NovelToon NovelToon
Hanya Adik Angkat Sersan Davis

Hanya Adik Angkat Sersan Davis

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Kehidupan Tentara
Popularitas:11.1k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

Serka Davis mencintai adiknya, hal ini membuat sang mama meradang.

"Kamu tidak bisa mencintai Silvani, karena dia adikmu," cegah sang mama tidak suka.

"Kenapa tidak boleh, Ma? Silvani bukan adik kandungku?"

Serka Davis tidak bisa menolak gejolak, ketika rasa cinta itu begitu menggebu terhadap adiknya sendiri, Silvani yang baru saja lulus sekolah SMA.

Lalu kenapa, sang mama tidak mengijinkan Davis mencintai Silvana? Lantas anak siapa sebenarnya Silvana? Ikuti kisah Serka Davis bersama Silvani

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 Menerima Tawaran Ramon

     "Dek, kamu pulangnya naik gojek atau angkot saja, ya. Kakak ada tugas dadakan dari Komandan." Sebuah pesan WA terkirim pada Silva. Silva segera meraih Hp nya dan melihat siapa yang mengirimkan pesan.

     "Ok." Silva membalas pendek. Setelah itu tidak ada balasan apa-apa lagi dari Davis.

     Silva berjalan keluar dari kampus ULD, dia memilih naik angkot saja daripada pesan gojek, lagipula angkot yang akan dia tumpangi, jurusannya melewati jalan menuju rumahnya.

     Satu angkot yang ditunggunya sudah penuh dan mulai berjalan, terpaksa Silva harus sabar menunggu angkot yang selanjutnya. Angkot kedua datang, sayangnya, sebelum sampai di depan gerbang kampus ULD, angkot itu sudah penuh dengan penumpang. Terpaksa Silva harus menunggu lagi angkot yang lain.

     "Silva, kamu mau pulang, ya? Samaan sama aku saja, yuk," ajak seseorang yang suaranya sudah tidak asing lagi bagi Silva.

     "Ramon," serunya kaget, Silva tidak melihat dari arah mana Ramon datang.

     "Ayo, naiklah," ajaknya lagi setengah memaksa. "Kamu tidak sedang menunggu kakakmu itu, kan? Kalau tidak, sebaiknya kamu ikut denganku saja. Aku antar sampai depan rumah," paksanya lagi berharap.

     Silva termenung, tiba-tiba ia ingat akan pesan Davis. Yang selalu mengingatkan agar tidak ikut pulang pada siapapun, walaupun diajak.

     "Nggak, Ram. Aku menunggu angkot saja. Kalau nggak ada angkot, aku mau pesan gojek," balas Silva. Ramon nampak kecewa, tapi sepertinya ia tidak putus asa untuk mengajak Silva pulang bareng.

     "Sudah, ikut saja. Aku janji hanya sekali ini saja. Lain kali kamu tidak usah ikut. Gimana? Lagian, lihat tuh, langit sudah mulai mendung. Kalau kamu masih mau menunggu angkot atau pesan gojek, aku yakin kamu bakal kehujanan," jelasnya memberi keyakinan pada Silva.

     "Tapi, gimana, ya?" Silva berpikir, ia takut kalau ikut Ramon, nanti ketahuan Davis. Ia tahu seperti apa kakaknya itu akan marah.

     "Kenapa harus mikir lama, lihatlah langit mendung, aku kasihan saja kamu kehujanan," bujuknya lagi.

     Setelah berpikir lama, akhirnya pendirian Silva meleleh juga. Silva terpaksa menerima ajakan Ramon.

     "Baiklah, tapi aku hanya sekali saja menerima tawaran kamu."

     Mendengar hal itu, Ramon senang bukan main. Ia segera meraih helm yang selalu ia bawa di dalam bagasi motornya, lalu diberikan pada Silva.

     "Pakailah," ujarnya.

     Silva menerima helm itu, lalu memakainya. Karena susah dipasangkan talinya, terpaksa Ramon membantu memasangkan tali di helm itu.

     "Sudah," ucap Ramon seraya mempersilahkan Silva menaiki motornya yang sedikit nungging.

     "Tapi ini gimana, motormu susah naik?" Silva risih saat mau menaikinya, karena ia tidak terbiasa menaiki motor besar dengan posisi nungging.

     "Mari aku bantu." Ramon meraih tangan kanan Silva untuk membantunya menaiki motor yang berkapasitas 500 cc itu. Dalam hati Silva menyesal, kenapa tadi tidak menolak keras ajakan Ramon. Lagipula motor Ramon ini sepertinya tidak nyaman saat digunakan.

     "Ayo, kita mulai. Kamu sudah siap?" tanya Ramon.

     "Sudah."

     Akhirnya motor Ramon mulai melaju meninggalkan depan kampus ULD. Saat bersamaan sebuah truk TNI dari kesatuan Davis melewati jalan itu dari arah berlawanan. Davis yang duduk tepat di belakang truk, melihat jelas ke arah Silva dibawa oleh sebuah motor.

     "Silva," gumamnya sembari menatap motor Ramon yang semakin lama semakin menjauh. Tas dan baju Silva juga kerudung ungu muda yang dikenakan Silva, mampu Davis kenali. Davis meradang saat itu juga, sayangnya dia tidak bisa protes. Davis hanya bisa menahan amarahnya dalam dada. Kalau saja Komandan tidak memberikan perintah mendadak seperti ini, mungkin saja dia saat ini sudah menjemput Silva di depan kampusnya.

     "Kamu tidak dengar apa yang aku peringatkan, Dek. Kamu ingkar janji dan tidak bisa menepati janji," marahnya dalam hati seraya mengetik sebuah pesan untuk Silva dengan nada kesal.

     Truk TNI yang membawa Davis semakin jauh meninggalkan tempat itu menuju kesatuan pusat senjata.

     Sementara itu, Silva yang kini sedang berada di belakang Ramon, perasaannya mulai tidak tenang, saat motor Ramon mulai terkejut. Entah terkejut karena rem atau sengaja dikejutkan Ramon.

     "Aduhhh." Silva mengaduh saat dadanya terdorong tepat ke punggung Ramon dengan sangat keras. Jelas ini sangat sakit, untuk sejenak posisi dia hanya bisa bersandar atau seolah sedang gelendotan di punggung Ramon.

     "Kenapa? Maaf, barusan aku rem mendadak," ucap Ramon disertai senyum.

     Silva meringis seraya membetulkan posisi tubuhnya agar tegak dan tidak bersandar lagi dadanya ke punggung Ramon.

     "Ram, tolong pelan saja. Dada aku sakit barusan karena membentur punggung kamu. Sumpah sakit banget," jujurnya. Mana saat benturan itu terjadi, salah satu payudara Silva mengenai tulang pangkal lengan Ramon yang menonjol.

     Silva seketika menyesal kenapa ia harus ikut Ramon tadi. Apa yang diperingatkan Davis, kini baru disadarinya. Ikut sama orang lain itu benar-benar tidak enak.

     "Aduh, aku minta maaf, ya. Aku tidak sengaja," ujar Ramon meminta maaf. Silva mengangguk, tapi karena tidak kelihatan Ramon, Ramon kembali meminta maaf karena ia merasa bersalah.

     "Aku minta maaf, ya," ucapnya.

     "Iya, Ram, tidak apa-apa," balas Silva terpaksa.

     "Ramon, pacar baru elu? Sejak kapan elu dapat cewek, kenalin kit-kita ngapa?" Tiba-tiba saja beberapa motor yang persisi seperti punya Ramon sudah berada di sisi kiri dan kanan Ramon. Ramon menoleh seraya membalas dengan tawa renyah.

     "Masih PDKT belum jadian," teriaknya membalas. Silva terkejut saat Ramon mengakui bahwa dirinya sedang PDKT padanya. Silva mendadak ingin segera turun dari motor Ramon.

     "Pelukan dong, biar mesra," ujar yang lain yang ditujukan pada Silva. Silva jadi takut kalau Ramon membawanya ke suatu tempat. Kalau dilihat dari motornya yang sama, Ramon sepertinya memiliki geng motor. Kalau benar dia geng motor, itu artinya Ramon punya basecamp.

     Pikiran Silva jadi kalut, dia takut Ramon belok dan membawanya ke basecamp geng motornya. Dalam hati Silva berdoa, semoga Ramon tidak membawanya ke mana-mana selain mengantarnya pulang.

     Teman-teman Ramon yang motornya sama, akhirnya mendahului Ramon, tepat di depan ada belokan kiri, mereka semua belok kiri, sedangkan rumah Silva masih lurus dan bukan belok kiri.

     Silva sudah takut kalau motor Ramon akan belok kiri juga. Namun, ternyata pikiran Silva salah besar, Ramon tetap lurus menuju jalan alamat rumah Silva.

     Dua puluh menit kemudian, motor Ramon tiba di gang menuju rumah Silva, Silva menepuk punggung Ramon pelan.

     "Ram, sudah di sini saja. Berhenti," pinta Silva. Ramon menghentikan motornya lalu menoleh ke belakang.

     "Kenapa?"

     "Berhenti di sini saja, biar dari sini aku jalan kaki. Sudah dekat ini kok. Terimakasih banyak, ya, Ram, sudah mengantar," ucap Silva seraya menuruni motor Ramon.

     Ramon tidak bisa mencegah karena Silva sudah menuruni motornya.

     "Baiklah. Padahal aku ingin mengantar kamu sampai depan rumah. Ya, sudah, tidak apa-apa. Terimakasih juga kamu sudah mau aku antar, walau tidak sampai depan rumah," ucap Ramon seraya menerima helmnya yang sudah dibuka Silva.

1
Rosidahnamaku
penasaran
Nasir: Silahkan Kak mampir. Jangan lupa like n vote nya ya.
total 1 replies
Nasir
Hai Readers, kisah Davis dan Silva sepertinya pembaca masih malu2 mampir ya? Ayo serbu dong kisah ini, biar retensinya tercapai dan Author menulisnya semangat. Kalo retensi gak tercapai, sepertinya Author mau tamatkan lebih cepat. Ayo dong mampir biar Author semangat.
Mrs.Riozelino Fernandez
orang pacaran pun gak ada yang masuk ke kamar pacarnya,Davis ini udah kelewatan.kayak gak ada waktu lain untuk bicara sama Silva...
gak suka banget aku liatnya...
Lendra malayu
tambah seru nih,,, semangat thorrr /Kiss//Kiss/
Sukemi Nak Murtukiyo
perang dunia ke 3 ini,,,,,
Nasir: Hehheeee tungguin ya..
total 1 replies
Lendra malayu
wahh,, bs ngamuk nih si Davis /Frown/
Nasir: Heheh... kayaknya...
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
🤮🤮🤮
Mrs.Riozelino Fernandez
naaah bener nih kata Danis👍👍👍👍👍
Mrs.Riozelino Fernandez
kok aku jijik jadinya dengan Davis ya...
klo menurut ku ini gak cinta sih,nafsu namanya...agak lain gaya pacaran nya...klo cinta itu pasti dijaga,orang pacaran sehat aja gak mau tiap sebentar cap cip cup...
Lendra malayu
mksh thorr udah rajin up 🥰/Rose//Rose/
Nasir: Sama2 Kak.
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
waaah ini oleh oleh khas kampung halaman ku di Medan kk Thor....
Bika Ambon dan lapis legit 👍👍👍👍
Nasir: Iya mantap Kak...
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
uiiih...udah main tindih aja...
kk adek kandung mana ada begituan klo udah besar...aku aja dilarang masuk kamar Abg ku 😅😅😅
Nasir: Iya Kak... itu gak boleh...
total 1 replies
Lendra malayu
sepertinya kak danis mulai faham siapa wanita yg dimaksud davis
Miftahur Rahmi23
Gambaran manusia sekarang nih, apalagi di medsos, banyak nih komen2 kek gini. dia yg nyerang dia pula yg merasa terzholimi /Facepalm/
Nasir: Iya betul.
total 1 replies
Lendra malayu
semangat thorrr /Kiss//Kiss//Rose/
Nasir: Makasih Kak...
total 1 replies
mama Al
aku mampir
Nasir: Makasih Kak....
total 1 replies
Lendra malayu
ternyata dinding pemisahnya orang terdekat
Mrs.Riozelino Fernandez
mank kenapa klo Silva jadi mantu mu Ma???
Nasir: Entahlah. Mama hanya ingin dia jadi anaknya saja tidak lebih.
total 1 replies
Lendra malayu
naa,, si mama bs ngomel2 nih
Nasir
Hari ini satu bab dulu ya.... gpp ya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!