NovelToon NovelToon
Season Hunter

Season Hunter

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Iblis / Mengubah Takdir / Fantasi Isekai / Summon
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: LauraEll

Aditya, seorang gamer top dalam Astaroth Online, mendadak terbangun sebagai Spectra—karakter prajurit bayangan yang ia mainkan selama ini. Terjebak dalam dunia game yang kini menjadi nyata, ia harus beradaptasi dengan kekuatan dan tantangan yang sebelumnya hanya ia kenal secara digital. Bersama pedang legendaris dan kemampuan magisnya, Aditya memulai petualangan berbahaya untuk mencari jawaban dan menemukan jalan pulang, sambil mengungkap misteri besar yang tersembunyi di balik dunia Astaroth Online.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LauraEll, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 27 : The Hunters vs The Black Tide

Setelah perjalanan panjang dan berbahaya melintasi lautan penuh badai dan kapal-kapal musuh yang berjaga, Spectra dan kelompoknya akhirnya tiba di wilayah Kar’tha. Perairan ini berbeda dari tempat lain yang pernah mereka lewati—dikelilingi oleh kabut tebal, pulau-pulau karang yang tajam, dan suara angin yang melolong seperti peringatan. Namun, jauh di tengah kabut itu, mereka melihat sebuah pulau besar dengan markas besar Kapten Jareth yang berdiri megah seperti benteng yang tak tergoyahkan.

“Jadi ini markas mereka,” ujar Arkane, matanya menyipit memandang ke arah struktur besar itu. “Terlihat seperti sarang lebah penuh racun.”

“Dan kita di sini untuk menghancurkannya,” jawab Spectra, nada suaranya tegas. “Kita tidak akan meninggalkan tempat ini tanpa Elina.”

Kapal mereka mendekat dengan hati-hati, dan Spectra memimpin timnya mendarat di tepi pantai yang dipenuhi bebatuan. Tidak ada waktu untuk beristirahat—mereka langsung bergerak menuju markas besar. Namun, jalan mereka segera dihadang oleh sekelompok pasukan Jareth. Para perompak itu tampak terorganisir, masing-masing membawa senjata yang tampak mematikan.

“Kau pikir ini akan mudah?” salah satu perompak mengejek sambil mengangkat pedangnya. “Tuan Jareth sudah tahu kalian datang. Kami akan memastikan kalian tak pernah keluar hidup-hidup.”

Spectra tidak berkata apa-apa. Dengan satu gerakan cepat, dia menghunus pedang baru nya yang bernama Shadow Fang, yang memancarkan cahaya redup ungu.

“Kita lihat saja siapa yang terakhir berdiri.”

Pertempuran pecah dengan ganas. Spectra memimpin di depan, mengayunkan pedangnya dengan presisi mematikan. Arkane bergerak seperti bayangan di antara musuh, menggunakan belati Fang of Julious untuk menyerang celah-celah vital. Celeste berdiri di belakang, meneriakkan mantra-mantra penguatan untuk memperkuat teman-temannya, sementara Sylvie bertarung dengan sihir darah yang membuat musuh-musuhnya lengah.

Namun, meskipun kelompok itu mampu mengatasi pasukan pertama, mereka segera dihadapkan dengan ancaman yang lebih besar—ketiga komandan utama Kapten Jareth muncul di hadapan mereka.

“Ah, akhirnya kalian sampai juga,” ujar Komandan Varka, pria besar dengan tubuh penuh otot dan palu besar yang digantung di punggungnya. “Aku sudah menunggu untuk menghancurkan kalian."

“Varka, Seperti nya mereka bukan tandinganmu,” ujar Lady Kaelith, seorang wanita berambut perak dengan mata tajam seperti elang. “Tapi aku ingin melihat bagaimana mereka bertahan sebelum kau menghancurkan mereka.”

Tormak, yang berdiri sedikit di belakang, hanya tersenyum dingin. “Kita lihat saja, mungkin mereka cukup menarik untuk dijadikan mainan sebelum kita habisi.”

Spectra segera menyadari bahwa ini bukan pertempuran biasa. “Arkane, kita tidak punya waktu. Kau tahu apa yang harus dilakukan.”

Arkane mengangguk, matanya penuh tekad. “Pergilah, Tuan. Aku yang akan menahan mereka.”

“Tapi—” Celeste mencoba memprotes, namun Arkane mengangkat tangannya untuk menghentikannya.

“Percayalah padaku,” katanya dengan tegas. “Aku tidak akan membiarkan mereka menghentikan kita.”

Spectra ragu sejenak, tetapi akhirnya dia mengangguk. “Jaga dirimu, Arkane.” Dia memberi isyarat kepada Celeste dan Sylvie untuk mengurus musuh yang tersisa. Dengan kecepatan tinggi Spectra meninggalkan mereka semua, Tujuan nya langsung menuju Jareth.

Para komandan terkejut melihat itu namun mereka tak ambil pusing, Varka langsung melangkah maju, menatap Arkane dengan tatapan seperti predator. “Kau benar-benar berani, bocah. Tapi keberanianmu akan menjadi kebodohanmu.”

Arkane menghunus belati Fang of Julious, senjata legendaris yang berkilau dalam cahaya redup. “Aku tidak perlu keberanian untuk menghadapi monster seperti dirimu.”

Varka tertawa keras, lalu mengayunkan palu raksasanya ke arah Arkane. Arkane melompat mundur dengan lincah, menghindari serangan yang menghantam tanah dan menciptakan lubang besar. “Kau cukup cepat, tapi aku ingin melihat seberapa lama kau bisa bertahan.”

Arkane tidak menjawab. Dia mulai bergerak dengan kecepatan luar biasa, tubuhnya hampir terlihat seperti bayangan yang sulit ditangkap. Dengan skill Phantom Dash, dia bergerak di sekitar Varka seperti angin, menyerang dari sudut-sudut yang tidak terduga.

Varka mulai kesulitan mengikuti pergerakan Arkane. “Cukup main-main!” teriaknya, menghantam tanah dengan kekuatan penuh, menciptakan gelombang kejut yang memaksa Arkane melompat tinggi.

Namun, di udara, Arkane meluncur dengan cepat dan berhasil menusukkan belatinya ke bahu Varka. Varka menggeram marah, lalu melemparkan Arkane ke tanah. Meskipun terluka, Arkane segera bangkit dan menyerang lagi, kali ini dengan pola serangan yang semakin sulit ditebak.

“Ini untuk Tuan Spectra,” gumam Arkane, matanya menyala penuh semangat. Dia bergerak memutar dan menciptakan tornado kecil. Dengan satu serangan terakhir, dia berhasil mengenai titik lemah di sisi tubuh Varka, membuat raksasa itu tumbang.

Sementara itu, Celeste dan Sylvie menghadapi tantangan mereka sendiri. Lady Kaelith menggunakan sihir ilusi untuk membingungkan mereka, sementara Tormak menciptakan ledakan-ledakan yang memaksa mereka terus bergerak.

“Kita tidak bisa bertahan seperti ini,” kata Celeste, napasnya tersengal. “Mereka terlalu kuat.”

Sylvie menggeram, darah mengalir dari lengannya. “Aku tidak akan menyerah pada mereka.”

Kaelith tertawa kecil. “Ah, lihatlah mereka. Sudah kehabisan tenaga, ya? Betapa menyedihkan.”

Tormak menambahkan dengan senyum dingin, “Ini akan cepat selesai. Tapi aku ingin melihat mereka menderita lebih lama.”

Namun, ejekan itu justru memicu kemarahan Celeste dan Sylvie. Dalam sekejap, mata mereka berubah merah menyala, dan aura gelap menyelimuti tubuh mereka.

“Kalian pikir kami lemah?” ujar Celeste dengan suara yang berbeda, lebih dalam dan penuh kekuatan. “Kalian belum tahu siapa kami sebenarnya.”

Sylvie menyeringai, taring vampirnya terlihat jelas. “Kalian ingin main-main? Baiklah, mari kita lihat siapa yang akan tertawa terakhir.”

Dalam wujud vampir mereka, kekuatan Celeste dan Sylvie meningkat drastis. Celeste memanggil serigala tanduk—makhluk magis yang memancarkan aura mengerikan. Serigala-serigala itu menyerbu ke arah Kaelith dan Tormak, menciptakan kekacauan.

Sylvie bergerak dengan kecepatan luar biasa, menggunakan sihir darah untuk melukai Tormak dan membuatnya kehilangan keseimbangan. Sementara itu, Celeste meningkatkan serangan Sylvie dengan mantra penguatan, membuat setiap serangan lebih mematikan.

Kaelith mencoba melarikan diri, tetapi serigala-serigala Celeste mengepungnya. “Kalian ini monster!” teriaknya, kehilangan kendali. Namun, Sylvie tidak memberinya kesempatan. Dengan satu serangan akhir, dia mengakhiri perlawanan Kaelith.

Tormak, yang sudah terluka parah, mencoba meluncurkan serangan terakhir, tetapi Celeste menghentikannya dengan satu mantra kuat yang menghancurkan sihirnya. “Permainan selesai,” katanya dingin, sebelum serigala-serigala mereka menyerbu Tormak.

Setelah pertempuran usai, Celeste dan Sylvie kembali ke wujud normal mereka, meskipun jelas terlihat bahwa mereka kelelahan. Arkane, meskipun penuh luka, bergabung dengan mereka di titik pertemuan.

“Kalian berhasil?” tanya Arkane, menatap mereka.

Celeste mengangguk, meskipun napasnya masih berat. “Kami menang, tapi ini bukan akhir. Kita masih harus menyusul tuan Spectra dan menemukan Kapten Jareth.”

“Kalau begitu, kita tidak boleh membuang waktu,” kata Sylvie, meskipun matanya menunjukkan rasa lelah yang mendalam.

Dengan semangat yang kembali menyala, mereka bergegas menyusul Spectra menuju benteng utama, di mana Kapten Jareth menunggu mereka. Namun, mereka tahu bahwa ini bukan hanya soal menyelamatkan Elina—ini adalah pertempuran untuk menghentikan ancaman besar yang mengancam dunia mereka.

1
reza cryon
Lanjutin thor keren
Ell: Tenang Up tiap hari pantengin aja ya/Joyful/
total 1 replies
reza cryon
Lyra chan 🥺
reza cryon
waduwww😍
reza cryon
Boleh boleh maid nya xixiii
Musiba Bibabi
Duh mati dong :)
mugenda meme
wih up up thor
Musiba Bibabi
Update thorr buru
Ell: Siap bos otewee
total 1 replies
SINDY💐
novel kamu lebih bagus dari pada punya aku🙊
Ell: ehh engga juga kok kak tetep semangat yahh/Determined/
total 1 replies
SINDY💐
baru y?
Ell: Iyah nih kak makasi dah like😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!