Salma seorang guru TK, menikah dengan Rama seorang duda dengan satu anak. Setahun lebih menikah kehidupan keduanya harmonis dan bahagia. Apalagi Rama adalah cinta pertamanya saat SMA.
Namun, kenyataan bahwa sang suami menikahinya hanya demi Faisal, anak Rama dengan mantan istrinya yang juga merupakan anak didiknya di tempatnya mengajar, membuat semuanya berubah.
Akankah Salma bertahan di saat ia tahu suaminya masih mencintai mantan istrinya yang datang lagi ke kehidupan mereka?
IG: sasaalkhansa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SIUA 23 Bertemu Teman Kuliah
Sebatas Ibu Untuk Anakmu (23)
Felisa terkejut. Begitu pula beberapa temannya yang lain yang juga tidak tahu bahwa Dewi dan Rama sudah bercerai. Apalagi Dewi hanya mengatakan Rama sudah ada di tempat acara tanpa menceritakan hubungan keduanya yang sudah kandas.
" Sayang, kemarilah," panggil Rama pada Salma yang sedang melihat ke arahnya.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Salma pun menghampiri suaminya. Jantungnya berdebar-debar. Benarkah suaminya sudah move on dari sang mantan?
Ya, itulah yang membuat langkahnya seolah tertahan. Takut jika ia harus menelan kekecewaan untuk kesekian kalinya.
Grepp
Tanpa aba-aba, Rama langsung menarik pinggang Salma hingga tidak menciptakan jarak sedikitpun antara keduanya. Keposesifan Rama terlihat jelas di mata Dewi. Sungguh Dewi tidak suka.
" Mas !," Salma terkejut karena ia di tarik begitu saja.
" Ini Salma, istriku. Kami menikah lebih dari satu tahun yang lalu." jelas Rama tanpa menghiraukan keterkejutan sang istri.
" Sejak kapan kalian bercerai?," Helmi salah satu temannya bertanya.
" Bun..." panggil Faisal menghampiri ayah dan Bundanya.
Rama pun menggendong Faisal. " Saat putra kami berusia satu tahun. Dia pergi dan meminta cerai hanya karena saat itu kondisi ekonomi kami sedang menurun,"
Dewi malu. Tak pernah terbayangkan olehnya bahwa laki-laki yang dulu memujanya kini malah menghinanya di depan orang-orang.
" Mas.." Salma menyentuh lengan suaminya.
" Tidak apa-apa, sayang. Mereka harus tahu. Bahwa istriku bukan lagi dia tapi hanya kamu." jawab Rama sambil menatap tajam Dewi. Sementara yang di tatap malah menundukkan kepalanya.
" Maaf. Kami tidak tahu." perkataan Felisa di angguki teman-temannya.
Mereka semua tidak menyangka pasangan yang terlihat selalu harmonis itu akan berpisah.
" Mas, aku sudah lelah. Aku sudah berdiri terlalu lama. Kakiku rasanya lemas." Bisik Salma yang di telinga suaminya.
Menyadari bahwa sang istri memang sudah terlalu lama berdiri, membuat ia segera melihat ke arah istrinya.
Wajah Salma sedikit memucat. Peluh membasahi wajahnya.
Rama langsung menurunkan Faisal dan kembali merengkuh pinggang sang istri. Menghindari hal-hal yang tidak di inginkan.
" Maaf, kami permisi undur diri. Istriku masih dalam masa pemulihan dan tidak bisa berdiri terlalu lama. Kita bisa menyambung obrolan kita nanti. " ucapnya sambil langsung menggendong Salma.
" Mas!!," Salma terkejut sekaligus malu dengan apa yang dilakukan suaminya di depan orang banyak.
" Ical ikutin ayah ya."
" Iya. Bunda sakit lagi?," tanyanya perhatian.
" Iya, sayang."
" Malu mas. Jangan seperti ini?," Salma langsung menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah.
" Kami permisi." Rama langsung turun dari pelaminan. Ia tidak peduli walaupun apa yang ia lakukan jadi tontonan orang-orang.
Melihat Faisal yang berjalan mengikuti ayahnya, Ganjar langsung berinisiatif menggendong Faisal agar mereka bisa mengikuti langkah Rama. Di ikuti oleh Hasya dan juga Gilang.
" Memang istri Rama kenapa, Ndre?," tanya teman Andre penasaran.
" Terjatuh dari tangga dan mengalami cedera di beberapa bagian tubuh termasuk kakinya." jawab Andre tanpa mengatakan bahwa Salma juga keguguran. Ia tidak ingin Dewi merasa senang atas apa yang di alami Salma.
" Innalilahi. Kasihan." seru yang lain.
" Kayaknya Rama sangat mencintai istrinya itu ya?," Felisa bertanya tanpa memikirkan perasaan Dewi yang juga ada di sana.
" Hmm. Begitulah," jawab Andre.
" Istrinya itu sangat baik bahkan sangat menyayangi anak dari suaminya yang di tinggalkan ibu kandungnya. Mana mungkin Rama tidak jatuh hati pada istrinya." Insi langsung menghampiri Andre dan merangkul lengannya.
Dewi menatap tajam Insi karena kata-katanya membuat semua temannya yang ada di sana menatap Dewi seolah mencari kebenaran atas ucapan istri dari Andre itu.
" Maaf sebelumnya, antriannya mulai panjang. Ngobrolnya lanjut nanti di bawah saja ya," Insi tersenyum. Bukan maksud mengusir. Tapi, kasihan tamu undangan yang lain yang sudah mengantri.
" Oh. maaf. Keasyikan bertemu teman lama"
Mereka pun mulai menyalami mempelai pengantin dan mengucapkan selamat serta doa bagi keduanya.
Insi juga tetap menerima uluran tangan Dewi yang menyalaminya. Walaupun ia benci pada perempuan di depannya ini.
Sementara di salah satu kursi di paling belakang, Salma sudah duduk di kursi. Rama sudah berjongkok di depan Salma dan ia sudah bersiap membuka kaos kaki milik istrinya. Ia ingin melihat kondisi kakinya.
Salma segera menyentuh pundak suaminya. "Mas .."
" Maaf."
Rama tersadar ia hampir memperlihatkan kaki istrinya di hadapan orang lain. Aurat yang sudah istrinya tutup. Karena khawatir ia hampIr melupakannya.
" Kalau gitu, kita langsung pulang saja ya. Nanti, aku periksa di mobil." Usul Rama.
" Ya sudah. Tapi, kita pamit dulu?,"
" Nanti aku kirim pesan saja." Salma mengangguk setuju.
Rama berdiri dan menghadap ke arah Hasya dan Ganjar.
" Kami sepertinya akan langsung pulang."
" Iya, lebih baik memang begitu." Ganjar setuju di angguki oleh Hasya.
Mereka pun keluar dari tempat acara. Salma langsung meminta di papan saja. Ia merasa masih sanggup jikanhanya berjalan sampai ke tempat parkir. Rama pun akhirnya mengalah.
Kepergian keluarga kecil Rama mendapat perhatian dari teman-temannya.
" Kenapa kamu tidak bilang kalau sudah bercerai dengan Rama?," cecar Felisa. "Aku tidak enak tadi sama Rama."
" Kalian kan enggak nanya." kilah Dewi tak ingin disalahkan.
" Aku juga. Aku hampir berpikiran buruk tentang Rama." timpal yang lain.
" Bersyukur banget ya, jadi istrinya Rama. Perhatian begitu. Kamu juga cemburu kan?," Felisa yang selalu memperhatikan kemana pandangan Dewi tertuju menyadari bahwa temannya itu masih berharap bisa kembali pada Rama.
" Aku enggak cemburu tuh. Lagian mereka nikah juga bukan karena cinta. Tapi karena anakku Faisal." Dewi merasa dirinyalah yang masih di cintai Rama. Sementara Salma hanyalah sebagai ibu pengganti saja tidak lebih.
" Tapi, aku rasa Rama sangat mencintai istrinya itu. Aku saja bisa melihatnya dengan jelas. Pandangannya padamu juga sudah berbeda." timpal salah satu teman laki-laki yang ada di antara mereka.
Dewi menatap tajam teman yang sudah berani mengatakan hal yang ia tidak sukai itu.
" Realistis lah. Aku juga kalau sudah di sia-siakan mana mau kembali. Lebih baik bahagia dengan cinta yang lain." tambahnya tanpa peduli pada Dewi padanya.
Teman-temannya yang lain pun membenarkan. Bodoh rasanya jika masih mau kembali setelah di campakkan saat terpuruk.
Meninggalkan para teman Dewi yang kini malah menghakimi Dewi, di dalam mobil di parkiran hotel Rama sedang mengompres kali Salma yang terlihat membengkak.
" Bunda sakit?," tanya Ical yang duduk di kursi samping kemudi. Sementara dia duduk bersandar ke pintu mobil dengan kaki yang di letakkan di atas pangkuan Rama.
" Sedikit." Ucap Salma sedikit meringis.
" Harusnya tadi jangan di paksakan."
" Maaf."
Padahal ia semakin berdiri lama juga karena tidak enak pada teman-teman suaminya yang sedang berbicara pada suaminya.
" Bagaimana perasaan Mas bertemu dia lagi?,"
Rama melihat ke arah istrinya.
TBC