Semua terjadi begitu saja, karena ibu yang menjodohkannya maka Hasyim terpaksa menikahi karena menurutnya Cinta akan tumbuh karena terbiasa bersama. Sedangkan Hana menerima pernikahan tersebut karena sudah istikharah, dialah jodohnya!
Penasaran? yuk ikuti cerita Hani_Hany hanya di noveltoon ♤♤♤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
...Tiktok nurulhanifah207...
...Facebook Nurul Hanifah Shodiq...
*Jangan lupa like, komen, su**bscribe, dan bintang 5 nya yaa ☆☆☆☆☆*
Happy Reading !
***
"Kak. Maaf aku lambat pulang, tadi ngobrol di rumah sama ibu." ujar Hana ketika tiba di rumah.
"Emang ngobrol apa sih?" tanya Hasyim.
"Hany ngobrol biasa saja, bahas kapan aku ujian, sudah haid atau belum, sudah ada tanda apa belum, gimana kerjaan? Ya gitu² kak." jelas Hana sambil membereskan barang² yang dibawanya. "Ini dibawakan lauk masak sama ibu untuk makan malam nanti kak." ujarnya.
"Iya Alhamdulillah. Jadi kamu jawab apa waktu ditanya begitu sama ibu?" tanya Hasyim penasaran dengan jawaban Hana.
"Ya aku jawab apa adanya kak. Insya Allah aku ujian tinggal tunggu jadwal karena sudah mendaftar, kalau haid belum sih! Memang siklus haidku tidak lancar sejak dulu, kalau tanda² aku juga gak tau karena emang belum pernah, mual juga gak! Kalau kerja aku memang berhenti dari MTs karena fokus ke Tesis dan artikel yang akan di publish."Jelas Hana. Hasyim hanya menyimak lalu manggut² paham.
***
Malamnya mereka menikmati santapan yang dibawa Hana dari rumah mertuanya.
"Gimana kerjaan ta di kantor yank?" tanya Hana memulai pembicaraan, mereka makan sambil berbincang ringan.
"Alhamdulillah lancar, tadi ke lapangan untuk memantau langsung petani disawah. Karna waktunya tanam jadi sempat bantu² juga, Alhamdulillah lumayan seru!" jelas Hasyim ketima menceritakan keseruan di sawah bersama petani.
"Alhamdulillah. Rencana aku mau mengajar ya kal kalau sudah selesai ujian?" tanya Hana.
"Mengajar lah, kasihan gelarnya sudah diraih pendidikan tinggi masak hanya tinggal di rumah. Tapi aku gak melarang dan gak menyuruh, kalau kamu mau kerja silahkan! Kalau mau dirumah ya silahkan. Tapi ingat, kalau kerja harus ingat juga kerjaan dirumah." jelas Hasyim mengingatkan.
"Baik kak. Terima kasih." ujarnya.
"Sama² Hana. Oya tempo hari kamu ingin mengajak adikmu tinggal disini. Apakah masih berminat?" tanya Hasyim.
"Kayaknya dia sudah asyik dikos bersama teman²nya kak. Nanti aku tanyakan lagi jika dia mau." ujar Hana. Usai makan mereka melanjutkan mengobrol diteras rumah sambil melihat bintang dan langit yang cerah.
"Iya." jawab Hasyim singkat.
***
Hari² berlalu kini tiba saatnya Hana ujian tutup.
"Hana, sudah ada jadwal ujian ta ya?" tanya Hasyim.
"Iya kak. Insya Allah besok sore kak ba'da ashar. Kakak bisa hadir kan?" tanya Hana.
"Iya, besok akan diusahakan." jawab Hasyim singkat.
"Iya terima kasih kak. Karna harus ada pihak keluarga yang datang, boleh juga ajak ibu atau keluarga ta kak. Rencana aku mau ajak Hasna!" jelas Hana.
"Iya nanti disampaikan ke ibu sempat mau hadir yank. Coba telfon ayah Ahmad sempat mau datang bersama Husna!" saran Hasyim, Hana mengangguk lalu mengambil hpnya untuk menghubungi ayah dan adiknya.
"Assalamu'alaikum ayah, apa kabar ayah bersama Husna?" tanya Hana.
"Waalaikumsalam. Kabar ayah baik nak, adik kamu juga baik Alhamdulillah. Kamu apa kabar bersama suami kamu nak?" tanya ayah lembut.
"Keluarga Hana memang harmonis, ayah juga lembut dan sayang sama Hana meski dia sudah nikah." batin Hasyim karena telfon Hana di loudspeaker.
"AlhamduLillah kalau ayah baik² saja bersama Husna. Kami juga disini sehat wal afiat ayah, rencana Hana akan ujian tutup ayah. Kalau ada sempat Hana harap ayah berkenan hadir." ujar Hana sambil tersenyum.
"Alhamdulillah, selamat Hana akhirnya kamu akan ujian juga. Kamu memang hebat nak, meski sudah nikah tapi kamu dapat menyelesaikan studimu juga dengan tepat waktu! Ingat Hana kewajibanmu sebagai isteri nak!" pesan sang ayah.
"Insya Allah ayah. Terima kasih ayah sudah mengingatkan Hana."
"Tentu nak. Untuk kehadiran ayah saat ujianmu nanti maafkan ayah yang tidak hadir! Ayah doakan kamu selalu nak, semoga sukses dunia akhirat. Disana kan ada suamimu, ada ibu dan ayah mertuamu, insya Allah mereka sudah cukup menggantikan ayah saat ujian nanti. Oya panggil juga adikmu supaya dia termotivasi juga sepertimu." ujar ayah menasehati.
"Iya ayah, Hana akan panggil Hasna. Ayah sehat² di rumah bersama Husna, Hana tutup dulu telfonnya ya!" ujar Hana.
"Iya nak, salam buat suami kamu. Assalamu'alaikum wr wb." ucap ayah menutup telfon dari Hana.
"Ayah terlihat sabar dan penyayang. Apa kepada semua anaknya?" tanya Hasyim.
"Hhmm tentu. Ayah adalah sosok yang paling kami banggakan, beliau segalanya buat kami terkhusus untuk kami para putrinya karna ayah adalah cinta pertama kami." jawab Hana dengan menatap suaminya sambil tersenyum.
"Itu bagus. Beruntung sekali kalian!" ujar Hasyim.
"Kamu juga beruntung kak, karna orang tua kakak sukses! Kakak bisa menjadi anak yang baik, sabar, dan penurut." jawab Hana. "Kami tetap bersyukur, meski keadaan ekonomi kami tidak seperti yang lain atau mapan tapi kami memiliki keluarga yang harmonis." ucap Hana bangga.
"Iya kamu betul. Sebagai anak, aku hanya ingin dukungan orang tua, tapi sayang aku tidak pernah mendapatkan itu."
"Setiap orang tua ingin yang terbaik buat anaknya kak, mungkin itu cara yang terbaik untuk mendidik kakak menurut mereka." ucap Hana menyemangati.
"Kalau orang tua ingin yang terbaik buat anaknya pasti akan mendukung apapun yang anaknya inginkan, apalagi jika itu menyangkut cita². Bahkan tujuanku hidup saja sudah tidak ada arah, sampai² jodoh pun aku dipilihkan." jelasnya. "Bukan hanya itu, teman pun aku tidak ada! Ya aku bahkan tidak punya teman." lanjutnya tapi ekspresi wajahnya biasa saja.
"Sedatar itu kah pale hidup ta kak?" batin Hana sambil memandang Hasyim.
"Gak usah dipikirkan Hana, semua sudah dapat ku lalui." ujarnya sambil tersenyum.
"Jadi tujuan kakak hidup apa?" tanya Hana.
"Ya dijalani saja, bagaimana mau punya tujuan jika punya cita² saja dipatahkan oleh orang tua sendiri!" jelas Hasyim.
"Lantas tujuan kakak menikah denganku?" tanyanya lagi.
"Ya supaya mereka bahagia, untuk memenuhi keinginan mereka punya menantu! Apalagi?" jawabnya santai sambil mengedikan bahu. "Dijalani saja bagaimana mestinya orang hidup." lanjutnya.
"Kamu sudah tau jawabannya Hana, kamu tau kalau itu akan nyakitin hati kamu! Tapi kamu tetap bertanya Hana!" batin Hana menjerit. Hana berusaha tenang mendengar jawaban Hasyim.
"Oh gitu ya kak. Jadi kalau aku ingin menikah sekali seumur hidup apa itu salah ya kak?" tanya Hana menahan tangis dengan sangat kuat.
"Gak masalah kok, setiap orang selalu ingin menikah sekali seumur hidup. Terutama perempuan!"
"Jadi kalau aku ingin kita sehidup semati, kita sama² ke syurga Allah kakak mau gak?"
"Aamiin." Awalnya Hasyim hanya memandang Hana, mungkin karena kasihan atau apa, entahlah! Makanya Hasyim menjawabnya.
"Terima kasih." ucap Hana sambil tersenyum kikuk. "Aku ke kamar ya kak, mau shalat baru menelfon Hasna." Pamit Hana.
"Hhmm iya yank." ucapnya sambil tersenyum.
...----------------...
Bersambung ☆☆☆☆☆