NovelToon NovelToon
Pelabuhan Terakhir Sang Bad Boy

Pelabuhan Terakhir Sang Bad Boy

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Teen School/College / Bad Boy
Popularitas:4.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

Ibrahim, ketua geng motor, jatuh cinta pada pandangan pertama pada Ayleen, barista cantik yang telah menolongnya.

Tak peduli meski gadis itu menjauh, dia terus mendekatinya tanpa kenal menyerah, bahkan langsung berani mengajaknya menikah.

"Kenapa kamu ingin nikah muda?" tanya Ayleen.

"Karena aku ingin punya keluarga. Ingin ada yang menanyakan kabarku dan menungguku pulang setiap hari." Jawaban Ibra membuat hati Ayleen terenyuh. Semenyedihkan itukah hidup pemuda itu. Sampai dia merasa benar-benar sendiri didunia ini.

Hubungan mereka ditentang oleh keluarga Ayleen karena Ibra dianggap berandalan tanpa masa depan.
Akankah Ibra terus berjuang mendapatkan restu keluarga Ayleen, ataukah dia akan menyerah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22

Dering ponsel diatas nakas membangunkan Ayleen. Senyumnya langsung merekah tatkala melihat nama sang kekasih dilayar. Tumben sekali Ibra sudah bangun jam segini, batinnya. Selalunya setiap pagi, dia yang bangunin cowok itu lebih dulu. Tak terasa, sudah hampir sebulan mereka resmi jadian.

Tapi karena panggilan itu video call, Ayleen memilih mereject lalu memanggil kembali dengan telepon biasa.

"Hallo, Kak." Sapa Ayleen dengan suara serak khas bangun tidur.

"Kok direjeck video call dari aku?"

"Males ah, pagi-pagi video call. Masih jelek, kumel belum mandi," sahut Ayleen sambil menguap. Ini memang masih terlalu pagi, lebih pagi dari jam biasanya dia bangun.

"Justru itu yang pengen aku lihat. Pengen lihat calon istri pas bangun tidur. Biar tiap pagi saat membuka mata, aku bisa ngebayangin kamu ada disebelah aku. Video call yuk."

"Enggak mau, jelek." Tak peduli dengan penolakan Ayleen. Ibra tetap mengalihkan panggilan ke video call.

Ayleen berdecak pelan. Merapikan rambut, membersihkan area mata dan bibir, lalu menerima video call dari Ibra.

"Masyaallah, cantik sekali calon istri Abang." Puji Ibra begitu Ayleen tampak dilayar ponselnya. Tapi bukannya menatap kearahnya, Ayleen malah sibuk sendiri dengan penampilannya. "Udah cantik, Ay."

"Cantik apaan." Ayleen masih saja sibuk melihat dirinya sendiri dilayar.

"Lihat aku doang, Ay. Masa video call, kamu malah fokus lihat diri sendiri." Ayleen yang tersadar langsung tergelak. Tak lagi sibuk dengan penampilannya dan mulai fokus menatap Ibra dilayar.

"Tumben jam segini udah bangun?" tanya Ayleen

"Kangen."

"Pagi buta udah bilang kangen aja," Ayleen memutar kedua bola matanya malas. "Emang mimpi apa semalam?"

"Mimpi apapun, aku selalu kangen sama kamu. Apalagi saat bangun tidur, rasanya udah lamaaa banget gak ketemu kamu."

"Lebay, orang semalam chatingan sampai larut." Ibra tergelak dikatakan lebay. Entahlah, mungkin dia memang sedikit lebay.

"Nanti kamu jadikan kesini?" Pertanyaan Ibra membuat senyum Ayleen langsung pudar. Kemarin dia sudah bilang iya saat Ibra mengajaknya ke apartemen untuk bantuin ngerjaian tugas. Tapi setelah dipikir-pikir, dia jadi ragu. Ibra hanya tinggal sendiri, itu artinya, nanti mereka hanya akan berduaan di apartemen. Berbagai macam pikiran buruk mulai singgah dikepala Ayleen.

Ya, dia tahu Ibra baik. Cowok itu tidak pernah melakukan lebih dari pegangan tangan, menyentuh bahu, kepala atau beberapa bagian wajahnya. Tapi tetap saja, saat hanya berduaan, kemungkinan lain bisa saja terjadi. Apalagi saat laki-laki dan perempuan hanya berduaan saja, orang ketiganya pasti setan.

"Kenapa, Ay? Kamu masih ragu mau kesini? Aku gak bakal ngapa-ngapain kamu, percaya sama aku." Janji Ibra belum bisa membuat Ayleen 100 persen yakin.

"Kenapa gak belajar ditempat lain aja. Dikafe atau dimana gitu. Kita nyari tempat yang enak."

Ibra menghela nafas berat. Semalam sudah bahas ini, dia sudah bilang gak bisa fokus kalau belajar ditempat umum kayak gitu. Dan semalam Ayleen sudah mengiyakan ajakannya belajar di apartemen. Tapi pagi ini, mendadak sekali Ayleen berubah pikiran. Sepertinya gadis itu memang masih belum bisa seratus persen percaya padanya.

"Ya udah gak papa kalau gak mau." Meski Ibra tersenyum, tapi terlihat sekali senyuman itu dibuat-buat. "Aku gak bakalan maksa. Nanti aku kerjaan sendiri aja tugasnya."

Sekarang, ganti Ayleen yang galau. Merasa tak enak hati karena sudah mengecewakan Ibra. Padahal semalam udah sepakat, tapi pagi ini, dia malah membatalkan kesepakatan itu. "Kakak marah?"

"Enggak, Ay. Mana bisa sih, aku marah sama kamu. Ya udah gih, buruan siap-siap sholat, bentar lagi subuh."

"Kakak sholat juga ya," pinta Ayleen.

Ibra tersenyum simpul sambil garuk garuk kepala yang sejatinya tidak gatal. Sejak ibunya meninggal, dia tak pernah lagi sholat. Mau mengawali lagi, kenapa rasanya sulit. Sebenarnya bukan sulit, tapi malas.

"Memulai emang sulit, tapi tidak ada yang tidak bisa kalau kita mau. Ya udah, aku siap-siap dulu ya Kak. I love you."

"I love you too."

Ayleen mematikan sambungan telepon setelah itu.

...----------------...

Hari ini karena kelasnya selesai lebih dulu, Ayleen menunggu Ibra diperpustakaan. Dia memang memegang buku, tapi pikirannya tak ke buku tersebut, bahkan tak membacanya. Dia masih kepikiran tentang ajakan belajar Ibra di apartemen cowok itu. Meski Ibra bilang gak apa-apa saat dia membatalkan, dia tahu cowok itu kecewa. Dia terlihat seperti tak percaya pada Ibra. Padahal landasan dasar dalam sebuah hubungan itu adalah kepercayaan.

"Baca buku apa ngelamun?"

Ayleen terkejut saat mendapati Adam duduk didepannya. Sejak kapan cowok itu ada disana? Perasaan tadi dia sendirian saja.

"Sejak kapan kamu disitu?"

"Sejak Nabi Adam diciptakan," selorohnya sambil terkekeh pelan. "Mikirin apa sih sampai galau gitu. Entar banyak kerutan kalau mikir terus, cepat tua."

Ayleen menghela nafas mendengar ucapan teman sekelasnya itu. Apa terlihat sekali kalau dia sedang galau?

"Aku denger, kamu pacaran sama Ibra. Rasanya masih gak bisa percaya, cewek kalem kayak kamu, pacaran sama cowok arrogan kayak dia." Ujar Adam sambil menyeringai. Seringai yang seolah-olah meremehkan Ibra.

"Kamu kenal deket sama dia?"

"Enggak, cuma tahu doang."

Ayleen tersenyum kecut. "Kalau cuma tahu doang, gak usah sok-sok an nilai dia, apalagi sampai ngatain dia arrogan." Saking keselnya, Ayleen sampai ngomong keras, lupa kalau sedang di perpustakaan.

"Jangan berisik dong," tegur mahasiswa yang duduk tak jauh dari Ayleen.

"Ma-maaf." Ayleen malu saat sadar semua orang melihat kearahnya dan Adam. Tak mau kena tegur untuk yang kedua kalinya, Ayleen memilih mengembalikan buku lalu keluar dari perpustakaan. Tapi yang bikin kesel, Adam masih saja ngejar dia.

"Leen, maaf udah bikin kamu tersinggung," ujar Adam. Saat ini mereka sudah ada diluar perpustakaan. "Aku cuma mau ngingetin kamu doang. Ibra itu bukan cowok baik-baik, dia berandalan. Ketua geng motor, kerjaannya cuma balapan, mabuk-mabukan dan_"

"Cukup, Dam," potong Ayleen. "Aku gak terima kamu jelek-jelekin cowok aku kayak gitu."

Terdengar dengusan Adam. Cowok berkaca mata itu tampak kesal karena Ayleen masih saja membela Ibra. "Aku cuma gak mau kamu nyesel nanti. Dia itu berandalan, suka bikin onar. Hobinya_"

"Apa hobi gue?" teriakan Ibra membuat Adam kaget. Wajah cowok itu seketika pias. Bodoh, dia merutuki diri sendiri. Harusnya dia lihat sekitar dulu sebelum bicara tentang Ibra. "Apa hobi gue, katakan dengan jelas?" Ibra berjalan mendekati Adam yang tampak gemetaran. "Ngomong yang keras, biar gue bisa denger," bentak Ibra.

Melihat situasi yang mulai tak kondusif, Ayleen mencoba menghentikannya. "Udah Kak, udah." Dia memegangi lengan Ibra.

"Cepetan ngomong!" bentak Ibra sambil menatap Adam sengit. Suara kerasnya memancing perhatian mahasiswa lain untuk melihat kearah mereka.

"Ayo pergi dari sini," Ayleen menarik lengan Ibra.

"Aku harus ngasih pelajaran ke dia dulu Ay. Aku gak suka cara dia ngeracunin pikiran kamu."

"Enggak kok, dia gak bilang apa-apa. Udah ayo kita belajar bareng." Ayleen berjinjit agar bisa berbisik pada Ibra. "Di apartemen, Kakak."

1
Tutus Roimatus
Luar biasa
Yurika23
deuh angel....
Yurika23
lanjut ah...
Yurika23
aku mampir ya Thor...ceritanya keren...
kapan2 mampir di karyaku juga ya ..
...
Luar biasa
Akbar Razaq
Alfath yg sempat ada rasa sama istri Aydin kan sebelum tahu ternyata dia adalah kakak iparnya.Mereka satu kelas lagi.
Akbar Razaq
😅😅😅 waduh malunya bs smpe seumur hidup ini.
Akbar Razaq
Syukur deh Ae jadi pembuka jalan pikiran Ibra ,bisa kejang kejang tuh pasangan senglek.
Akbar Razaq
Idih tua bangka bau tanah sayang sekali Ibra belum cukup mampu utk mengambil alih.
Linda HioshuaUnnie
Yes, akhirnya nemu lagi cerita yang bagus & nggak jauh-jauh dari kehidupan sehari-hari. Novel semacam ini nih yang aku suka/Kiss/
Khairun Nisa
suka
Akbar Razaq
ayahmu lagi mabuk apem biasalah.
suci nindriyanti
yatuhannn ngakak bgt🤣🤣🤣😭
Eryta Ryansari
🤣😂🤣😂 kocak
Rafinsa
mohon bersabar Ibra.. uni ujian akhir...🤣🤣🤣
Tarty Chunjileechanheesllu
👍👍👍
Tarty Chunjileechanheesllu
Luar biasa
Rafinsa
lain dari yg lain acara lamarannya...
Rafinsa
kebayang deh paniknya mama Nara... katanya yg datang orang2 ternyata satu kompi...😁
Rafinsa
bagus ayleen..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!