🔥Bocil dilarang mampir, dosa tanggung masing-masing 🔥
———
"Mendesah, Ruka!"
"El, lo gila! berhenti!!!" Ruka mendorong El yang menindihnya.
"lo istri gue, apa gue gak boleh pakek lo?"
"El.... kita gak sedekat ini, minggir!" Ruka mendorong tubuh El menjauh, namun kekuatan gadis itu tak bisa menandingi kekuatan El.
"MINGGIR ATAU GUE BUNUH LO!"
———
El Zio dan Haruka, dua manusia dengan dua kepribadian yang sangat bertolak belakang terpaksa diikat dalam sebuah janji suci pernikahan.
Rumah tangga keduanya sangat jauh dari kata harmonis, bahkan Ruka tidak mau disentuh oleh suaminya yang merupakan Badboy dan ketua geng motor di sekolahnya. Sementara Ruka yang menjabat sebagai ketua Osis harus menjaga nama baiknya dan merahasiakan pernikahan yang lebih mirip dengan neraka itu.
Akankah pernikahan El dan Ruka baik-baik saja, atau malah berakhir di pengadilan agama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nunna Zhy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
"El!" pekik Ruka histeris, matanya membulat saat melihat suaminya terhuyung ke belakang setelah menerima pukulan telak dari lawannya.
"Ruka, minggir! Jangan di sini... bahaya!" seru El, suaranya keras meski terengah-engah. Dia mencoba menegakkan tubuhnya, tapi keseimbangannya goyah.
Namun, Ruka tidak mengindahkan peringatan itu. Dengan langkah cepat, dia berlari melewati kerumunan anak-anak yang masih berdiri di sekitar, matanya hanya tertuju pada El.
"Ruka, balik ke tempat lo!" bentak El lagi, kali ini lebih tegas. Tapi suara itu seakan tak terdengar oleh Ruka. Dia sudah berada di depan El, menatapnya dengan penuh kekhawatiran.
"Lo gak apa-apa? Lihat gue!" Ruka memegang wajah El, menelusuri luka di sudut bibirnya dengan ibu jari. "Kenapa lo harus terus-terusan begini, El? Apa ini sepadan?"
El meringis, bukan karena luka, tapi karena rasa bersalah. "Ruka, ini gak ada hubungannya sama lo. Gue yang harus ngeberesin ini."
"Lo pikir gue akan diem aja liat lo babak belur kayak gini? Gue gak peduli apa ini urusan lo atau bukan, El!" Suara Ruka meninggi, matanya mulai berkaca-kaca.
Lawannya—Welly, ketua Red Dragon, yang masih berdiri beberapa langkah di depan, tampak bingung dengan kehadiran Ruka. "Ini apaan? Bawa-bawa cewek di tengah ribut? Lo cari masalah, bro."
"Lo tutup mulut!" bentak Ruka, berbalik menatap pria itu dengan penuh keberanian. "Kalau lo punya masalah sama dia, selesaikan dengan cara yang lebih dewasa. Gak perlu main tangan!"
Welly tampak terkejut sesaat, tapi kemudian tertawa kecil. "Cewek lo ini berani juga ya, El. Sayang banget dia punya lo yang lemah kayak gini."
Sebelum El sempat melangkah maju, Ruka lebih dulu menampar pria itu dengan keras, membuat suasana seketika hening.
"Kalau lo masih punya otak, lo tahu kapan harus berhenti," kata Ruka dingin dengan mata menantang.
Welly meringis, tamparan tak terduga dari gadis di hadapannya membuat pipinya memerah. Matanya menyipit, menatap Ruka dengan penuh amarah. "Berani lo—"
Namun sebelum dia sempat melanjutkan, Ruka maju selangkah, tatapannya tajam, penuh keberanian. "Lo pikir gue takut, hah?" tantangnya, suaranya lantang meski tangannya sedikit gemetar.
Welly mengepalkan tangan, lalu mengangkatnya, nyaris menyentuh pipi Ruka. Namun sebelum itu terjadi, El sudah lebih dulu bergerak. Dengan satu gerakan cepat, dia mencengkeram pergelangan tangan Welly.
"Berani lo sentuh dia, gue ratain markas Red Dragon!" ancam El, suaranya rendah tapi penuh tekanan. Matanya membara, seperti binatang buas yang siap menerkam.
Kerumunan anak-anak yang tadinya bersorak mulai hening, menyadari bahwa situasi ini lebih serius dari yang mereka perkirakan.
Welly mendengus, berusaha menarik tangannya, tapi cengkeraman El terlalu kuat. "Sok pahlawan banget lo, El. Cewek lo aja yang mulai duluan!"
"Dia nampar lo karena lo kurang ajar. Sekarang gue tambahin biar lo kapok!" El menarik Welly lebih dekat, lalu menekannya ke tembok dengan satu gerakan kasar.
"El, jangan!" Ruka buru-buru menahan lengannya. "Udah cukup! Kita gak perlu nurunin diri ke level mereka."
El menoleh, melihat wajah Ruka yang penuh ketegangan dan rasa takut. Perlahan, dia melepaskan cengkeramannya, meski matanya masih memandang tajam ke arah Welly.
"Lo dengerin baik-baik," ujar El pelan tapi tegas. "Kalau gue lihat lo deketin dia lagi, apalagi berani nyentuh dia, lo gak akan cuma dapet tamparan."
Kerumunan perlahan bubar saat sirene polisi terdengar semakin dekat. Welly tersenyum sinis, mencoba menyembunyikan rasa malunya di depan anak buahnya. "Oke, oke, lo menang kali ini. Tapi jangan harap gue lupa."
Dia melangkah mundur, memberi isyarat pada anak buahnya untuk pergi. Namun, sebelum benar-benar pergi, dia menoleh sekali lagi, menatap Ruka dengan tatapan penuh arti.
"Cewek lo ini menarik, El. Sayang banget mau sama orang macam lo."
El mengepalkan tangannya, hampir saja melayangkan pukulan, tapi Ruka menariknya menjauh. "El, tolong. Jangan bikin masalah lagi."
***
Setelah situasi kembali kondusif, ruangan guru BK tampak menjadi panggung penghakiman bagi El dan teman-temannya. Ruka berdiri di luar, memandang gelisah ke arah pintu yang tertutup rapat. Beberapa kali dia menggigiti kuku jari telunjuknya, kebiasaan yang selalu muncul saat dia cemas.
Setelah hampir satu jam, pintu akhirnya terbuka. El keluar bersama anggota Speed Demon lainnya dengan wajah santai, meskipun jelas terlihat dari langkah mereka bahwa ceramah panjang tadi cukup menguras mental.
"Bini lo noh," bisik Rico mengkode El.
El langsung menangkap pandangan Ruka yang menunggunya di luar. Dia tersenyum lebar, seperti baru saja memenangkan sesuatu. "Gue gak apa-apa kok. Gak usah cemas gitu."
Ruka memutar bola matanya, berusaha menyembunyikan kegelisahannya. "Siapa yang cemas?" sangkalnya sambil berbalik, berjalan lebih dulu meninggalkan tempat itu.
El tertawa kecil, mempercepat langkahnya untuk menyusul gadis itu. "Lo gila banget, tahu gak? Dari mana lo punya keberanian kayak tadi?" tanyanya, mengingat aksi Ruka yang menghadapi Welly dengan tangan kosong.
Ruka menghentikan langkahnya, menoleh ke arah El dengan tatapan penuh arti. "Kalau gue gak gila, lo mungkin udah babak belur sekarang."
El terkekeh, mendekat dan mengusap puncak kepala Ruka dengan asal. "Lo keras kepala banget, tau gak?"
Ruka menepis tangannya, menatapnya dengan ekspresi setengah sebal setengah geli. "Lo juga," balasnya singkat, tak mau kalah.
"By the way," El memecah keheningan, "lo tadi serius nampar Welly kayak gitu? Keren juga lo."
"Lo pikir gue bakal diam aja kalau dia seenaknya di wilayah gue?" Ruka mendengus kesal, menyilangkan tangan di depan dada. "Lagian gue ngelakuin itu juga karena tugas gue sebagai ketua OSIS, jangan ke-GR-an lo."
El terkekeh, mengabaikan nada ketus Ruka. "Lo bener-bener istri yang hebat."
Langkah Ruka terhenti mendadak. Dia menoleh dengan tatapan tajam yang mampu membuat anak-anak Speed Demon pun gentar. "Mulut lo! Udah pernah ditabok sepatu belum?"
Bukannya gentar, El, malah semakin terhibur. Tawa kerasnya memenuhi lorong sekolah yang mulai lengang. "Dih, sepatu! Kalau bibir lo, gue malah mau."
Ruka menegang, wajahnya langsung memerah seperti tomat matang. "Kurang ajar lo, El!" serunya sambil mengejar El yang sudah lebih dulu melarikan diri dengan tawa menggema.
"Santai, Bu Ketua! Jangan sampe gue jadi korban KDRT, ya!" sahut El sambil terus berlari, membuat Ruka semakin geram.
Namun tiba-tiba, sebuah suara menghentikan langkah Ruka.
"Ruka."
Suara itu penuh tekanan, cukup untuk membuatnya berhenti dan menoleh. Di depannya, Diego berdiri dengan ekspresi yang sulit ditebak. Mata cokelatnya tajam, namun ada sesuatu yang lain di sana—kekecewaan, mungkin?
"Diego?" Ruka memiringkan kepalanya, mencoba memahami apa yang sedang terjadi. "Sejak kapan lo ada disini?"
Bersambung...
Namun, perjalanan belum selesai! Zhy akan membawa kalian ke cerita baru, yang lebih mendebarkan dan penuh misteri. Kali ini, kita akan mengikuti perjalanan Hana dalam mencari pembunuh Rico, penuh dengan intrik, rahasia, dan perjuangan.
Novel ini akan hadir di plafon sebelah, F***o
dengan judul: Hana Revenge
Author: Zhy_89
Jangan lupa untuk mendukung dan mengikuti kisah Hana di sana! Sampai jumpa di cerita berikutnya, dan sekali lagi, terima kasih atas semua dukungan kalian!
Bye zeyeeenk.... (◠‿◕)