Alaska Raden Saleh terkenal sebagai sifat playboy, ia sering membuat para gadis impian untuk mencintai dan menyukai Aska. Tapi tidak dengan Rania, seorang gadis cantik berkulit putih, hidung mancung, serta agamis itulah impian Aska. Tetapi Aska sudah lebih mencintai Luna kedahuluan. Hubungan Luna dengan Aska sudah lebih dari 4 tahun dan impian Luna ingin ia menjadi pasangan Aska. Tetapi Aska tak mencintai Luna, ia hanya menyukai Luna karena wanita seperti Luna sangat memikat hatinya.
Dapatkah Luna mengetahui jika Dirinya hanya sebagai permainan belaka? dan padahal Luna dengan Rania ialah saudara sekandung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rohima_Cahaya18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Ujian Hidup Aldy
Lydia ingin memasukan Rio ke penjara karena sudah membuat Aska seperti ini. Luka dan serta di wajahnya penuh memar sekalipun pasti Rio tak akan ada orang yang berusaha untuk membebaskan dari tahanan penjara. Lydia ingin melenyapkan Rio, ia sudah lama ingin anak tersebut mati dan mungkin Samuel tak akan bisa bertanya lagi tentang Rio.
Sangat jahat dan licik, terbuat dari batu pikiran Lydia! Andai saja Samuel mengetahui bahwa istrinya sangat licik. Pantas, tabiat menurun pada anaknya yang keras kepala, playboy, dan sifatnya kekanakan. Itu tidak mungkin terjadi, Rio tak mungkin tidak mengetahui kebusukan Lydia padahal dari dulu ayahnya dilarang untuk menikahi wanita tua seperti Lydia.
Lydia yang ingin mencapai kebahagian, tetapi Lydia bukannya bertindak dulu sebelum berbuat. Jika Lydia tidak mengetahui siapa yang sudah bersalah dalam hal ini. Tak perlu untuk melakukan tindakan yang merugikan orang lain sebaiknya waktu yang tiba Lydia akan merubah sikapnya.
Lydia menghubungi polisi, ia yang tak Sudi harus anaknya mengalami seperti ini. Lydia yang senang, sebentar lagi Rio akan dipenjara seumur hidup.
"Rasakan akibat apa yang engkau tanam Rio! Semoga engkau seumur hidup disana,"imbuh Lydia ia senang karena sudah melaporkan berita yang menyerang anaknya.
Dibalik itu, Luna yang sementara bersama dengan Aldy sedang bersenang senang, Luna yang tahu bahwa dirinya harus bersifat seperti gadis yang baik. Ia tidak akan mau pernah bertanya, kenapa sebenci nya itu kepada Aska. Luna tak bisa bergeming, kenapa mulutnya ingin selalu bersama dengan Aska, tetapi hatinya sudah cukup ia bersama dengan Aska. Lagi lagi pikiran Luna tidak tenang, Bagaimana ia bisa merasakan jika Aska akan mati.
"Arghhhhh, pergi dari kehidupan ku. Jangan engkau kembali lagi, hentikan kebiasaan mu yang terlalu menyukai kehadiran wanita wanita lain"
Aldy yang tidak tahu, apa yang telah terjadi kepada Luna. Padahal, Aldy selalu bersama dengan Luna kenapa Luna akan seperti ini. Aldy pasti tahu, bahwa Luna masih memikirkan perasaan kepada Aska karena sejatinya milik hati ialah Aska, tapi disisi lain Aldy tak mau berprasangka buruk mengenai kejadian yang menimpa tentang Luna.
"Luna? Yaa Allah, badan loh panas banget. Loh sakit, sebaiknya kita bawa ke RS"
Tak mau kehilangan Luna, Aldy berusaha keras untuk membantu Luna apapun yang terjadi dengan kondisi Luna. Aldy tak mau ia berpisah dengan Luna, didalam ingatannya hanya Luna, dan dihatinya hanya Luna. Aldy menangis, ketika tiba tiba saja Luna pingsan, ia segera mencari angkot karena jam segini mana mungkin ada angkot. Sudah terlarut malam, mereka masih berkeliaran tapi demi Luna ia tidak akan pernah bisa melihat jika Luna sakit.
Seorang anak kecil yang bertemu dengan Aldy, Boby bocah kecil yang melihat jika Aldy sedang membawa Luna di tengah jalan.
"Papa, lihatlah itu om Aldy sedang bersusah payah menggendong tubuh pacarnya. Papa, stop dulu Boby ingin bantu om Aldy"ucapnya kepada papanya yang sedari tadi orangtuanya tidak peka.
Mereka berhenti atas suruhan anaknya, bagaimana bisa seorang bocah bisa melihat dan merasakan sesuatu yang ia ketahui. Mamanya langsung mencubit hidungnya agar perkataan Boby tidak mengulang kembali. Pelajaran untuk anak kecil seperti Boby butuh parenting yang penting, karena anak adalah cerminan orangtua.
Boby yang tidak kesabaran, ia menghampiri mereka.
"Om Aldy naik aja ke mobil papa Boby. kasihan itu pacarnya, lihatlah pacarnya demam, om Aldy pasti tidak mau kehilangan pacarnya"
Aldy dibuat terkesan, bagaimana bisa bocah yang keluyuran sangat tahu jika itu orang yang pertama kali menolong Boby. Mereka para orangtua ikut tertawa, dan Aldy ikut tertawa tangis bahagia bisanya Boby mengungkapkan bahwa kebenaran yang didalam hati Aldy semua benar.
Tanpa pikir panjang, Akhirnya Luna bersama mereka. Boby ikut terharu ia memeluk ibunya dan saling bersedih. Tidak mungkin, jika anak sesuai Boby sangat mengerti perasaan orang dewasa.
Jalan dilalui cukup lama, sudah malam menunjukan angka 11.00 pm. Terlarut malam, sampai Boby sebagai penghibur. Ia bingung ingin menjadi apa? Sedangkan Aldy merasa bersyukur dengan adanya Boby penyelamat mereka.
Sepanjang perjalanan, Boby tidak mudah capek ataupun mengantuk. Boby yang tahan 24 jam. Padahal, matanya sudah kirik kirik untuk memejamkan mata. Sangat lucu, dan mimik wajah Boby jika bocah tersebut sangat ceria.
"Om Aldy itu pacarnya atau istrinya. Kenapa pacarnya perutnya gede kayak punya mamaku" ucap Boby yang dengan pede menunjukkan perut Luna.
"Sayang mama, kita ga boleh ngomong seperti itu. Nanti, Allah marah adek. Dengerin mama, tidak bagus ngomong yang bukan seusia adek"
"Maaf, Boby minta maaf karena memang Boby salah" pintanya ia mencium pipi kedua mamanya.
Aldy merasakan jauh dari orangtuanya, sampai tak ada waktu sisa untuk mencari kebahagiaan dan berbagi dengan kelurganya. Tapi, ada wanita yang ia cintai setulus hatinya. Luna, wanita yang dari dulu ia idamkan, tetapi Luna lebih memilih cowok yang tak setara mencintai Luna. Aska yang sekedar mencintai karena nafsunya. Sangat bodoh, tetapi perlu diketahui jika Aska benar benar seorang cowok playboy dan bajingan tak layak untuk diperjuangkan.
Sampailah mereka di RS yang kediaman Aska di rawat, bisa bisa Lydia mengamuk jika berpapasan dengan Luna. Tidak mungkin terjadi, Aldy tak ingin membiarkan Luna akan disakiti banyak orang. Aldy akan menjaga kesehatan dan keselamatan Luna.
Luna sudah masuk ke ruangan ICU, dikarenakan ia sedang hamil dan ingin segera melahirkan. Mereka kaget, terlebih lagi jika saat ini siapa yang bersalah dalam hal ini. Padahal, Aldy bukanlah suami dari Luna ia hanya ingin menjadikan Luna sebagai pasangan seumur hidupnya. Tapi apa boleh buat, takdir sudah menetapkan pada Aldy harus bisa menjaga kesehatan Luna. Walaupun pria seperti Aska tidak muncul ke dunia.
Dari mereka sama sama belajar menjadi seorang yang baik dalam segala hal, tidak hanya untuk mencari sesuatu yang nilainya lebih dominan. Bahkan, saat ini Aldy sebagai peran penting untuk menjaga kesehatan didalam kandungannya. Apapun yang terjadi Aldy tak akan meninggalkan luna sendirian.
Tampaklah dokter Rio yang bersama dengan Rania ikut datang, tapi Rania tak asing dengan wajah seorang yang dekat dengan orangtua pembawa bocah.
Kerandoman Boby yang diketahui lebih kenal dan ramah pada orang dewasa, ia menyapa pak dokter yang sedang bersama dengan Rania.
"Pak dokter, sekarang udah punya calon binik. Yaa Allah, pak dokter kok calon binik nya cantik kali"
"Haha, kamu ada aja Boby, sekarang pak dokter ingin memeriksa kondisi pasien dulu"
"Periksa pasien, atau periksa binik pak dokter. Soalnya kalau udah hati mana lagi bisa diperiksa, yang ada jatuh cinta"
Sudah diingatkan lagi jika peringatan untuk Boby sudah luar biasa, orangtuanya hanya terkekeh melihat reaksi Boby yang gaya bicaranya bagaikan orang dewasa.
Apakah Luna akan selamat , dan bagaimana bisa Aldy harus siap menerima kenyataan ini?