NovelToon NovelToon
Idolaku

Idolaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Showbiz / Slice of Life
Popularitas:821
Nilai: 5
Nama Author: aisetsuna

mengagumi Idola, hingga jatuh cinta dan ternyata gayung itu bersambut.
bagaimana rasanya.???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisetsuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesaksian ambigu

Suasana ruang meeting menjadi tegang, semua orang yang berada di ruangan itu tidak menyangka bahwa akan menyaksikan kejadian tersebut.

Hyungga tidak menyangk Jeano akan melakukan hal itu, tapi dia sendiri menyadari bahwa apa yang di katakannya sudah keterlaluan.

"kau sadar dengan apa yang kau katakan.? apakah kau benar benar mempunyai niat untuk membunuhnya.?" tanya Jeano menatap tegas ke arah Hyungga.

Hyungga hanya terdiam, tidak tahu harus menjawab apa. Semua orang yang berada di ruangan itu tegang dengan jawaban Hyungga.

"jawablah, kami semua menunggu jawabanmu." ucap Jeano, kali ini dengan nada pelan namun tegas.

"tidak. Tidak sedikitpun." jawab Hyungga tanpa memandang ke arah Jeano.

"lalu kenapa kau mengatakan hal itu.? tahukah kau, pernyataanmu bisa membuat semua orang salah paham terhadapmu." ucap Jeano.

"aku hanya tidak ingin dia menuduh sahabatku." jawab Hyungga.

"dia.? siapa yang kau maksud.? kalau Dio adalah sahabatmu, lalu kau anggap 'dia' yang kau maksud itu siapa.?" tanya Jeano.

Beberapa detik berlalu, Hyungga tidak memberikan jawaban. Meri yang sudah terlanjur emosi kembali berdiri.

"kau tuli atau bisu hah, atau tiba tiba kau menjadi bisu dan tuli.?" ucap Meri penuh emosi.

Jimi segera menarik kembali Meri untuk duduk, namun Meri menampik tangan Jimi dan tetap memandang tajam ke arah Hyungga.

Jeano kemudian menyentuh bahu Meri dan memintanya untuk duduk kembali. Tiba tiba Yuan melontarkan pertanyaan yang membuat semua orang mengalihkan pandangannya kearahnya, termasuk Hyungga.

"apakah kematianku lebih penting, di bandingkan terungkapnya kejahatan orang yang kau bilang sahabatmu itu.?" ucap Yuan memandang ke arah Hyungga.

"Yuan... " Jeano mencoba menenangkan Yuan.

"Sahabat yang kau bilang itu, adalah orang yang sebenarnya ingin membunuhmu. Sahabat yang kau bilang itu, adalah orang yang berkonspirasi ingin menghabisimu karna perintah seseorang. Dan sahabat yang kau bilang itu adalah orang yang menjual nyawamu hanya seharga Lima Ratus juta, yang nantinya uang kematianmu itu untuk biaya pernikahannya." ucap Yuan tegas memandang lurus kemata Hyungga.

"apakah sebegitu murah harga nyawamu di bandingkan ungkapan persahabatan yang kau katakan.?" pertanyaan yang sangat menyakitkan itu tentu saja membuat Hyungga semakin membelalakan mata.

"apa kau bilang.? kau jangan memfitnah orang hingga seperti itu, hanya karna kau tidak menyukainya." ucap Hyungga berusaha mengontrol emosinya.

Hyungga tidak ingin mendapat tamparan dari Jeano lagi di depan semua orang.

"dari mana kau tahu aku tidak menyukainya.? setelah kedatangan mereka berdua, selama ini kau hanya mendengar ucapan dari kedua orang itu kan.?" ucap Yuan.

"kau..." belum sempat Hyungga melanjutkan kalimatnya, Yuan kembali bicara.

"jika kau tidak percaya dengan apa yang aku katakan, kita bisa menghadirkannya di sini. Agar kau tahu orang seperti apa sahabatmu itu." ucap Yuan, kemudian memandang ke arah manager Bram.

Manager Bram kemudian menghubungi seseorang melalui ponselnya, dan terdengar bahwa dia meminta seseorang dari seberang panggilan itu untuk memanggil Dio datang ke ruangan itu.

Hyungga hanya memandang ke arah Yuan, kemudian kembali duduk begitu juga dengan Jeano yang kemudian memandang kearah Yuan.

"kau tidak apa apa.?" tanya Jeano kepada gadis itu.

Yuan hanya menggeleng, kemudian memandang semua orang yang duduk di depannya

"Inspektur dan semuanya, saya meminta ijin untuk membuka pertanyaan kepada Dio. Apakah boleh.?" tanya Yuan kepada orang orang peting tersebut.

Kedua Inspektur dan ketiga orang yang lain saling berpandang satu sama lain, kemudian berdiskusi yang kemudian memberikan jawaban melalui kak Jean.

"silahkan, jika itu tidak menyulitkanmu." jawab kak Jean. Yuan hanya mengangguk.

Beberapa menit kemudian manager Mino memasuki ruangan dan memberikan info bahwa Dio sudah berada di luar ruangan, manager Bram kemudian mempersilahkan manager Mino untuk membawa Dio masuk ke dalam ruangan.

Dio memasuki ruangan, melihat banyak orang dalam ruangan tersebut terlihat bahwa Dio kaget dan bingung.

"masuklah dan silahkan duduk." ucap Yuan.

Dio kemudian mengambil tempat duduk di samping Inspektur.

"Dio, apakah kau tahu kenapa kau di panggil kemari.?" tanya Yuan, kemudian.

"tidak, apakah ada hal yang berhubungan dengan saya.?" tanya Dio, menjawab pertanyaan Yuan.

"tentu saja, ada beberapa hal yang ingin kami tanyakan kepadamu. Tapi sebelumnya, bisakah kau berjanji kepada kami bahwa kau akan menjawab dengan jujur semua pertanyaan yang akan kami ajukan nanti.?" tanya Yuan.

Dio memandang Yuan beberapa detik, kemudian menjawab dengan Yakin.

"Tentu saja, aku akan menjawab semua pertanyaan anda dengan kejujuran." jawab Dio.

"jika kau berbohong, apakau kau akan siap dengan segala konsekuensi yang akan kau terima nantinya.?" tanya Yuan.

"tentu saja, jika anda sekalian mengetahui bahwa ada kebohongan dalam jawaban saya, saya bersedia menerima konsekuensinya." ucap Dio.

"apakah kau mempunyai niat untuk mencelakaiku.?" tanya Yuan kemudian, tanpa basa basi. Terdiam beberapa detik kemudian Dio menjawab.

"awalnya saya tidak mempunyai niat untuk mencelakai anda, tapi kemudian melihat bagaimana mereka memperlakukan anda saya menjadi ingin membuat anda menghilang dari mereka." jawab Dio dengan santai dan tenang.

Semua orang yang ada di ruangan itu kaget dengan jawaban santai yang di lontarkan Dio, begitu juga dengan Hyungga. Dia tidak menyangka bahwa Dio menjawab dengan sesantai dan selugas itu tanpa beban.

Jeano dan Alen benar benar menunjukan bahwa mereka tidak terima dengan jawaban santai yang di lontarkan Dio, Jeano mengepalkan tangannya menahan emosi, Alen meremas bolpoint yang di genggamnya hingga patah. Namun genggaman tangan Yuan dapat meredakan emosi mereka berdua.

Meri yang emosi mendengar jawaban Dio seketika berdiri dan mengebrak meja.

"hei kau,, apakah Yuan punya salah kepadamu sampai sampai kau ingin mencelakainya.?" tanya Meri dengan emosi.

Dio memandang ke arah Meri, kemudian memandang ke arah Yuan dan berkata.

"nona Meri, apakah anda berada di posisi yang sama dengan dia.? anda adalah seorang nona besar dari keluarga kaya, sedangkan dia.? dia hanya gadis biasa yang bekerja sebagai penyanyi di cafe tempat usaha kakak anda. Apakah dia sepadan berteman dengan anda.?" jawab Dio tanpa mengalihkan pandangan dari Yuan.

"apa maksud ucapanmu.?" bentak Meri.

"apakah anda tidak pernah berfikir, bahwa dia memanfaatkan pertemanannya dengan anda untuk dekat dengan Hyungga dan yang lainnya." ucap Dio, kali ini memandang ke arah Meri.

Jeano hampir berdiri dari tempat duduknya mendengar ucapan dari Dio, tapi lagi lagi Yuan menahan amarahnya. Dan terlihat Yuan menyunggingkan senyum.

"lalu, apa yang membuatmu ingin menyingkirkanku.?" tanya Yuan masih dengan senyumnya.

Tidak menjawab pertanyaan Yuan, Dio memandang ke arah Hyungga yang kini memandangnya dengan tatapan tidak percaya.

"lalu bagaimana dengannya.? apa yang membuatmu mempunyai niat dan membuat rencana untuk membunuh Hyungga.?" tanya Yuan kemudian, setelah menunggu jawaban dari pertanyaan sebelumnya namun tidak dijawab juga.

Mendengar pertanyaan itu, raut wajah Dio berubah menjadi pucat.

"apa maksud dari pertanyaan anda.?" tanya Dio dengan gugup.

"saya tidak pernah berencana untuk mencelakai sahabat saya, apa lagi dia dan teman temannya sudah membantu saya bekerja di tempat ini." lanjut Dio dengan gemetar.

“jika kamu tidak pernah punya niat untuk mencelakainya, apakah ada orang lain yang memintamu.?” tanya Yuan dengan tatapan tajam.

“anda jangan memfitnah orang.” jawab Dio dengan keras.

"lalu, bisakah kamu menjelaskan dimana keberadaan kamu pada hari Selasa tanggal Dua puluh Enam bulan lalu." tanya Yuan semakin membuat Dio pucat dan kali ini keringat dingin mulai bermunculan di dahinya.

"karna pada tanggal itu adalah hari libur saya, saya berada di rumah saudara saya pada hari itu." jawab Dio dengan sedikit ragu.

"Dio, bukankah hari itu kau meminta ijin kepadaku untuk bertemu dengan salah seorang temanmu." ucap Hyungga.

Mendengar jawaban Hyungga, Dio semakin bingung dan kemudian merubah pernyataannya.

"oh, eh, iya maaf saat itu aku meminta ijin untuk bertemu dengan saudaraku yang juga teman dari saudara saya." jawab Dio gagap.

"bukankah saat itu kau berada di hotel Akandia." timpal Yuan.

Wajah Dio semakin memucat mendengar pernyataan dari Yuan, dan kemudian dia tidak bisa berkata kata.

Dalam hati Dio berucap, dari mana perempuan ini tahu keberadaanku pada saat itu.

1
Astiteti Mawati
yg pemeran utama laki² dan perempuan ny siapa?
Graziela Lima
Membuat mata berkaca-kaca. 🥺
Phedra
Pengen langsung baca lagi!
Beatrix
Wah, ini baru karya yang bikin aku ngerasa terngiang-ngiang, keren banget thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!