Ling Zhi seorang Ratu kerajaan besar, tiba-tiba terbangun di tubuh seorang wanita yang terbaring di sebuah ruangan bersalin. Dirinya berpindah ke masa depan, sebagai seorang ibu dan istri yang tidak diinginkan bernama Shera.
"Aku tidak pernah menunduk pada siapapun!"
Ikuti perjalanan nya menjadi seorang Ibu dan wanita hebat di masa depan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan
Shera meletakkan jus yang baru saja diambilnya. Kakinya perlahan menuju box bayinya dan terlihat Leo terbangun dan tenang menatap apa yang terlihat olehnya.
"Apa kau suka disini sayang? Tentu saja, kau memiliki Kakek yang menyayangi mu, sangat. Tapi, untuk yang lainnya.... Kita akan tetap pergi, menata ulang kehidupan kita. Ibu tidak akan menerima seseorang yang tidak berpikir dengan matang."
Lagipula sekarang, ini adalah tubuhnya bukan. Tidak ada lagi jiwa Shera disini, hanya raganya saja. Dan Ling Zhi yang mengisi tubuh ini, jadi dia yang memutuskan.
Ketika makan malam, ada yang terlihat berbeda sekarang. Mama mertuanya tampak duduk dengan tenang dan tidak ada raut ingin menabuh genderang perang, sepertinya biasanya.
"Akhirnya kau datang juga, ayo! Kita makan segera." Ucap Joseph dan langsung menggendong cucunya.
"Lihat, cucu Kakek masih terjaga. Kita bermain sebelum tidur, ok Leo?" Leo hanya memberikan reaksi dengan mata indahnya dan membuat Joseph gemas sendiri.
Mereka langsung makan dengan lahap, tidak ada yang bersuara. Abra bahkan duduk disebelah Sherla, tapi wanita itu tidak terganggu sedikit pun.
Abra dapat melihat lebih jelas, Shera yang menikmati makanannya. Wanita itu lebih banyak memakan sayur dan air putih saja.
Abra melihat piring yang diisi dengan cumi goreng dan saus pedas. Tangannya segera tertuju kesana, dan ingin memberikan pada sang Mama, tapi pergerakan tangannya terhenti karena ditahan oleh seseorang.
"Kalau kau ingin, bisa tunggu? Ini untuk mama." Ucap Abra, tapi Shera tidak mendengarkan nya. Dia langsung mengambil piring itu dari tangan Abra.
"Shera...."
"Kalau kau ingin membuat asma nya kambuh lagi, maka berikanlah." Shera mengarahkan lagi piring cumi itu pada Abra.
"Abra, Mama mu tidak bisa makan makanan berlemak dan juga yang serba digoreng. Karena makanan itu bisa meningkatkan peradangan dalam tubuh dan menghambat kerja obat asma mama mu." Jelas Joseph yang membuat Abra terdiam.
"Aku tidak tau, karena ini kesukaan Mama. Jadi aku hanya...."
"Tidak apa, papa tidak mempermasalahkannya. Hanya saja, lain kali bersikap lebih tenang dan berpikir dulu. Seafood goreng termasuk yang dihindari oleh Mama mu sementara ini." Abra mengangguk mendengarkan penjelasan Papa nya.
"Iya pa."
"Ambilkan Mama udang rebus saja." Abra mengangguk dan memberikan nya.
"Darimana kau tahu, mama tidak bisa memakan makanan itu Shera?" Giliran Viola yang bertanya sambil menatap menantu nya.
"Penjelasan dokter tadi. Aku hanya mendengarkan nya." Ucap Shera.
"Oh ya, ngomong-ngomong papa berencana untuk membuat perayaan kelahiran Leo. Tidak masalah kan Shera?" Shera mengangguk setuju, lagipula anggap saja ada kenangan yang indah dari mertuanya untuk putranya.
'Aku akan bicarakan itu pada Papa, besok pagi. Lebih cepat lebih baik.' Batin Shera sambil melihat putranya.
"Perayaan?" ulang Viola membuat Joseph mengangguk dengan yakin.
"Ya, untuk cucu ku Leo. Itu adalah hal yang wajib. Apa ada masalah?" Viola menggeleng setelah ditatap oleh suaminya.
"Bukan begitu, hanya saja terdengar sedikit mendadak." ucap Viola.
"Apanya yang mendadak? Aku telah mengaturnya dengan baik. Semuanya sudah terencana, lagipula apa yang tidak untuk cucu ku ini? Hmmmm."
"Abra, kau..."
"Aku tidak masalah Mama. Lagipula itu tidak ada salahnya, dan juga itu bisa menjadi pertemuan kita dengan rekan bisnis."
'Bisnis, apa itu dipikirannya?'
**********
Keesokan paginya, Shera menemui papa mertuanya yang terlihat tengah bersantai di gazebo sambil membaca buku. "Papa, selamat pagi." ucap Shera sambil duduk di bangku yang tersedia.
"Selamat datang Shera, ada apa?" Shera tersenyum melihat kepekaan papa mertuanya.
"Aku ingin membicarakan tentang kepindahan ku, apa aku bisa melihat lebih dulu ke sana? Maksudnya, aku ingin memastikan sesuatu disana."
"Kau ingin ke kediaman kedua orang tua mu?"
"Iya, Papa. Aku ingin kesana lebih dulu."
Bersambung.....
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak.