Tak di sangka tak di duga,mereka yang dulu awalnya bermain bersama,bersekolah di sekolah yang sama kini menjadi sepasang suami istri.
Namun bukan restu yang menghalang mereka melainkan perasaan,kedua nya bahkan tidak sadar saling mencintai hingga sama sama merasa kehilangan.
Ria Maheswari,Dendy Prasetya akan kah lamaran Dendy berujung ke pelaminan atau hanya cinta yang beda perasaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 35 Menunggu
Sudah dua kali suara telepon wireless di kamar itu berdering,waktu yang Dendy sewa sudah melebihi perjanjian dan sudah di peringatkan untuk kedua kalinya jika tidak ingin kena cas.
"Maaf,nanti saya bayar semua nya". Ucap Dendy lalu menutup meletakan gagang telepon.
Ria masih duduk berselimut di atas ranjang,pakaian yang Dendy pesan online belum juga datang.Lelaki itu menghubungi Sella namun tak ada jawaban,begitu pula dengan Bastian yang sama hal nya.
Melirik Ria,gadis itu masih duduk dengan menutupi tubuh nya dengan santai sembari memainkan ponsel nya.
"Lama sekali ..." gerutu Dendy,padahal yang akan memakai pakaian itu Ria,tapi Dendy yang gelisah.
"Order dimana sih?" tanya Ria,ia risih melihat calon suami nya itu mondar mandir terus.
"Toko hijau,tapi outlet nya dekat.Hanya tiga puluh menit,dan ini sudah satu jam lebih.Padahal aku sudah membayar lunas!" jelas Dendy.
"Sudah lah duduk saja,nanti pasti datang!" seru Ria.
Dendy menghela nafas panjang,ia tak mungkin tahan dengan Ria yang sekarang.Memang tubuhnya tertutup selimut hingga dada,namun tak di pungkiri sesekali kain tebal itu merosot dan terlihat dua buah gundukan yang menantang.
Berkali kali Dendy memecahkan pikiran nya untuk menjamah Ria kembali namun ia taha.
Ting
Dendy tersenyum,ia pun membuka kan pintu nya.
Seorang petugas membawa faktur pembayaran tambah waktu booking.
"Maaf Pak, silahkan ke bagian resepsionis". Ucap lelaki itu namun Dendy menggeleng.
"Saya titipkan saja". Dendy menyelipkan beberapa uang lembaran berwarna merah dan ada satu yang biru.
"Kembali nya ambil saja blih" ucap Dendy,lelaki di depan nya pun tersenyum.
Dendy kembali masuk dan mengunci pintu,hanya secarik kertas yang ada dalam jemari nya.Bukan paper bag atau kantong kresek lain nya.
"Baju gua mana Den?" tanya Ria,ia tak melihat ada di tangan Dendy,dan memang benar buka baju Ria yang datang melainkan petugas hotel.
Bugh!
Dendy melempar tubuhnya ke ranjang,ia sungguh lelah hari ini.Padahal tidak ada kerjaan yang menguras tenaga nya kecuali tadi saat bekerja untuk memuaskan Ria.
"Pelayan bukan kurir!" jawab nya santai.
Menutup mata nya lalu lengan kekar ia letakkan diatas kening.
Ria melirik pada orang di sebelah nya.
"Jangan tidur Den, bagaimana nanti jika kurir datang.Lo mau milik Lo ini dilihat orang lain?".
Dendy mendongak menatap Ria.
"Bangun kan aku jika kurir datang..." tangan Dendy menggapai Ria di atas nya,namun yang ia tuju adalah bukit milik Ria yang menyembul setengah.
"Aawkhhh... Den,apasih!". Ria menyingkirkan tangan Dendy dari sana.
Desahan galak Ria membuat Dendy terkekeh.
"Awas saja kalau berani keluar! Gua buat Lo gak bisa kemana-mana!". Ancam Dendy pada Ria,namun wanita itu hanya tersenyum saja.
.
.
.
Lain mereka berdua,lain lagi Noah.Ia tahu Ria pergi dengan Dendy.Dan ia juga tahu jika wanita yang ia gilai itu cek in di hotel bersama tunangan nya.
Noah bingung,ia merasa semua yang ia lakukan takut gagal karena beberapa juta masuk ke dalam rekening nya,no rek pengirim adalah sama no rek yang beberapa hari lalu ia kirim sebagai uang tutup mulut untuk memalsukan hasil test pack dan hasil cek up darah.Itu berarti uang suap mereka gagal dan kembali.
Meninju di udara Noah merasa lagi lagi kalah,informasi itu terdengar Tuan Azriel.Lelaki itu bahkan marah dan mencari Noah yang sedang berdiam di suatu rumah petak.
"Anak bodoh,kenapa bohong? selalu berbohong.Sekarang giliran kau menghilang.Lihat saja Noah kalau ketemu!" seru Tuan Azriel.
.
.
.
To be continue