Follow ig 👉 @sifa.syafii
Fb 👉 Sifa Syafii
Seorang gadis berusia 18 tahun bernama Intan, dipaksa Bapaknya menikah dengan Ricko, laki-laki berusia 28 tahun, anak sahabatnya.
Awalnya Intan menolak karena ia masih sekolah dan belum tahu siapa calon suaminya, tapi ia tidak bisa menolak keinginan Bapaknya yang tidak bisa dibantah.
Begitu juga dengan Ricko. Awalnya ia menolak pernikahan itu karena ia sudah memiliki kekasih, dan ia juga tidak tahu siapa calon istrinya. Namun, ia tidak bisa menolak permintaan Papanya yang sudah sakit sangat parah.
Hinggga akhirnya Ricko dan Intan pun menikah. Penasaran dengan kisah mereka? Yuk langsung simak ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
"STNK?" tanya Intan lagi sambil menyodorkan telapak tangannya pada Ricko.
"Masuk!" ajak Ricko seraya menolehkan kepalanya ke dalam kamarnya.
Intan pun ikut masuk ke dalam kamar Ricko. Ternyata kamar Ricko lebih besar dari kamar yang Intan tempati.
Ricko mengambil dompetnya yang tergeletak di atas nakas lalu mengeluarkan STNK kemudian memberikannya pada Intan.
"Mmm ... uang saku?" pinta Intan sambil menyodorkan telapak tangannya lagi.
"Berapa biasanya?" tanya Ricko.
"Dua puluh ribu," jawab Intan.
Ricko pun kembali membuka dompetnya lalu mengeluarkan uang 50 ribu dan memberikannya pada Intan. Intan menerimanya dengan senang hati karena uang sakunya naik.
"Untuk dua hari," ucap Ricko.
"Makasih, Mas ...," balas Intan lalu berbalik hendak pergi.
"Hey, salim dulu!" ucap Ricko seraya mengulurkan tangannya.
Intan pun berbalik badan lalu mencium punggung tangan Ricko. Setelah itu ia bergegas turun dan melajukan motornya pergi ke sekolah.
Setelah itu Ricko menuruni tangga dan duduk di meja makan. Ia membuka tudung saji dan melihat gurami asam manis. Segera ia mengambil nasi dan lauk lalu menyantapnya dengan lahap.
"Mmmm ... enak juga," gumam Ricko sambil manggut-manggut.
Setelah sarapan, Ricko segera mengemudikan mobilnya ke perusahaan.
*
Di perusahaan, Romi sudah menunggu kedatangan Ricko di ruangannya.
"Ada apa? Tumben pagi-pagi kamu sudah di ruanganku?" tanya Ricko pada Romi.
"Mm ... sepupumu nggak ke sini lagi, Rick?" tanya Romi dengan bersemangat.
"Kenapa?" tanya Ricko sambil menyalakan laptopnya.
"Dia cantik. Umur berapa sih?" tanya Romi penasaran.
"Delapan belas tahun. Eh, jangan bilang kamu suka dia?" tanya Ricko dengan curiga.
"Sepertinya begitu, Rick. Hehe," balas Romi dengan mesem - mesem.
"Tidak boleh! Dia masih sekolah!" cegah Ricko.
"Nggak apa-apa. Bakalan aku tunggu sampai dia lulus sekolah dan siap menikah, Rick," balas Romi tetap ngotot.
"Pokoknya nggak boleh!" ujar Ricko tetap menghalangi keinginan Romi untuk mendekati Intan apalagi menikahinya.
"Terserah! Pokoknya aku harus mendapatkan dia!" ucap Romi bersikukuh.
"Awas kamu kalau macam-macam sama Intan, Rom!" ancam Ricko.
Romi hanya tersenyum misterius lalu pergi dari ruangan Ricko.
*
Siang ini Rossa menelepon Ricko dan mengatakan kalau ia telah menandatangani kontrak untuk modelling di luar negeri tepatnya Singapura. Lusa ia akan berangkat. Nanti sore ia ingin bertemu dengan Ricko untuk yang terakhir sebelum berangkat. Ricko pun menyetujuinya.
"Intan nanti bagaimana di rumah sendirian?" gumam Ricko memikirkan Intan yang selalu merasa takut di rumahnya sendirian. Ia pun melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 14.15. Itu artinya Intan sudah pulang sekolah. Ia pun menelepon Intan.
"Kamu di mana?" tanya Ricko saat Intan sudah menerima panggilan teleponnya.
"Di sekolah sedang kerja kelompok. Ada apa, Mas?" tanya Intan balik.
"Hari ini aku pulang telat. Kamu nggak apa-apa kan di rumah sendirian?" tanya Ricko.
"Iya, nggak apa-apa. Aku belajar kelompok dulu ya, Mas. Assalamu 'alaikum," pungkas Intan.
"Wa'alaikum salam," balas Ricko.
Setelah memutuskan sambungan teleponnya, Ricko segera keluar dari kantornya dan melajukan mobilnya ke mal di mana ia dan Rossa membuat janji. Saat ia memasuki area parkir, Rossa sudah menunggu di sana.
"Hai, Sayang!" sapa Rossa saat melihat Ricko keluar dari mobilnya.
"Ayo masuk!" ajak Ricko sambil memeluk bahu Rossa lalu berjalan memasuki mal bersama-sama.
Seperti biasa mereka berdua nonton di bioskop saat berkencan. Setelah itu Ricko mengikuti Rossa berbelanja keperluan yang akan ia bawa ke Singapura.
***
Visual Romi Setiawan