NovelToon NovelToon
Bayi Rahasia Sang Serigala

Bayi Rahasia Sang Serigala

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Manusia Serigala / Hamil di luar nikah / Identitas Tersembunyi
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Zylan Rahrezi

Rere jatuh cinta pada pria buta misterius yang dia temui di Sekolah luar biasa. Ketika mereka menjalin hubungan, Rere mendapati bahwa dirinya tengah mengandung. Saat hendak memberitahu itu pada sang kekasih. Dia justru dicampakkan, namun disitulah Rere mengetahui bahwa kekasihnya adalah Putra Mahkota Suin Serigala.

Sialnya... bayi dalam Kandungan Rere tidak akan bertahan jika jauh dari Ayahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zylan Rahrezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bayi Dalam Bahaya!

Bab 13 -

Istana Taewon yang biasanya tenang mendadak penuh dengan hiruk-pikuk. Pelayan-pelayan berlarian, menyiapkan segala sesuatu dengan terburu-buru, sementara prajurit berbaris mengamankan area. Para penguasa dari lima wilayah Luminos telah tiba untuk menghadiri rapat mendadak yang diselenggarakan oleh Raja Arthur De Espencer. Di bawah perintah langsung dari Raja Arthur, pertemuan ini diselenggarakan untuk membahas ancaman serius yang mengintai negeri mereka-monster dari dunia bawah yang mulai merambah wilayah-wilayah perbatasan.

Di dalam aula besar, Raja Arthur duduk di singgasananya dengan tatapan tegas. Di hadapannya duduk para pemimpin wilayah, termasuk Raja Calix Le Toursa dari Tierse, wilayah para suin rubah yang merupakan tempat pertama kali monster-monster tersebut muncul. Ketegangan di ruangan terasa sangat jelas.

"Kita harus segera bertindak!" suara Raja Arthur menggema di aula. "Monster-monster itu telah merusak keseimbangan dan jika kita tidak bersatu, Luminos akan hancur dalam waktu dekat!"

Raja Calix, dengan sorot mata tajam, segera menyanggah. "Tuan Arthur, kita tidak bisa hanya menyalahkan Tierse. Wilayah kami hanya kebetulan menjadi tempat pertama munculnya monster, bukan karena kelalaian kami!"

"Ini bukan soal menyalahkan, Calix," ujar Raja Arthur, nadanya semakin menegas. "Namun, Tierse adalah tempat pertama yang terdampak, dan sebagai penguasa wilayah tersebut, Anda harus bertanggung jawab untuk mencari tahu bagaimana hal ini bisa terjadi!"

Suasana memanas, prajurit yang menjaga di sekitar bisa merasakan tensi antara kedua penguasa besar itu. Calix memukul meja, tidak terima dengan nada tuduhan yang dilontarkan oleh Arthur. "Apakah Anda berpikir saya tidak peduli dengan rakyat saya? Saya telah mengerahkan pasukan terbaik kami untuk menangani masalah ini. Jika ada yang bersalah di sini, itu adalah kekuatan yang jauh lebih besar dari kita semua!"

Pernyataan Calix membuat para penguasa lain saling berpandangan. Mereka tahu betul bahwa retakan dunia bawah bukanlah sesuatu yang bisa dihadapi dengan kekuatan militer biasa. Namun, ketegangan politik tetap tak terhindarkan. Masing-masing wilayah saling menyalahkan, mencari cara untuk melindungi diri mereka sendiri dalam situasi genting ini.

Raja Arthur menatap dingin ke arah Calix. "Aku tidak meragukan niatmu, Calix, tapi ini bukan hanya tentang Tierse. Retakan ini bisa menyebar ke seluruh Luminos, termasuk Taewon, dan kita harus bersatu dalam menghadapi ancaman ini."

Sebelum diskusi semakin memanas, seorang prajurit tiba-tiba masuk dan membisikkan sesuatu pada Arthur. Sang Raja mengangguk singkat sebelum kembali menatap para penguasa lainnya. "Kita akan melanjutkan diskusi ini nanti. Untuk saat ini, mari kita fokus pada strategi pertahanan. Monster-monster itu tidak akan menunggu kita menyelesaikan perdebatan ini."

Di paviliun istana yang sejuk, Arion De Espencer, Putra Mahkota Luminos, berdiri dengan sikap anggun dan tenang. Di sebelahnya berdiri dua sosok yang sudah terbiasa menemaninya-Victor De Vorbest, sang ajudan yang memiliki sifat konyol, dan Calix, rekan setia Arion yang lebih serius. Meskipun keduanya memiliki sifat berbeda, mereka saling melengkapi dalam menjaga dan melayani Arion.

Arion, dengan tatapan dinginnya, memandang sekeliling taman istana yang indah, menikmati momen tenang sebelum harus menghadapi lebih banyak urusan kerajaan yang mendesak.

Namun, ketenangan itu terganggu saat tiba-tiba seorang gadis terjatuh tidak jauh dari mereka. Refleks cepat Arion membuatnya melangkah maju dan menangkap gadis tersebut sebelum tubuhnya menyentuh tanah.

Areum De Vorbest, yang hampir saja jatuh, terdiam sesaat ketika menyadari bahwa dirinya kini berada dalam pegangan Putra Mahkota. Ketika ia mendongak, matanya bertemu dengan tatapan tajam Arion yang penuh wibawa. Napasnya tercekat. Sosok Arion yang begitu tampan dan dingin di hadapannya membuatnya gugup.

"Hati-hati," ucap Arion singkat, melepaskan pegangannya setelah memastikan Areum berdiri dengan seimbang.

Areum, yang masih belum percaya dengan kejadian tersebut, menunduk dengan cepat. "Terima kasih, Yang Mulia," katanya dengan nada penuh rasa hormat.

Arion hanya mengangguk tanpa ekspresi, lalu berbalik untuk kembali ke tempat semula. Namun sebelum ia bisa melangkah lebih jauh, suara ceria Victor menginterupsi suasana.

"Wah, wah, wah... Aku melihat sesuatu yang menarik," kata Victor, senyum nakal terukir di wajahnya. "Putra Mahkota kita yang mulia, sedang menjadi pahlawan bagi Putri Vorbest. Lalu, siapa yang akan kau pilih, Arion? Sang Utusan Peri atau Putri dari keluarga Vorbest?"

Victor dengan mudah menciptakan suasana santai, meskipun kata-katanya penuh godaan. Dia selalu menemukan cara untuk membuat Arion merasa sedikit tidak nyaman di tengah segala hal yang serius.

Arion menatap Victor dengan tatapan tajam, tapi Victor hanya tertawa kecil. Di belakang mereka, Calix sang ajudan, yang berbeda dengan pemimpin Tierse, hanya menggelengkan kepala dengan ekspresi datar. "Kau benar-benar tak tahu kapan harus berhenti, Victor, gumamnya pelan.

Areum yang mendengar godaan Victor merasa wajahnya memerah. Nama Utusan Peri itu memang mulai menjadi topik pembicaraan di istana, terutama setelah Arion kembali dari pertempuran terakhir. Tapi Areum tidak mengetahui dengan jelas siapa wanita yang disebut sebagai 'Utusan Peri". Namun, mendengar perbandingan yang dilemparkan oleh Victor, ada sedikit rasa tidak nyaman yang timbul di hatinya.

Sementara itu, Arion hanya memberikan Victor pandangan datar, lalu berkata dingin, "Ini bukan waktunya untuk bercanda, Victor."

Victor mengangkat bahu, masih dengan senyum nakal di wajahnya. "Oh, baiklah. Tapi kau harus segera membuat keputusan, Yang Mulia. Dua wanita, dua situasi yang sangat berbeda."

Arion tidak membalas perkataan Victor dan memilih mengabaikannya. Dengan tatapan dingin, dia melanjutkan langkahnya, meninggalkan paviliun tanpa mengatakan apa-apa lagi. Victor hanya bisa tertawa kecil, senang dengan reaksinya.

Areum, yang masih berdiri di tempat, menatap punggung Arion yang semakin menjauh. Dia tahu perjalanannya untuk menarik perhatian Putra Mahkota tidak akan mudah, terutama jika ada wanita lain yang juga memiliki kedekatan dengan sang Pangeran.

Tapi tekadnya tetap bulat, ia tidak akan menyerah.

Sementara itu, Victor memandang Areum dan tersenyum simpatik, seolah berkata tanpa kata-kata, "Semoga berhasil." Lalu dia mengikuti Arion, meninggalkan Areum sendirian di paviliun, dengan pikiran yang penuh tentang pertemuan singkat namun penuh arti itu.

***

Rere gugup saat mendengar kabar bahwa kakeknya, Raja Peri Acros, akan datang ke istana. Dengan cepat, ia bersiap-siap, mengenakan gaun lembut yang membalut tubuhnya dengan anggun. Namun, tiba-tiba, perutnya terasa keram yang tajam, membuatnya terhuyung dan menahan napas.

"Ada apa, Rere?" Undine, peri air yang tinggal di kalungnya, muncu dengan ekspresi khawatir.

"Perutku terasa aneh, gumam Rere, merasa kesakitan yang mendalam. Meskipun ia berusaha untuk tetap tenang, ketidaknyamanan yang dirasakannya sangat menyakitkan, dan ia merasa bahwa ini mungkin terkait dengan aliran mana yang terhubung dengan bayinya.

Lory, peri angin yang juga merupakan pelayan Rere mulai mengecil dan terbang mengelilingi Rere dengan panik. "Kita harus segera mencari Raja Acros! Dia satu-satunya yang bisa membantu kita."

Tanpa membuang waktu, Undine dan Lory terbang keluar dari kamar dan melesat melalui koridor istana untuk mencari Raja Acros. Dalam perjalanan mereka yang penuh kecemasan, mereka berpapasan dengan rombongan Putra Mahkota Arion yang sedang berjalan di taman istana. Arion, bersama Victor dan Calix, tampak sibuk dengan urusan mereka, dan tidak menyadari kehadiran dua peri kecil tersebut.

Calix, yang melihat Undine dan Lory terbang panik, berhenti sejenak dan menatap mereka dengan tatapan curiga. "Ada apa dengan kalian? Kenapa tampak tergesa-gesa?"

Undine dan Lory berhenti sejenak, terengah-engah, dan Undine menjelaskan, "Kami mencari Raja Acros. Ada masalah dengan Utusan Peri, dan kami butuh bantuannya segera.

Victor, dengan senyum konyol di wajahnya, mencoba mencairkan suasana. "Raja Acros? Kenapa tidak meminta bantuan kami? Mungkin kami bisa membantu."

Namun, Calix menggelengkan kepala dan berkata, "Kita tidak bisa mengganggu Raja Acros tanpa alasan yang jelas. Mari kita teruskan perjalanan kita."

Undine dan Lory mengangguk dengan cepat dan melanjutkan pencarian mereka. Mereka tahu bahwa waktu sangat berharga, dan mereka harus menemukan Raja Acros secepat mungkin.

Sementara itu, Arion dan rombongannya melanjutkan perjalanan mereka tanpa mengetahui betapa pentingnya misi para peri tersebut. Ketika Undine dan Lory akhirnya menemukan Raja Acros, mereka merasa lega, tetapi juga cemas karena memikirkan Rere.

Ketidakhadiran Raja Acros dari rapat penting yang diadakan oleh Raja Arthur. Rapat ini mengumpulkan semua penguasa wilayah untuk membahas retakan di dunia bawah yang memengaruhi keseimbangan Luminos dan Spans.

Raja Acros, yang biasanya sangat hadir dalam pertemuan penting. mendadak menghilang. Ini membuat beberapa pihak, termasuk Pimpinan Tierse, sangat marah. Pimpinan Tierse, Calix Le Toursa, tidak dapat menyembunyikan kemarahannya.

"Keberadaan Raja Acros sangat penting dalam rapat ini!" desis Calix dengan nada tinggi. "Keterlambatannya dapat memengaruhi keputusan penting yang harus kita ambil untuk menjaga keamanan wilayah kita!"

Sementara itu, di luar ruang rapat, Raja Acros sedang bergegas menuju Lumina dengan Rere yang lemah di tangannya. Rasa sakit yang dirasakannya telah mereda sedikit setelah mendapatkan bantuan dari Undine dan Lory, tetapi situasinya masih kritis. Raja Acros, dengan ekspresi penuh perhatian, berusaha keras untuk memastikan Rere mendapat perawatan terbaik.

"Ini adalah keputusan yang sangat sulit, tetapi kita harus segera ke Lumina," ujar Raja Acros kepada Undine dan Lory. "Mana yang tersisa dari bayi harus cukup untuk memperkuat aliran mana yang sedang melemah."

Setibanya di Lumina, Raja Acros membawa Rere ke tempat perlindungan yang aman, dikelilingi oleh peri-peri penjaga. Mereka bekerja cepat untuk memulihkan mana yang diperlukan bagi bayi dan Rere, berusaha keras untuk menyelamatkan mereka dari kondisi kritis ini.

Kembali ke rapat, suasana semakin tegang ketika Raja Arthur mencoba menenangkan suasana. "Tolong, mari kita tenang dan fokus pada masalah yang ada. Raja Acros pasti memiliki alasan yang sangat mendesak untuk ketidakhadirannya."

Namun, kemarahan Calix belum mereda. "Ini bukan hanya tentang ketidakhadiran. Ini tentang tanggung jawab dan kepentingan seluruh wilayah kita!"

Di tengah ketegangan, Arion, Putra Mahkota dari Taewon, mengambil langkah untuk membela Raja Acros. "Saya telah menerima informasi bahwa Raja Acros sedang menghadapi situasi yang sangat mendesak. Utusan Peri-" Arion menatap Calix dengan serius, -saat ini berada dalam kondisi kritis, dan Raja Acros harus memastikan mereka mendapatkan bantuan yang tepat. Kesejahteraan Utusan Peri juga penting bagi keseimbangan yang kita bicarakan."

Argumen Arion, yang disampaikan dengan tenang namun tegas, membuat beberapa anggota rapat berpikir ulang. Calix, meskipun masih marah, akhirnya meredakan kemarahannya dan kembali ke posisi duduknya.

"Jika itu benar, kita harus menghormati keputusan Raja Acros," kata Calix dengan nada yang lebih rendah. "Namun, saya harap situasi ini tidak mengulangi ketidakpastian di masa depan."

Dengan perdebatan mereda, rapat akhirnya dapat dilanjutkan dengan fokus yang lebih baik pada masalah utama. Sementara itu, di Lumina, Raja Acros berdoa agar Rere dan bayinya segera pulih dan mampu menghadapi tantangan yang akan datang.

1
@Risa Virgo Always Beautiful
lanjut kak
✨💥N༙྇A༙྇B༙྇I༙྇L༙྇A༙྇²💥✨
mampir kak
yumin kwan
baru Nemu....langsung marathon...
pliz jgn digantung ya ...
Zycee: sanzz ae sanz
total 1 replies
꧁LC*¹³🌸Intan PS Army 🐨°°🕊️꧂
keren di awal udah keren
Intan Nurul
menarik..sekali

bikin penasaran kisah selanjutnya
Intan Nurul
seruuuu euyy..lanjutt thoor /Determined/
RiJu
wah, ternyata rere keturunan peri
RiJu
tulisannya bagus.
apa yg dimaksud dgn setengah peri dan manusia? apakah rere?
Zycee: mana ku tau🗿
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!