BY : GULOJOWO NOVEL KE-7 😘
"Menikahlah dengan ku, aku pastikan ayah mu bisa melihat lagi."
Gluk!
"Dan jika kamu bisa membangunkan milik ku, maka aku akan memberikan apapun yang kamu inginkan."
Gluk!
Lagi-lagi Kirana, gadis yang akrab dengan panggilan Kiran itu menelan ludahnya berkali-kali saat mendengar ucapan dari bosnya yang menurut rumor yang beredar di kantor tempatnya bekerja, bosnya itu mengidap impoten.
Apakah Kirana akan menerima tawaran bosnya itu dengan iming-iming yang dijanjikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GuloJowo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PART 19
Kirana menyuruh Mei untuk pulang terlebih dahulu karena dirinya malam ini akan diperkenalkan kepada kedua orang tua Tuan Arsen. Tak lupa Kirana meminta kepada Mei untuk tutup mulut terlebih dahulu. Jangan sampai ayahnya tahu tentang hal ini. Biar nanti Kirana sendiri yang akan berbicara dengan sang ayah.
Mei pun mengangguk. Mei yakin dan percaya selama ada sekretaris Niko bersama mereka, Kirana pasti akan baik-baik saja. Mei langsung pulang meninggalkan Kirana yang saat ini duduk di lobby menunggu bosnya turun. Sambil menunggu bosnya turun, Kirana menyempatkan diri untuk menelpon ayahnya dan memberitahukan bahwa dirinya saat ini sedang lembur.
Tak berselang lama Arsen dan sekretaris Niko keluar dari lift. Kirana langsung beranjak dari duduknya saat melihat mereka berdua melangkah menghampirinya.
"Ayo!" Ucap Arsen kemudian berlalu diikuti oleh sekretaris Niko di belakangnya. Kirana mengangguk lalu mengekor di belakang keduanya.
Saat tiba di samping mobil, Kirana bimbang. Dirinya tidak tahu harus duduk di mana. Di depan bersama sekretaris Niko atau di belakang bersama Arsen. Sekretaris Niko yang melihat itu langsung membukakan pintu mobil bagian depan. Namun tiba-tiba saja bosnya itu membuka pintu belakang dari dalam. Sekretaris Niko pun menutup kembali pintu depan kemudian mempersilahkan Kirana untuk masuk ke dalam mobil.
Kirana nampak ragu. Namun suara Arsen membuatnya segera masuk ke dalam mobil. "Jangan membuat ku menunggu! Aku tidak suka itu!"
"Ma-maaf Tuan." Kirana duduk tepat di samping Arsen.
Sekretaris Niko langsung menutup pintu mobilnya kemudian segera masuk ke dalam mobil dan langsung melajukan mobilnya membelah jalanan kota yang malam ini nampak ramai.
"Cari butik!" Ujar Arsen singkat.
"Baik Tuan!" Sahut sekretaris Niko.
Sedangkan Kirana hanya diam saja karena tidak mengerti. Kirana pikir bosnya itu pasti ada keperluan di butik.
Tak berselang lama mobil yang dikemudikan oleh sekretaris Niko berhenti di depan sebuah butik terkenal. Sekretaris Niko langsung membukakan pintu mobil untuk bosnya. Setelah Arsen keluar sekretaris Niko hampir menutup pintu itu namun Arsen menghalanginya.
"Apa kamu akan di dalam saja!" Suara berat Arsen membuat Kirana kaget.
"Eh," Kirana tidak tahu harus apa. Bukankah yang mau ke butik itu bosnya? Jadi Kirana memilih untuk berdiam diri di mobil saja.
"Keluar!" Teriak Arsen karena tidak sabar.
Kirana yang ketakutan langsung turun dari mobil. Setelah itu Arsen langsung membanting pintu mobilnya dengan keras. Menandakan bahwa dirinya saat ini sedang kesal.
Braakk!!
Arsen langsung melangkah memasuki butik tersebut. Sekretaris Niko dan Kirana memilih mengekor di belakangnya.
"Jangan membuat Tuan Arsen menunggu." Bisik sekretaris Niko kepada Kirana. Kirana pun mengangguk. "Tuan Arsen paling benci menunggu dan mengulang ucapannya. Jadi ingat dua hal itu baik-baik."
"Ba-baik pak." Kirana mengangguk.
"Ada yang bisa kami bantu tuan?" Salah satu karyawan butik menghampiri Arsen.
"Pilihkan dress yang cocok untuk dia." Arsen menunjuk Kirana yang saat itu berdiri di belakangnya.
"Hah! Un-untuk saya?" Tanya Kirana memastikan pendengarannya tidak salah.
"Mari mbak." Ucap karyawan wanita itu.
"Ti-tidak mbak. Baju saya masih bagus, masih bisa dipakai." Tolak Kirana.
"Jangan membantah ucapan ku!" Ujar Arsen mengeram karena Kirana selalu saja tidak menurut dengan ucapannya.
Akhirnya Kirana pun menurut dan mengikuti karyawan wanita itu yang membawanya masuk ke dalam ruang ganti untuk mencoba beberapa baju yang dipilihkan oleh karyawan itu.
Setelah mencoba beberapa dress, akhirnya Kirana memilih salah satu dress berwarna biru muda dengan motif bunga-bunga yang panjangnya di bawah lutut. Kirana langsung memasukkan bajunya yang tadi ke dalam tas kemudian segera keluar dari ruang ganti.
Arsen sama sekali tidak memberikan komentar dengan baju yang dipakai oleh Kirana. Namun dirinya mengakui bahwa Kirana memang benar-benar cantik meskipun wajahnya belum tersapu make up. Polos dan natural. Bahkan Arsen belum pernah melihat Kirana memakai lipstik.
"Perbaiki riasan wajahnya dan juga tatanan rambutnya." Pinta Arsen kepada karyawan butik itu.
"Baik Tuan."
"Tidak-tidak!" Tolak Kirana cepat. "Aku ada sisir. Nanti biar aku sisiran di dalam mobil. Aku tidak pernah menggunakan make up." Kirana tidak mau menodai wajahnya dengan make up-make up yang nantinya bisa saja membuat wajahnya berjerawat atau kusam. Dirinya sudah nyaman sejak dulu tidak pernah memakai make up. Hanya bedak bayi merk Cussons yang selalu dipakainya setiap hari.
Arsen melihat sekali lagi penampilan Kirana. Sepertinya tidak masalah tidak memakai make up. Toh dia juga sudah cantik natural. Rambutnya juga bagus. Panjang lurus hingga sampai ke punggung. Batin Arsen yang tanpa sadar mengagumi kecantikan alami Kirana. Baru kali ini dirinya melihat Kirana mengurai rambutnya. Karena biasanya gadis itu mencepol rambutnya ke atas. Semakin bertambahlah nilai kecantikan Kirana di mata Arsen.
"Ehem!" Arsen berdehem. "Baiklah kalau begitu, ayo!" Arsen langsung melangkah keluar dari butik. Dan lagi-lagi sekretaris Niko mengekor di belakangnya bersama Kirana.
*****
Di kediaman Papa Haris sudah nampak ramai karena tamu undangan yang tak lain adalah sahabat dari Mama Davina sudah datang bersama suami dan anak gadisnya.
Semua orang sudah berkumpul di meja makan. Mereka memutuskan untuk makan malam terlebih dahulu karena waktu sudah menunjukkan hampir pukul delapan, namun Arsen tak kunjung pulang.
"Emang bener-bener itu anak." Keluh Mama Davina.
"Sudahlah Ma, Mungkin Arsen sibuk." Sahut Papa Haris.
"Tak apa Jeng. Mungkin sebentar lagi Arsen pulang." Sahut Mama Mita temannya mama Davina.
"Pasti Claudia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Arsen." Goda Mama Davina yang membuat Claudia tersenyum malu.
"Tante bisa aja."
"Ya sudah, ayo kita lanjutkan makannya." Ujar Mama Davina. Akhirnya mereka melanjutkan makan malamnya tanpa Arsen.
"Selamat malam semuanya." Tiba-tiba saja suara Arsen menyapa mereka yang sedang asyik menikmati makan malamnya.
"Malam." Balas semua orang kemudian menoleh ke arah Arsen bersamaan. Semua orang terkejut karena Arsen tidak datang sendirian. Melainkan bersama seorang wanita. Dan yang semakin membuat mereka terkejut adalah. Tangan keduanya bertaut dan saling menggenggam erat.
*****
*****
*****
Jangan lupa Like Komen dan Votenya, saweran kopi dan bunganya juga boleh ☕🌹 Tonton iklannya ya setelah membaca, terimakasih 🙏
Terimakasih
rasain luuu