Tuan Alaxander Almahendra adalah seorang CEO dan tuan tanah. Selain memiliki wajah yang tampan ia juga pintar dan cerdas dan nyaris sempurna. Namun, siapa sangka di balik kesempurnaan fisik dan kecerdasannya tuan Alex terkadang sangat kejam terkesan tidak berprikemanusiaan. Ia seperti tenggelam dalam lorong hitam yang menggerogoti jiwanya.
Nayla De Rain gadis canti dengan paras sempurna. Setelah mengalami kegagalan dengan Fandy ia memutuskan untuk menikah dengan Zainy lelaki yang tida di cintainya. Namun, sebuah peristiwa membuatnya tertangkap oleh anggota tuan Alex dan di bawa ke menara dengan seribu tangga memutar.
Nasib baik atau buruk yang menimpa gadis bernama Nayla iti malah mempertemukannya dengan tuan Alex. Entah tuan Alex dan anggotanya akan akan menyiksa Nayla seeprti yang lainnya atau malah menjadikannya tahanan abadi. Novel 'REMBULAN YANG TENGGELAM' adalah kisah cinta dan balas dendam. Para tokoh mempunyai karakter unik yang membuat mu jatuh cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dongoran Umridá, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Galau?
Hari-hari berlalu akhirnya keluarga Nayla setuku dengan rencana pernikahannya dengan Zaini. Begitu juga dengan keluarga Zaini. Zaini sujud ⅝syukur setelah acara pertunangannya dengan Nayla selesai. Kedua belah pihak keluarga sepakat untuk sementara merahasiakannya sebelum accara pernikahan tiba. Nayla pun mulai melanjutkan aktifitas hariannya ke kampus.
Gadis itu masih berada di semester lima.
Sama halnya dengan Zaini, lelaki itupun menjalankan aktivitas hariannya. Lelaki itu mengelola TOYYIBMART semacam minimarket tempat perbelanjaan. Lelaki itu merintis usahanya ini bersama ayahnya yang juga religius. Kini usahanya sudah memilik tiga cabang. Meski rumah Zaini sekota dengan Nayla namun lelaki itu tinggal di kota yang berbeda. Setelah tamat SMA Zaini kuliah di Malaysia. Setelah tamat kuliah Zaini memulai bisnisnya dengan bantuan ayahnya di kota yang berbeda dengan tempat tinggalnya. Karna Zaini tinggal di kota yang berbeda ia jarang pulang ke rumah orang tuanya.
Nanti pun setelah menikah dengan Nayla mereka akan tinggal di kota tempat Zaini menjalankan usahanya. Hal itu membuat Nayla mempunyai banyak urusan di kampus karna dirinya akan pindah kota dan otomatis ia juga harus pindah kampus. Sebenarnya sedikit berat bagi Nayla karna akan meninggalkan keluarga dan juga teman-temannya. Namun tidak masalah, toh ia akan menikah dengan lelaki baik dan mapan.
Nayla merasa lelah mempersiapkan pernikahan. Ia terus merasa capek meski tidak banyak hal yang ia lakukan yang membuat lelah. Pernikahan ini masih di rahasiakannya dari teman-temannya. Tentu saja mereka mengira bahwa Nayla masih jomlo yang di tinggal menyedihkan.
Hari ini Nayla sedang duduk sendirian. Ia merasa lelah menghadapi dosen super killer hari ini. Ia berjalan sendirian dengan langkah gontai. Tiba-tiba HPnya berbunyi, dengan malas ia membukanya ternyata ada pesan dari Fandy.
"Berani sekali ia mengirimi aku pesan setelah apa yang ia lakukan. Apa dia tidak punya rasa malu?" Gumam Nayla mencibir lelaki yang menggores luka di hatinya itu.
"Assalamualaikum! Nayla lagi di mana?"
Nayla terbelalak melihat pesan di HPnya. Ia mengucek-ngucek matanya tidak yakin. Lelaki ini bersikap seolah tidak terjadi apapun antara dirinya dan Nayla. Seolah ia lupa kado apa yang ia berikan di hari ulang tahun Nayla terakhir kali. Mungkinkah lelaki ini tidak punya perasaan apapun?
"Dasar tidak tahu malu. Permainan apa yang sedang di mainkannya?" Nayla bergumam dengan kesal.
Nayla tidak berniat membalasnya. Ia melangkah lagi denga malas, HPnya terus berbunyi, seseorang terus menelponnya. Nayla menjawab panggilan itu dengan kesal.
"Ada apa? Apa lu mau mengirim undangan lu ke gue?" Kata Nayla setelah menerima panggilan menjengkelkan itu.
"Nayla! Kamu di mana? Aku ingin bertemu, ada yang ingin ku katakan."
"Apa? Menanyakan ku di mana? Apa dia berhak tau?" Gumam Nayla tak habis fikir. Ia penasaran permainan apa yang di persiapkan si brengsek ini untuk dirinya.
"Aku di kampus!" Jawab Nayla singkat dan langsung mematikan HPnya.
"Dasar lelaki tidak punya harga diri." Gumam Nayla dengan kesal.
Tidak lama kemudian Fandy sudah tiba di kampus Nayla. Karna sebenanya dia memang berada di sekitar kampus Nayla ketika ia sedang menelpon Nayla. Ketika Fandy keluar dari mobilnya di lihatnya Nayla sedang berada di parkiran. Gadis itu sepertinya hendak pulang ke rumah. Fandy tiba-tiba muncul di depan Nayla. Nayla sedikit kaget dan gugup karna tiba-tiba Fandy muncul di hadapannya. Fandy tau kalau Nayla memang benar-benar menyukai dirinya.
"Nayla! Ayok kita bicara." Ajaknya langsung tanpa basa-basi. Ajakan itu membuat Nayla semakin kesal dan jengkel.
"Bicara apalagi sih lo? Kan sudah selesai. Pasti kamu dan keluargamu lebih menyukai Titin."
"Nayla, meskipun benar, tapi ada yang ingin ku bicarakan dengan mu." Fandy terlihat serius. Ya dia memang jago dalam memakai topeng.
"Bicaralah!" Kata Nayla begitu dingin. Meskipun sikap Nayla begitu dingin Fandy tidak peduli.
"Mari kita duduk di sana." Ajak Fandy menunjuk sebuah tempat duduk dekat taman kampus. Kampusnya Nayla memiliki taman yang cukup luas dan indah. Nayla berfikir sejenak, kemudian gadis itu tersenyum dan mengikuti ajakan Fandy. Fandy tersenyum, benar sekali, Nayla akan selalu takluk olehnya. Keduanya duduk seperti biasa tetap menjaga jarak.
"Apa yang ingin kamu katakan! Katakan saja, aku sedang capek." Kata Nayla singkat daan dingin.
"Nayla! Mulai besok aku akan mengajar di sini, aku di terima jadi dosen dosen di sini." Fandy terlihat senang, penuh semangat dan pamer.
"Wow! Selamat buat lo! Tapi kayaknya ini gak ada hubungannya dengan ku deh, kita sudah end."
"Nayla, sebenarnya aku ingin balikan sama kamu, aku serius ingin menikah dengan mu dalam waktu sebulan ini." Gumam Fandy dengan percaya diri, sedikitpun tidak ada rasa canggung dalan hatinya.
Nayla terdiam. Hati dan perasaannya terguncang. Tanpa sadar ia menganggukkan kepalanya
"Nayla benar mau? Kamu mau? Terima kasih, aku akan segera memberi tahu ayah dan ibu." Kata Fandy dengan senang.
Fandy segera mengeluarkan HPnya dari saku dan segera memberi tahu ayah dan ibunya. Dengan percaya diri Fandy kemudian menawari Nayla untuk mengantar gadis itu pulang. Nayla menyetujui permintaan Fandy mengantarnya pulang ke rumah. Dengan hati girang dan bangga Fandy segera mengeluarkan mobilnya dari parkiran dan berhenti tepat di depan Nayla. Tanpa ragu Nayla segera masuk ke dalam mobil dan mobil itu pun meluncur menuju rumahnya.
Saat sang ibu melihat Nayla di antar oleh Fandy wanita paruh baya itu terkejut. Nayla melarang Fandy masuk ke dalam rumah denga alasan ia belum berbicara dengan ibunya. Fandy pun langsung pulang karna Nayla menyuruhnya langsung pulang.
"Nayla! Bagiman kamu menjelaskan apa yang ibu lihat?" Tanya buk Dalifah dengan cemas.
"Ibu tenang saja, Fandy hanya mengantar ku." Jawab Nayla singkat. Buk Dalifah memandangi putrinya dengan penuh tanda tanya dan kekhawatiran. Nayla menanggapinya dengan senyuman dan mencium pipi ibunya lalu bergegas masuk ke dalam kamarnya. Nayla langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur dan langsung membuka HPnya. Ada pesan dari Zaini, di bawahnya ada pesan grup, di bawahnya lagi ada pesan dari Fandy. Nayla membuka pesan dari Fandy.
"Besok kita belanja untuk persiapan pernikahan apa kamu bisa?"
"Oke! Ayah dan ibu sudah setuju, namun tidak usah bicara dengan mereka dulu, masih sedikit marah biar aku saja yang bicara dengan orang tua ku ya." Nayla mengirim pesan balasan pada Fandy. Kemudian ia membuka pesan dari Zaini.
"Assalamualaikum, Nayla lagi ngapain? Sudah makan? Sudah sholat? Baju pernikahan kita sudah selesai, aku sudah mengirimkannya, nanti kalau sudah sampai di sana boleh di coba ya."
"Waalaikumussalam w.w. Nayla sudah makan, sholat juga sudah. Zaini lagi ngapain?" Nayla mengirim pesan balasan pada Zaini. Tanpa menunggu balasan Nayla meletakkan HPnya dan ia tertidur lelap.