Grace, gadis SMA yang bercita-cita menjadi musisi terkenal bersama bandnya, secara tidak sengaja terikat dalam takdirnya sebagai penjaga kitab penakluk arwah.
Maka dimulailah petualangan Grace yang ingin menjadi musisi ditengah permasalahan demi permasalahan yang harus dia hadapi sebagai penjaga kitab.
Mampukah Grace menggapai impiannya sebagai musisi terkenal sekaligus penjaga kitab penakluk arwah, Atau malah gagal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon icebreak20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13 : Perburuan Gate
"Kandidat gate... Ditemukan," ucap Romi saat melihat Tiara dan Crystal tengah berdiri di depan sekolah.
Namun saat akan masuk, tatapannya teralihkan ke arah seorang pria tinggi, dengan gaya rambut rapi dan mengenakan jeans serta jaket kulitbyang tampak berdiri santai menghadap ke pria berkacamata itu.
"Apa-apaan orang itu?!" gerutu Romi merasa tidak nyaman diperhatikan, terlihat raut wajahnya berubah agar tidak dicurigai dan akhirnya membatalkan niatnya untuk menghampiri kedua gadis itu.
Sementara pria itu hanya tersenyum dan akhirnya membuka ponselnya untuk menghubungi seseorang.
"Sonya... Lu masih di sekolah? Ada yang harus gue bahas, kalau lu free, kita ketemu di cafe depan sekolah," pesan pemuda itu sebelum akhirnya menutup telfon dan berjalan meninggalkan tempat tersebut.
**********
"Lu ga bisa kesini? Kok mendadak Nya?" tanya Grace yang sedang berdiri di dalam perpustakaan sekolah bersama Rico dan Rudi.
"Yaudah deh, oke gapapa Nya," jawab Grace singkat sembari menutup telfon, dan kini menatap kedua pemuda di hadapannya.
"Sonya ga dateng?" tebak Rico yang di balas anggukan Grace.
"Langsung aja, gimana info soal makhluk itu?" tanya Grace ke Rudi yang berdiri dan mengambil sebuah buku di perpustakaan itu.
"Gue masih belum paham, kenapa lu mendadak tau soal sejarah yang bahkan jarang diangkat oleh orang-orang, tapi emang bener di bawah pohon itu ada jasad seorang dukun yang dieksekusi pada tahun 1476," ungkap Rudi yang menunjukkan salah satu cerita yang ada di dalam buku itu.
Melihat hal itu, tentu menarik perhatian Rico dan Grace yang kini mendekat untuk membaca kisah itu.
"Gue dulu Co!" ucap Grace yang membuat pemuda itu ngalah dan mundur, memberi kesempatan untuk gadis itu membaca dan mencermati kisah dari arwah yang kini menjadi lawannya.
"Berarti arwah itu sudah ada disana lebih dari 600 tahun?!" ucap Grace seraya menatap Rudi.
"Arwah? Maksudnya ini ada kaitannya dengan kejadian pembunuhan semalam?" tanya Rudi yang malah tertawa mengejek Grace.
"Loh, bener kan?!" ucap Grace yang dibalas tawa sinis pemuda itu.
"Jangan terlalu banyak nonton horor, kena kan jadinya... Yaudah gue balik dulu, Anggika nyariin ntar, " pamit Rudi meninggalkan Grace dan Rico yang masih ada di dalam perpustakaan itu.
"Oke, thanks Rud," ucap Rico sebelum mengalihkan tatapannya ke Grace yang terlihat fokus membaca kisah tentang dukun tanpa nama itu.
"Lu nyari apa sih?" tanya Rico penasaran, sementara Grace kini mengalihkan pandangannya pada Rico.
"Hari ini lu free ga?!" tanya Grace yang menatap serius wajah pemuda itu.
Menerima tatapan Grace, terlihat wajah Rico merah dan tampak salah tingkah.
"Aman sih, emang ada apaan?!" tanya Rico ke Grace yang tersenyum.
"Jam 8 malam, taman kota jangan telat!" pesan Grace sebelum pergi sambil membawa buku itu, meninggalkan Rico yang malah terdiam mendengar ajakan tiba-tiba Grace.
"O... Ke," jawab Rico seraua menatap punggung gadis itu yang perlahan menjauh dari tatapannya.
***********
Sementara di cafe depan sekolah, tampak Sonya duduk berhadapan dengan Nathan di salah satu meja cafe.
"Ada perlu apa?" tanya Sonya dingin menatap Nathan yang terlihat santai mengaduk lemon tea pesanannya.
"Dingin banget, pembahasan gue ini ga ada hubungannya sama Grace kok," jawab Nathan yang tidak mengubah ekspresi Sonya sedikit pun.
"Lantas?" tanya gadis itu dingin da penuh intimidasi, namun tidak juga mengubah ekspresi santai Nathan.
"Seperti kasus Daniel, kalian pasti juga ingin mengungkap kasus kematian yang berhubungan dengan anomali kan?" tebak Nathan pada gadis itu.
"Lu... Pernah denger tentang kasus arwah yang diikat dan dikendalikan oleh seseorang?" tanya Nathan yang sukses mengubah tatapan curiga Sonya menjadi wajah penasaran.
"Maksudnya?" tanya gadis itu yang dibalas senyum Nathan.
"Ada yang memaksa beberapa arwah untuk menjadi siluman, mereka sengaja mencari arwah yang cukup lama dan memiliki energi batin kuat untuk dipaksa menjadi siluman dan akhirnya dimasukkan ke dalam tubuh para gate, agar bisa dikendalikan mereka," terang Nathan pada Sonya.
"Maksudnya..."
"Ya! Salah satu dari kalian bakal jadi incaran kelompok itu," balas Nathan yang membuat Sonya kaget dan bangkit dari duduknya.
"Tenang! Tenang dulu Sonya, untuk saat ini mereka ga ngincer Grace atau anak-anak sini," ucap Nathan lagi, mencoba menenangkan gadis berambut kemerahan dan mengenakan kacamata itu.
"Maksudnya? Mereka mengincar orang lain?" tanya Sonya yang dibalas anggukan Nathan.
"Siapa?" gumam Sonya yang kini terduduk memikirkan hal itu, sementara setelah puas memberi informasi. Nathan kini bangkit dari kursinya dan berjalan meninggalkan gadis itu.
"Mereka ada di dekat kalian, tapi bukan anggota kalian," ucap Nathan sebelum berjalan pergi dari sana, sementara Sonya tampak bingung memikirkan maksud ucapan pemuda itu.
**********
Malam harinya di studio musik, terlihat Grace, Sonya, Linda, dan Della tengah bermain Band.
"Loh, Tiara ga dateng?" tanya Rico ke Crystal yang tampak bengong di pojokan ruangan, dan terlihat kaget disapa Rico.
"Eh... Gatau, tadi sih kak Tiara bilang mau keluar bentar, tapi malah ga balik-balik," jawab Crystal sambil menatap Rico datar.
"Udah coba telfon?" tanya Rico pada gadis itu yang langsung menunjukkan ponselnya yang memperlihatkan bahwa ia sudah menelfon sebanyak tujuh kali, namun tidak ada jawaban.
"Kenapa Co?" tanya Sonya yang langsung menghampiri mereka setelah latihan.
"Tiara, katanya pergi sebentar tapi ga balik lagi, udah berapa kali ditelfon juga," terang Rico pada Sonya.
"Mungkin ada kencan rahasia?" tebak Linda yang menghampiri mereka.
"Ga mungkin! Kalau masalah percintaan kak Tiara ga pernah rahasiain dari aku," jawab Crystal ke Linda.
"Mungkin karena itu dia sendiri terus," jawab Della yang langsung dipukul pundaknya oleh Grace.
"Maaf," ucapnya sambil meringis.
Sementara Sonya terlihat mulai teringat ucapan Nathan beberapa jam yang lalu.
"Feeling gue jelek, Rico ikut aku yuk," ucap Sonya tiba-tiba sambil mendekat ke Rico.
"Oke, boleh," jawab Rico bingung, namun tetap menyetujui ucapan gadis itu dan mulai berjalan menjauh dari sana.
"Tunggu!" ucap Grace yang akan ikut mereka, namun ditahan oleh Sonya.
"Grace lu temenin si Crystal aja bareng Linda sama Della!" pinta Sonya sebelum akhirnya pergi meninggalkan mereka disana.
"Daah!" ucap Crystal polos sambil melambaikan tangan pada Sonya dan Rico yang perlahan menjauh dari sana.
******
Beberapa saat sebelumnya, terlihat Tiara yang membeli minuman untuk adiknya kini didatangi seorang pria berambut ikal pendek dan mengenakan kacamata.
"Tiara Evelyn," sapa pria itu dan tak lama beberapa orang yang ada di sekitar mereka tiba-tiba tumbang tanpa sebab.
"Siapa?" tanya gadis itu sambil menatap bingung orang-orang yang pingsan.
"Dimana adikmu?" tanya pria itu sambil melirik ke sekitar Tiara, mencoba mencari keberadaan sang adik yang tidak ada di sekitar gadis itu.
"Wow... Adik gue cukup populer juga ya, sampai dideketin sama om-om mesum kaya kamu," gumam Tiara dengan nada mengejek yang dibalas senyum pria itu.
"Terserah, yang terpenting adalah keberadaan adikmu yang seorang Heredis, aku membutuhkannya untuk..." ucapan pria itu terhenti saat tiba-tiba sebuah tendangan nyaris mengenai wajahnya.
"Jangan coba-coba!" ucap Tiara dengan tatapan tajam, sementara pria itu malah tersenyum sinis.
"Memangnya kamu bisa apa?" tantang pria itu yang membuat gadis berambut pirang itu mulai memasang kuda-kuda.
Namun, ekspresi gadis itu berubah saat tiba-tiba sebuah energi gelap muncul di belakang pria itu hingga membuatnya panik.
"Gue udah coba cari ke sekitar, tapi ga ada," ungkap Rico yang ternyata berada di taman kota bersama Sonya.
"Kamu yakin?! Coba cek sekali lagi Rico," pinta Sonya yang membuat pemuda itu mendekat ke arahnya.
"Sonya, emangnya kenapa? Ga biasanya lu jadi gegabah kaya gini, ada sesuatu yang lu tau soal Tiara?" tanya Rico pada Sonya yang masih terdiam memikirkan ucapan Nathan siang itu.
"Engga, cuman feeling aku ga baik sial Tiara, takutnya sesuatu terjadi ke dia," ungkap Sonya sambil menatap Rico.
Beberapa saat kemudian terdengar bunyi telfon dari ponsel Sonya.
"Grace?" kaget Sonya saat membaca nama penelfon itu dan saat diangkat.
"Sonya! Rico! Ada cowok aneh yang datang dan bilang bakal bawa Grace sama Crystal! Tolong!" jerit suara itu yang ternyata adalah Linda.
"Linda halo!" teriak Sonya dan Rico panik, namun belum berapa detik mereka dikejutkan dengan teriakan Linda, di taman sudah terdengar teriakan lain yang berasal dari seorang pria yang berubah keriput karena diserap oleh siluman.
"Ga mungkin!" gumam Sonya saat melihat dua masalah yang harus mereka hadapi di waktu yang bersamaan.
To Be Continued