"Saya tidak merasa terjebak dengan pernikahan ini.Kamu tau,tak ada satu pun di dunia ini yang terjadi secara kebetulan.Semua atas kehendak Tuhan.Daun yang jatuh berguguran saja atas kehendak Tuhan.Apalagi pernikahan kita ini,terjadi atas kehendak-Nya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desnisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10
Sehabis solat subuh,Salma memeriksa ponselnya sambil santai di atas tempat tidur.
Saat membuka aplikasi berlogo warna hijau grup perusahaan,matanya terbelalak,99+ pesan menumpuk.
Tubuhnya gemetar,matanya nanar membaca bahwa ibunya pak Frans meninggal dunia tadi jam tiga pagi.
Rasa bersalah dan berdosa seketika melingkupinya, karna tadi malam tak menuruti permintaan ibu pak Frans.
Salma menghubungi Elang,terdengar suara pria itu serak-serak basah,sepertinya habis bangun tidur.
"Mas,ibunya pak Frans meninggal..." Suara Salma terdengar bergetar.
"Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roojiuun...." Sahutan Elang dari sebrang telepon.
"Bagaimana ini mas...aku merasa berdosa karna tidak datang kemarin...coba aku datang kemarin..." Salma mulai menangis.
"Sstt...Sstt....sayang...kamu ga perlu merasa berdosa.Itu sudah takdir." Elang berusaha menenangkan Salma.
"Tapi aku merasa bersalah tidak menuruti permintaan terakhir beliau mas."
"Tapi aku merasa bersyukur kamu ga jadi datang tadi malam.Bisa aja kan,di saat-saat terakhirnya ibu atasan kamu,meminta kamu dan anaknya menikah sebelum dia menutup mata.Biasanya orang tak tega menolak permintaan terakhir orang sedang sekarat.Apalagi atasan kamu mengatakan pada ibunya kalau kamu adalah teman dekatnya.Memangnya kamu mau menikah dengan atasan kamu itu?" Terdengar ada nada tak suka dan cemburu dari suara Elang.
Salma terdiam mencerna perkataan Elang.Apa yang barusan di ucapkan Elang ada benarnya juga.Bisa-bisa,nyonya besar memintanya menikah dengan pak Frans saat itu juga.Gila kali aku punya dua suami.
Salma tersadar." Mas,sudah dulu ya,aku mau siap-siap ke rumah pak Frans untuk takziah."
"Aku jemput."
***
Salma terkejut melihat Galang ada di depan kosannya.Pria itu tampak berdiri bersandar pada mobilnya.Senyumnya merekah begitu melihat Salma.
"Salma,saya minta sedikit waktu,ada yang ingin saya bicarakan dengan kamu." Ucap Galang begitu Salma ada di hadapannya.
"Maaf,saya terburu-buru." Jawab Salma tanpa menoleh dan tanpa menunggu jawaban dari Galang.Gadis itu dengan cepat jalan menyusuri trotoar tanpa memperdulikan Galang yang berteriak memanggil namanya.
Sepatu pantofel dan rok panjang bermodel A line membuat Salma bisa berjalan lebih cepat dari biasanya.
"Salma,saya antar kamu." Bergegas Galang masuk kedalam mobil dan mengejar Salma.
Jarak seratus meter yang biasa dia lalui saat akan menuju halte terasa begitu lama bagi Salma.Seperti ada yang menariknya kebelakang hingga kakinya terasa berat untuk melangkah.Suara klakson mobil Galang dia abaikan.Meskipun kini perasaannya terhimpit perasaan masa lalu.
Rasa yang mungkin belum hilang seutuhnya.Bagaimanapun juga butuh waktu untuk menghapus jejak kenangan manis yang pernah dia ukir bersama Galang.Kenangan itu kini menari satu persatu di benaknya.Membuat Salma tersandung dan hampir terjatuh.Galang yang melihat hal itu membuka jendela mobil dan berteriak memanggil nama Salma,gadis yang dia cintai setengah mati hingga kini.
Pagi ini hati Salma keruh,larut dalam pusaran perasaan yang campur aduk.Antara perasaan cinta Galang dan Elang yang menikahinya.
Akhirnya kaki itu sampai di pertigaan,Galang masih mengikuti dengan mobilnya.Salma berhenti dan tarik nafas dalam-dalam untuk mengusir cairan bening yang akan singgah memenuhi kelopak matanya.
Disebelah kiri dekat halte,ada mobil Elang yang terparkir disana.Bahkan pria itu keluar dari mobilnya setelah melihat Salma.
Galang yang masih di dalam mobil merasa heran melihat ada adiknya di sana.Perasaannya mulai tak enak.Hatinya merasa kalau ada sesuatu yang terjadi antara adiknya dan Salma.Pria itu mencari-cari tempat agar bisa memarkirkan mobil.Akhirnya tak sabar,Galang keluar dari mobil dan membiarkan kendaraannya terparkir begitu saja.
Salma mulai panik ketika Galang melangkah mendekati Elang yang sedang melangkah kearahnya.Satu bis yang berhenti di halte tak di hiraukan,dia harus tau apa yang akan terjadi di antara dua saudara kandung itu.
"Kenapa kamu ada di sini?" Tanya Galang pada adiknya dengan nada tak enak di dengar.
"Aku menjemput Salma." Jawab Elang dengan tenang.
"Kalian ada hubungan apa? Mengapa saya semakin sering melihat kalian bersama?"
Salma mulai panik mendengar nada suara dua pria itu.Beberapa penumpang yang menunggu bis di halte juga memperhatikan mereka.
"Kami gak ada hubungan apa-apa." Salma yang menjawab.Jantungnya terpacu lebih cepat,membuat nafasnya terasa sesak.
Galang menatap nanar gadis pujaannya itu.Salma pun menatapnya." Mas Elang hanya membantuku menjelaskan pada keluargaku soal kamu gagal datang melamar ku waktu itu."
Dahi Galang mengernyit memandang Elang.Adiknya itu masih berdiri tegak dengan dua tangan masuk ke dalam saku celana.
Yang ada dalam benak Galang saat ini adalah mengapa Elang tak pernah cerita perihal dia datang ke rumah Salma.
Perasaan Salma makin kebat-kebit,karna takut ada perkelahian yang akan jadi tontonan orang banyak.
"Maaf...saya harus berangkat kerja..." Ucap Salma pelan,entah di tujukan pada Galang atau Elang.
Gadis itu hendak menaiki bis jurusan tempatnya bekerja yang berhenti.
Elang maju,meraih lengan Salma dan mengajak gadis itu melangkah ke arah mobilnya.
Galang yang melihat mulai emosi ,dadanya terasa panas.Sebagai kekasih Salma selama ini,hanya sekali dia menyentuh kulit gadis itu.Yaitu ketika Salma pingsan di kosannya,itupun karna ibu kos yang minta bantuannya.
Sedangkan Elang yang bukan siapa-siapanya, seenaknya menggamit lengan gadisnya.Dengan langkah cepat Galang mengejar.Ditariknya lengan kiri Elang dan mendaratkan pukulan di rahang adiknya itu.Elang yang tak menyadari situasi tidak bisa mengelak.Di pegangnya rahangnya yang terasa sakit dan panas.
Salma menjerit sambil menutup mulutnya.Beberapa orang yang lewat memandang ke gaduhan itu.
"Apa-apaan kamu!" Teriak Galang.
"Kamu yang apa-apaan,kak!" Elang merengsek maju.Mereka sekarang berdiri saling berhadapan.Mata mereka beradu,menatap dengan tajam.
"Kenapa kakak masih mau menemui Salma yang hampir kamu permalukan.Kamu sudah menikah,berhenti menemui Salma."
"Itu bukan kemauan ku dan kamu pun tahu itu."
"Sebagai laki-laki,harusnya kakak bisa menolak,bukan diam saja.Banyak hati yang kamu sakiti dengan sikap tak tegas mu itu."
"Sialan kamu,El.Kamu memanfaatkan situasi ini untuk mendekati Salma.Jangan mimpi kamu.Aku masih sangat mencintai Salma.Tak kan kubiarkan siapa pun yang mendekatinya,termasuk kamu,El."Galang berteriak marah membuat orang-orang di sekitar mereka mematung menyaksikan kegaduhan yang di picu soal asmara.
Galang kembali menyerang Elang,kali ini Elang tidak hanya mengelak tapi menyerang balik.Membuat Galang terhuyung ke belakang sambil menyentuh ujung bibirnya yang pecah akibat pukulan keras dari Elang.
Salma berteriak bilang sudah,tapi tak dianggap oleh dua pria itu.Mereka kembali adu jotos hingga membuat para lelaki yang menyaksikan ambil tindakan untuk memisahkan.
Bunyi klakson beruntun di belakang mobil Galang,membuat pria itu terpaksa pergi dari sana.Matanya yang penuh amarah masih sempat melihat Elang meraih tangan Salma dan membawa masuk kedalam mobilnya.
Galang tak bisa mengikuti karena mobil Elang telah melaju pergi.Hatinya benar-benar hancur.Beberapa kali dia berteriak sambil memukul setir kemudi.
Elang membawa Salma ke apartemennya.Mata gadis itu sembab karna menangis di sepanjang perjalanan.Mereka sekarang duduk di sofa ruang tamu.
"Maaf,karena kegaduhan tadi." Ucap Elang sambil mengusap rahangnya yang masih terasa ngilu.
"Mengapa tadi mas menungguku,saya kan gak pernah minta di jemput.Kalau saja mas tadi tidak datang,ini semua tak mungkin terjadi." Sahut Salma sedikit kesal.
"Apa salah aku menjemput istriku sendiri?" Apa aku harus membiarkan kamu bersama dengan kak Gaga lagi?"
"Bukan begitu."
"Mungkin kamu masih mencintainya?" Tanya Elang dengan suara seperti orang marah.
Salma menatap sorot tajam yang sedang memandangnya.Lantas gadis itu menunduk.
Sulit menjelaskan apa yang ada di pikirannya saat ini.Menduga-duga apa yang akan terjadi setelah ini.Pasti hubungan kakak adik itu tak lagi baik-baik saja setelah ini.Terlebih nanti setelah Galang tahu kalau dirinya dan Elang telah menikah.Bagaimana kalau keluarga besarnya juga tahu? Inilah yang di takutkannya.
Salma membiarkan ponsel di dalam tas kerjanya berdering tanpa henti.Mungkin itu panggilan dari Galang atau bisa jadi dari Kanaya,karena dia belum sampai kantor juga.
Elang menggeser duduknya lebih dekat dengan gadis di sebelahnya."Apa kamu berpikir untuk kembali pada kak Galang,setelah tahu bahwa dia masih mencintaimu?"
Namun yang di tanya hanya diam,membuat Elang mulai emosi.
"Jawab Salma! Jika kamu ingin kembali katakan saja.Aku akan membantumu,seperti yang kulakukan saat berhadapan dengan keluargamu."
Nada yang penuh emosi itu membuat hembusan nafas Elang terasa di wajah Salma.Apa yang di ucapkan tak sesuai dengan apa yang ada di dalam hati Elang.
Salma masih diam untuk menenangkan kemelut dalam dadanya."Aku gak akan pernah kembali." Jawab Salma akhirnya.
"Apa karna kamu sudah terikat pernikahan denganku?"
Hening
"Atau karna kak Gaga juga sudah terikat pernikahan? Tapi dia kan masih mencintai kamu seperti katanya tadi."
Masih hening
"Kamu ingin aku melepas mu?" Elang mulai frustasi dengan diamnya Salma.
"Bagaimana kalau aku tak akan pernah melepaskan mu?"
Kini mereka saling pandang.
"Apa kamu tak ingin aku pertahankan?" Elang masih terus memberondong pertanyaan saat gadis di hadapannya itu tak mau bicara.
Salma masih terlalu ragu dengan perasaannya sendiri dan juga perasaan Elang.Walaupun pria itu pernah berkata ingin melanjutkan pernikahan mereka.Dan dia pun punya keinginan yang sama.
Tapi bagaimana mungkin orang yang baru dekat dengannya tiba-tiba saja jatuh cinta.Belum lagi pikirannya yang dijejali dengan kekuatiran dengan segala kemungkinan yang akan terjadi setelah ini.
Gadis yang sedang melamun itu tiba-tiba terbelalak kaget saat bibirnya di kecup lembut.
Jemari Elang memegang dagu Salma,wajahnya menunduk tepat di atas wajah gadis yang tangannya kini gemetar.Satu kecupan saja tidak cukup hingga membuat Elang melumat bibir mungil itu untuk beberapa lama.
Sesaat detak jantung Salma seakan berhenti.Nafasnya terasa tercekat di tenggorokan.Tak tahu harus merespon apa dengan tindakan spontan Elang.
Gadis itu membeku.Jujur ini pertama kalinya seorang pria mencium bibirnya.Lelaki yang telah halal baginya.
Elang melihat wajah gadis di hadapannya yang memucat dan diam bagaikan patung."Maaf..." Ucap Elang tersenyum,jemarinya mengusap bibir yang telah dia cium.
Salma jadi salah tingkah dengan apa yang terjadi.Pipi putihnya merona merah.
Melihat ekspresi Salma,Elang jadi serba salah juga.Dengan lembut dan penuh kasih,pria itu membawa Salma ke dalam pelukannya.
Salma menumpahkan segala perasaannya yang bercampur aduk dalam dekapan pria yang begitu baik padanya lewat air mata.Gadis itu menangis terisak.
"Hei...kenapa menangis? Apa aku berbuat salah sama kamu.Untuk ciuman yang tadi,aku minta maaf karna gak izin dulu sama kamu." Ucap Elang dengan lembut dan penuh kekuatiran.
Namun Salma semakin terisak."Kamu terlalu baik untuk ku,mas..." Sahut Salma terbata-bata.
Elang mengangkat kepala Salma dari pelukannya.Kemudian mengusap air mata gadis itu dengan jarinya."Tentu aku akan baik terhadap istriku...apalagi terhadap istri cantik dan menggemaskan seperti kamu..." Elang tersenyum.Senyuman itu sungguh membuat jantung Salma berdesir.