Ini Kisah Anak Loli
Lita kini yatim piatu, ibunya meninggal dunia saat melahirkannya sementara ayah biologisnya hingga detik ini dirinya tidak tahu.
Kakek Neneknya juga telah meninggal dunia karena kecelakaan di hari perpisahan sekolah Lita di bangku SMP, harta warisan milik keluarganya habis tak bersisa untuk membayar hutang Kakek Nenek.
Dan akhirnya Lita menikah dengan seorang pria yang begitu meratukan dirinya dan membuatnya bahagia, namun ternyata semua kebahagiaan itu hanya sebentar.
Ikuti ceritanya yuk!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"Kalian main dulu ya, Mama mau ambil wudhu dulu nanti kita sholat bersama"
Lita berpamitan pada kedua putranya sembari beranjak berdiri lalu berjalan menuju kamar mandi, di waktu yang sama Daniel berlari riang ke arah kamar mandi menghampiri sang mama.
"Aku juga mau wudhu" ucap Daniel
"Aku juga"
Leon segera menyusul, teriakannya menyertai langkah kakinya yang bersemangat. Lita menarik napas, bibirnya mengembang dalam senyum lega merasa beruntung ada kedua putranya.
"Jadi aku gak merasa kesepian" gumam Lita sembari menatap kedua putranya
Dengan penuh kesabaran Lita mengajari kedua putranya berwudhu, kemudian mengatur sajadah di ruang depan. Mereka tak sholat di kamar, karena ruangannya sangat sempit.
Hanya cukup untuk kasur dan lemari kecil saja, Lita sholat dengan khusyuk. Sementara Leon dan Daniel sesekali teralih perhatian, Daniel masih mencoba menirukan gerakan sang mama.
Setelah sholat magrib Lita mengambil iqro, duduk bersila mengajari Leon yang antuasias menyebut huruf hijaiyah satu persatu dan begitu juga dengan Daniel yang ikut-ikutan Abangnya.
Tok....Tok.....Tok
Ketuk tiga kali pada pintu membuyarkan konsentrasi Lita, Lita pun beranjak dengan langkah hati-hati mendekati jendela lalu mengintip terlebih dulu untuk melihat siapa yang berkunjung.
"Assalamualaikum, Lita" seru Aisyah dari luar dengan suara ramah
"Walaikumsalam, Teh" sahut Lita sembari membuka pintu
Kemudian Lita mempersilahkan Aisyah untuk masuk, Aisyah melangkahkan kaki masuk ke dalam. Gerakannya pelan penuh pertimbangan, lalu duduk di dekat Leon dan Daniel.
"Kalian lagi ngaji ya? Maaf ya, Teteh jadi menganggu" kata Aisyah
"Tidak apa-apa kok, Teh. Ngajinya udah selesai, maaf tadi gak langsung buka pintu. Takut kalau orang yang gak di kenal, yang berkunjung"
Lita menjelaskan dengan suara lembut seraya tersenyum, Aisyah merespon dengan senyuman hangat lalu menoleh ke arah Leon dan Daniel. Aisyah bertanya, apa mereka sudah mengaji.
Aisyah mencoba memulai percakapan ringan dengan Leon dan Daniel, Daniel menyahut dengan semangat membuat Aisyah antusias ingin mendengarkan Daniel mengaji.
"Alif, Ba, Ta, Sa, Jim"
Daniel menyebutkan dengan bangga satu persatu huruf hijaiyah yang baru di ingatnya, Aisyah mendengarkannya dengan penuh perhatian menghadap ke arah Daniel.
"Masyaallah, pintarnya ponakan Tante
Aisyah bertepuk tangan penuh semangat, kegembiraan itu segera menular ke Daniel yang mulai melompat-lompat kecil di tempatnya terlihat begitu bahagian mendapat pujian.
"Ohh ya, Lit. Teteh kesini mau jemput kalian, kita makan malam bersama di rumah Ambu"
Aisyah mengatakan tujuannya datang kesini sembari menoleh ke arah Lita dengan senyum hangat, Lita mengigit bibir bawahnya raut wajahnya tampak ragu.
"Aduh, Teh. Gak enak aku kalau makan di rumah Ambu terus, biar nanti aku masak aja. Ambu udah isi kulkas penuh dengan bahan makanan, sayang kalau gak di masak" tolak Lita secara halus dengan suara pelan
"Ambu udah terlanjur masak banyak, Lit. Nanti Ambu sedih loh kalau kalian menolak undangannya, kamu tahu sendirikan kalau Ambu itu sayang banget sama kamu yang udah di anggap kayak anak sendiri"
Aisyah merayu dengan mata memohon, Lita menghela napas panjang tampak terbawa oleh rayuan Aisyah hingga akhirnya Lita menyetujui dan pamit bersiap-siap terlebih dahulu.
Kemudian Lita berjalan ke arah kamarnya, setelah dirinya siap. Lita memanggil kedua putranya untuk berganti pakaian, Leon dan Daniel langsung berlari memasuki kamar.
Mengamati kedua putra Lita yang riang, membuat Aisyah tersenyum getir. Dalam hati Aisyah merasa iri meski usianya lebih tua dari Lita, tapi dirinya belum juga menikah apalagi menjadi seorang ibu.
Lita selalu memastikan kedua putranya tampil sempurna, takut menjadi bahan gosip para tetangga jika penampilan kedua putranya terlihat kumel dan tidak terawat.
"Ayo, Teh" ajak Lita keluar kamar
Aisyah dengan cepat meraih tangan Leon, mereka bertiga berjalan ke arah motornya yang terparkir di depan kontrakan. Motor melaju pelan ke arah rumah Ambu, yang jaraknya hanya berapa meter.
"Ada tamu ya, Teh?"
Lita bertanya dengan rasa ingin tahu ketika melihat ada sebuah mobil asing terparkir di halaman depan rumah Ambu, Aisyah pun menggeleng tak tahu dengan rasa penasaran juga.
"Kita lewat samping aja, ya. Malu kalau lewat depan"
Setuju dengan usulan Aisyah, Lita mengangguk lalu melangkah ke arah pintu samping sambil menggendong Daniel mengikuti Aisyah dan Leon yang sudah jalan lebih dulu di depan.
"Assalamualaikum" sapa Aisyah, terlihat Ambu tengah sibuk di dapur sendirian di
"Walaikumsalam"
Ambu menyahut sembari menoleh sejenak lalu kembali pada kesibukannya, Aisyah menghampiri Ambu di ikuti Lita dengan perasaan yang masih penasaran siapakah yang bertamu.
"Siapa yang datang, Ambu? Teman Abah?" tanya Aisyah mencoba mencari jawaban
"Iya, sahabat Abah datang berkunjung. Untung saja tadi sore Abah sudah belanja banyak, jadi kita gak bingung mau menyajikan apa" jawab Ambu
Kemudian Ambu meminta tolong isi toples dengan keripik yang ada di atas meja, Lita dan Aisyah dengan serempak menyahut lalu keduanya langsung bereaksi memenuhi permintaan Ambu.
Sementara itu Leon dan Daniel larut dalam keseruan bermain dengan kucing milik Ambu, menambah keceriaan suasana. Aisyah bertanya lagi, ada berapa orang yang datang.
"Ada lima orang, Teh. Dua perempuan, tiga laki-laki" sahut Ambu
Lalu Ambu kembali minta tolong toples yang sudah di isi keripik di bawa ke depan, tangan Ambu sambil mengambil beberapa piring lalu berjalan ke ruang tamu.
Mengikuti arahan Ambu, Lita dan Aisyah mengangguk kemudian berjalan mengikuti langkah Ambu. Tiba-tiba seorang wanita paruh baya berhijab coklat, menghampiri mereka.
"Aduh, Ambu. Gak usah repot-repot begini jadi gak enak, kami datangnya dadakan" keluh Wanita paruh baya itu dengan nada khawatir
"Sama sekali gak merepotkan kok, Umi. Justru senang kalian datang berkunjung, rasanya sudah lama sekali kita tak bertemu"
Ambu berbicara dengan nada lembut sembari tersenyum ramah, selang berapa deti Abah dengan nada halus meminta Lita dan Aisyah duduk menemani tamu.
Lita yang semula berada jauh, menundukkan kepala seraya bergeser mendekati Abah. Lalu Lita meminta maaf tidak bisa menemani tamu, karena Leon dan Daniel sendirian di belakang.
"Tak pelu khawatir, ada Kang Asep yang menjaga mereka" kata Abah menyakinkan Lita
Tak lama kemudian terdengar suara anak-anak yang sedang bermain dengan Kang Asep, suara mereka terdengar meriah dan bahagia bahkan anak-anak tertawa lepas.
"Maaf, Ambu. Ini siapa ya? Kok saya tak pernah melihat, apa istri Abian?" tanya Wanita paruh baya tadi
"Bukan, Umi. Abian belum menikah, ini namanya Lita. Dia keponakan jauh saya, kebetulan baru pindah ke kota ini" jawab Ambu dengan ramah