir.

Butuh beberapa menit sebelum ia akhirnya angkat bicara. "Kalau kamu mau bicara, Papa akan mendengarkan kamu."

Evan masih diam. Napasnya terdengar berat, seolah ada beban besar yang ia tahan di dadanya.

Lalu, akhirnya, dengan suara pelan dan serak, ia berkata, "Papa benar."

William melirik sekilas. "Maksud kamu?"

Evan menelan ludah. Ia menggigit bibirnya sejenak, lalu menunduk dalam. "Tentang Nana," katanya dengan getir.

William tetap diam, menunggu Evan melanjutkan.

"Aku bodoh, Pa..." suara Evan terdengar patah. "Aku terlalu percaya sama dia. Aku pikir dia benar-benar mencintaiku. Aku pikir dia berbeda..."

William masih fokus menyetir, tetapi seluruh perhatiannya ada pada Evan.

"Aku pergi ke apartemennya tadi malam," lanjutnya dengan napas gemetar. "Aku kesana karena ingin menenangkan diri setelah marah pada Papa. Papa bilang aku harus menyelidiki apakah dia wanita yang baik untukku. Aku kesal, aku pikir Papa cuma iri karena aku bisa menemukan seseorang yang aku cintai..."

Evan mengembuskan napas panjang, bahunya bergetar. "Tapi... begitu aku sampai di sana, aku lihat sendiri..."

William merasakan dadanya mencengkeram.

"Aku lihat mereka, Pa..." suara Evan pecah. "Nana dan Roy. Mereka..."

Evan tidak bisa menyelesaikan kalimatnya. Ia hanya tertawa kecil, hambar, penuh kepahitan.

William mengeratkan genggaman pada setir, rahangnya mengatup rapat.

"Mereka nggak tahu aku datang," lanjut Evan, suaranya nyaris berbisik. "Aku buka pintu pakai kunci cadangan, masuk ke dalam... dan aku melihat mereka di tempat tidur."

William menutup mata sejenak, menahan emosi yang berkecamuk di dadanya.

"Roy," Evan melanjutkan, matanya menerawang kosong. "Sahabatku sendiri. Orang yang selama ini aku percaya. Ternyata mereka sudah berhubungan di belakangku selama enam bulan..."

William mengepalkan tangan.

"Aku benar-benar syok, Pa. Aku nggak menyangka mereka akan mengkhianatiku seperti itu," suara Evan terdengar serak, penuh kepahitan. "Saat itu juga, rasanya seluruh duniaku runtuh di hadapanku."

Ia mengusap wajahnya dengan kasar, seolah ingin menghapus rasa sakit yang menghantuinya. "Aku keluar dari apartemen itu dalam keadaan marah. Aku nggak bisa berpikir jernih. Aku langsung pergi ke klub, menenggak alkohol sebanyak mungkin, berharap bisa melupakan semuanya dan menyetir dengan ugal-ugalan, berharap aku bisa mati saat itu juga..."

EVan tertawa kecil, getir. "Sampai akhirnya aku menabrak tiang lampu. Bukannya mati, aku malah berakhir di kantor polisi. Sial, benar-benar memalukan, aku memang bodoh Pa..."

William membelokkan mobil ke bahu jalan, lalu menghentikannya. Ia mematikan mesin, menarik napas panjang sebelum menoleh ke arah Evan.

"Kamu nggak bodoh, Evan," katanya, suaranya dalam dan penuh ketulusan.

Evan menoleh, matanya memerah.

"Kamu hanya mencintai seseorang dengan tulus. Kamu hanya terlalu percaya pada orang yang salah," lanjut William. "Itu bukan kebodohan. Itu adalah tanda bahwa kamu memiliki hati."

Evan menunduk, bibirnya bergetar. "Tapi aku marah sama Papa... Aku nggak percaya waktu Papa bilang aku harus hati-hati. Aku pikir Papa cuma nggak suka dengan pilihanku..."

William tersenyum tipis, meski matanya menyimpan kesedihan. "Papa tahu. Dan Papa nggak pernah menyalahkan kamu karena itu."

Evan menghela napas panjang.

William menepuk bahu putranya dengan lembut. "Kamu kecewa, kamu marah, itu wajar. Tapi menyakiti diri sendiri dengan mabuk dan menyetir secara ugal-ugalan bukanlah solusi."

Evan menunduk, air matanya hampir jatuh. "Aku tahu Pa..."

William menatapnya dalam. "Dan satu hal lagi. Jangan pernah lagi bilang hidupmu akan lebih mudah kalau kamu mati. Papa nggak mau dengar kata-kata itu keluar dari mulut kamu lagi. Mengerti?"

Evan menggigit bibirnya, lalu mengangguk pelan. "Maaf, Pa..."

William mengusap kepala Evan, sesuatu yang sudah lama tidak ia lakukan pada putranya itu.

"Sudah cukup minta maafnya. Sekarang lebih baik kamu fokus untuk kepulihan kamu,"

Evan mengangguk, lalu ragu-ragu menoleh ke arah William.

"Tapi, Pa..." Ia menelan ludah sebelum melanjutkan, "Jangan bilang-bilang Mama tentang ini, ya?"

William mengangkat alis, lalu menghela napas panjang. "Tentu saja. Kalau Papa bilang ke Mama, bisa hancur dunia."

Evan tersenyum kecil, meski sorot matanya masih menyiratkan luka yang mendalam.

Tanpa berkata apa-apa lagi, William menyalakan mesin dan kembali melajukan mobil menuju apartemennya.

...----------------...

Sampai di apartemen, William segera mengantarkan Evan ke kamarnya. Keputusan untuk membawa putranya ke apartemen, bukan ke rumah mantan istrinya, bukan tanpa alasan. Ia ingin mengawasi Evan secara langsung selama mantan istrinya masih berada di Singapura. Di rumah mantan istrinya itu memang ada beberapa pembantu, tapi William sama sekali tak bisa mempercayai mereka sepenuhnya.

Setelah memastikan Evan tertidur dengan tenang, William bersandar ke dinding di dekat pintu kamar putranya. Ia menghela napas panjang, membiarkan tubuhnya sejenak menikmati keheningan malam. Namun, pikirannya tetap berkecamuk. Tatapannya kembali mengarah ke kamar Evan, memeriksa sekali lagi seolah memastikan bahwa anaknya benar-benar baik-baik saja.

Lelah mulai merayapi tubuhnya. Kepalanya terasa berat, dipenuhi beban yang seakan semakin menumpuk dari hari ke hari. Rasanya ia ingin bersandar pada seseorang, ingin ada yang menenangkannya seperti ia baru saja menenangkan Evan.

Tapi siapa?

Seakan mendapat jawabannya, wajah Violet tiba-tiba melintas di benaknya.

Senyum tipis terukir di bibirnya, disusul gelengan kepala pelan. "Ah, padahal baru sebentar berpisah, kenapa rasanya sudah kangen lagi?" gumamnya lirih.

1
Ita rahmawati
lagian malah si evan suruh ngawasin barang mah dia sebdiri yg jd kodok jantan nya 🤣
mery harwati
Evan bikin papamu cemburu akut padamu ya 😄
Azahra Rahma
Evan jangan ambil kesempatan dalam kesempitan ya,,ingat itu balon mama tirimu
HANA
Minal Aidzin Wal Faidzin, ya, untuk semua pembacaku! Mohon maaf jika selama ini Author pernah melakukan kesalahan. Semoga di bulan yang penuh berkah ini, kita semua diberikan kelimpahan pahala dan rezeki. Aamiin.
Vita Pky: slmat indul Fitri kak🙏🤍
Susanti: sama thor minal aidzin wal faidzin
total 5 replies
Azzani Siti
😭😆😆😆🤣🤣🤣
ngakak brutal ya allah
Azzani Siti
judulnya mau apa nih readers?
"mertuaku, mantan musuh bebuyutan ku..
atau
"mertuaku, besty SMA ku?
Azzani Siti
belum tau aja si bapak, bibir si purple udah gak perawan di buat si om😭🤣🤣😆😆
kalau sempat tau, habis kau om jadi dendeng balado..🤣🤣🤣
D_wiwied
uhuuyy pelet sudah bereaksi.. awas Will ntar kamu bisa ter ungu ungu 😆😆
D_wiwied
wkwkwk ternyata cuman mimpi toh /Facepalm//Facepalm/
Aam Amalia
Luar biasa
HANA: thankyou akak🥰🥰
total 1 replies
mery harwati
Hadeuh mantu, kamu nekat banget cari masalah sama mertua laki²mu, ta SIM (Surat Ijin Menikah) dicabut calon mertuamu, kejang² nanti kau mantu 🤣
Azzani Siti
jokes bapak bapak😭🤣🤣😆😆
Azzani Siti
🤣🤣😆😆😆 NYI roro kidulnya disuruh Potong bawang om...😭🤣🤣😆😆
Azzani Siti
nyawanya banyak...😭😭😭
dia jujur gak tu depan bapak nya si cowok..😭😭
D_wiwied
ya ampun jujur banget sih vi /Facepalm//Facepalm/
Azahra Rahma
awas om takut kebablasan,,jangan terlalu sering berduaan di kamar ya
Erni Erni
🥰 wah ikutan happy ya terlope2 jg sama om will
Lauren Florin Lesusien
𝚕𝚞𝚌𝚞 𝚜𝚊𝚙𝚊𝚖 𝚢𝚐 𝚗𝚐𝚊𝚠𝚊𝚜𝚒𝚗 𝚐𝚊𝚖𝚙𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒𝚜𝚘𝚐𝚘𝚔😍😍😍😍😍
Susanti
pinter banget om will /Facepalm/
Azahra Rahma
haduhhhhh papa Ardiyan satpamnya gampang di sogok nih,,,,cuma di kasih ps5 dah kicep
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!