Mengisahkan tentang kehidupan pasangan yang berbeda latar belakang,antara keluarga elit dengan seorang gadis dari kalangan keluarga biasa dan sederhana.Kayyisa Virly Putri(Kay) terpaksa menikah secara diam-diam di usianya yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas.Awalnya Kay tidak setuju untuk menikah,tapi keadaan ekonomi keluarganya yang pas-pasan dan terlilit banyak hutang.Memaksa Kay harus menyetujui pernikahan secara ikhlas untuk memperbaiki keuangan keluarganya.Namun,pernikahan rahasia yang ia jalani tidaklah mudah.Karena ia harus berjuang menyesuaikan diri dengan kehidupan mewah kelas atas dari keluargabarunya,dan mengharuskannya terus belajar berbagai banyak hal sambil terus berusaha beradaptasi dengan suami yang tidak menyenangkan,yang memiliki hati dingin dan angkuh yang bernama Ben Nathan Hartanto(Ben).Seorang CEO muda ternama sekaligus pewaris tunggal dari keluarga Hartanto.Keduanya saling tak menyukai,tapi tetap menjalankan pernikahan tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliastro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menguping.
Kay berjalan lesu di dampingi oleh kedua sahabatnya yang terlihat sangat bersemangat.Jika bukan karena kecerobohan dan insiden yang tak terduga ,ia sungguh enggan untuk datang ke tempat kantor Ben.
Tiba-tiba langkahnya terhenti saat memasuki area bangunan megah itu.
"Apa sebaiknya aku titipkan saja pada pak satpam atau receptionist di kantor ini dari pada harus bertemu lagi dengan laki-laki sombong itu?Bagaimana menurut kalian?"tanya Kay.
Juju dan Bilbil saling melihat satu sama lain.
"Ah..jangan Kay.Itu tidak bertanggung jawab menurut ku.Bagaimana jika jas ini tidak sampai pada Ben,jika kau titipkan pada orang lain"jawab Juju buru-buru.
Bilbil setuju dengan saran Juju dengan menganggukan kepalanya sambil berkata,"Ben bukan orang sembarangan Kay.Apalagi dia sendiri yang memberikan kartu namanya padamu.Aku rasa ada alasan di balik itu.Mengingat sebelumnya,dia menyuruhmu membuang jas miliknya."
Juju langsung memegang kening Bilbil dengan telapak tangannya,"Kamu nggak lagi sakit kan Bil?."
"Aku sehat Ju.Kenapa sih?"Bilbil balik bertanya.
"Tumben kamu pinter"jawab Juju sambil menyeringai.
"Maksudmu selama ini aku nggak pinter gitu?"ucap Bilbil cemberut.
"Sedikit pintar banyak lemot ya,hehehe…"kata Juju bercanda.
"Ju…ju,nyebelin sekali sih kamu!"balas Bilbil sedikit berteriak.
Kay langsung menghentikan percakapan kedua sahabatnya dan berkata,"Sudah jangan terus bercanda.Aku tahu kalian berdua ngomong seperti itu,karena ingin kita masuk dan bertemu lagi dengan laki-laki sombong itu kan?."
Hehehe….hehehe….Juju dan Bilbil tersenyum meringis bersamaan.
"Yah,kapan lagi sih Kay…bisa ketemu langsung sama idola tampan kita…Ben Nathan Hartanto…"ucap Bilbil sambil menyenggol pipi Kay.
Kay menghela nafas pendek sambil menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah konyol kedua sahabatnya.
Tanpa menunda lagi Kay langsung bertanya pada pak satpam,yang langsung mengantarnya menuju receptionist kantor.
Kay dan teman-temannya diminta untuk menunggu sebentar oleh receptionist.
Tidak lama kemudian,seorang pria berjas datang menghampiri Kay dan mengajaknya untuk ikut.
"Silahkan nona ikut dengan saya.Tuan muda Ben sudah memberikan pesan kepada saya untuk menyambut kedatangan nona jika kemari"ucap pria berjas itu dengan sopan.
Awalnya Kay tampak ragu,tapi karena desakan kedua temannya.Akhirnya Kay pun mengikuti langkah pria berjas itu menuju suatu ruangan.
"Nona silahkan masuk dulu di dalam bersama teman-teman nona.Tuan muda Ben nanti akan datang kemari.Saya permisi dulu"ucap pria berjas.
"Tunggu dulu pak!"pinta Kay.
"Iya,ada apa nona?"tanya pria jas berbalik menghadap Kay.
"Maaf saya mau ke toilet.Apakah bapak bisa menunjukkan tempatnya?"tanya Kay.
Pria berjas itu langsung memberitahu letak toilet pada Kay kemudian ia bergegas pergi.
"Kalian berdua tunggu dulu disini ya"ucap Kay pada kedua sahabatnya.
"Perlu ditemani nggak Kay?"tanya Juju.
"Nggak perlu,aku cepat kok"jawab Kay sambil berjalan menjauh.
Juju dan Bilbil terlihat senang sambil melihat-lihat interior mewah di dalam ruangan itu.Mereka berdua tidak sabar untuk berjumpa lagi dengan Ben.
Sementara itu,Kay segera bergegas menuju ke toilet sambil membawa tas punggungnya.Namun,belum sempat ia berjalan menuju arah ke tempat toilet.
Secara tak sengaja dia melihat Ben bersama seorang perempuan di sebuah ruangan dengan pintu setengah terbuka,dan sedang berbicara serius.
Entah apa yang membuat langkah Kay terhenti dan berusaha mengintip ke dalam.
Ben terlihat menatap dalam dan serius perempuan itu.Rasa penasaran Kay semakin membuatnya untuk melihat semakin dekat.
"Apa yang mereka berdua lakukan disini?tampaknya perempuan itu bukan pegawai disini"batin Kay.
Ben asyik mengobrol dan tidak menyadari kehadiran Kay yang sedang mengintip dirinya.
"Sebenarnya aku tidak ingin melakukan hal ini,tapi aku merasa ada sesuatu rahasia dari laki-laki sombong ini,yang mungkin bisa ku gunakan untuk menyadarkan Juju juga Bilbil.Jika mereka berdua itu mengidolakan orang yang salah.Ketampanannya hanya kedok perilaku minusnya saja"batin Kay lagi dengan argumennya sendiri.
Dengan cepat Kay langsung mengambil handphone dari dalam tasnya.Lalu merekam dan memotret Ben bersama perempuan itu.
Namun setelah mendengarkan,ternyata Ben sedang berusaha melamar perempuan yang sedang di dekatnya.
"Aku salah paham,ternyata laki-laki sombong itu sedang melamar wanita pujaannya.Aku kira dia ingin bertindak yang bukan-bukan!"kata Kay dalam hati dan langsung memasukkan kembali handphone miliknya ke dalam tas.
Kay ingin segera beranjak pergi dari tempat itu,tapi pembicaraan Ben dengan perempuan itu menjadi terdengar asyik untuknya.
"Dea,tolong dengarkan aku baik-baik"pinta Ben pada perempuan itu.
"Oh,nama wanita itu Dea"batin Kay yang asyik melanjutkan menguping.
"Ini adalah keputusanku dan aku sudah sangat dewasa untuk menentukan pilihanku sendiri.Karena aku laki-laki tunggal satu-satunya.Besar kemungkinan aku akan dijodohkan dengan gadis pilihan pilihan orangtuaku.Setidaknya sebelum itu terjadi,aku bisa bilang pada mereka kalau aku sudah memiliki seorang gadis yang ingin kunikahi.Kita berdua sudah cukup lama berteman sangat dekat dan aku nyaman bersama denganmu.Menurutku
Itu jauh lebih baik daripada harus menikah dengan seseorang yang tidak ku kenal.Jadi apakah kau mau menikah denganku Dea?" kata Ben serius.
Wanita bernama Dea tersenyum manis menatap Ben,sembari tangannya mengusap lembut tangan Ben.
"Ben,jujur aku sangat terkejut kau mengatakan ini padaku.Meskipun tidak kupungkiri jika aku juga menyukaimu.Suatu kehormatan besar untuk ku.Seorang Ben Nathan Hartanto memintaku secara langsung untuk menjadi istrinya.Mungkin yang akan ku katakan ini terdengar konyol.Tapi aku tidak ingin merusak hubungan kita dengan hal semacam ini"jelas Dea lembut.
Wajah tampan Ben mengerutkan dahinya,"Maksudmu?hal semacam apa yang akan merusak hubungan kita?."
"Maksudku pernikahan Ben"jawab Dea dengan penuh hati-hati karena tidak ingin membuat Ben tersinggung.
Ben melepaskan tangan Dea dan berganti menggenggamnya,dengan sedikit penuh tekanan.Ben sedikit meremas jemari tangan Dea untuk meyakinkannya.
"Justru dengan menikah kita berdua akan semakin bertambah dekat,dan tentunya hubungan kita akan semakin erat Dea"kata Ben.
Dea menghela nafas pendek sambil menatap dalam wajah Ben.
"Di dalam benakku,menikah itu adalah hal yang penuh dengan tanggung jawab.
Dan seperti yang kau tahu,profesiku adalah seorang model.Dan aku ingin terus mengembangkan karirku hingga menjadi model internasional papan atas yang terkenal.Jika aku menikah denganmu Aku pasti tidak akan bisa melakukannya Ben.
Kedua orang tuamu pasti memintaku untuk menjadi istri yang hanya berdiam diri di rumah,dan mengabdikan hidupku pada orang tuaku,keluargamu dan kamu seumur hidupku"ujar Dea panjang lebar.
Ben terlihat tercengang mendengar ucapan Dea dan berusaha meyakinkannya kembali.
"Aku akan terus mendukung karir mu Dea.Kamu akan tetap dapat menekuni dunia model setelah kita menikah.Aku tidak akan mengekangmu.Kamu tidak harus melayani keluarga dan orang tuaku."
Dea tersenyum tipis sambil memegang wajah Ben lalu mengusapnya pelan.
"Itu menurutmu Ben,tapi tidak dengan kedua orang tuamu.Aku tidak ingin menyerah dengan mimpiku Ben.Jika aku menjadi seorang istri,itu sama artinya aku harus menyerah dengan semua impiannya itu?Aku sudah bersusah payah meniti karirku dan aku tidak ingin menyia-nyiakan perjuangan ku Ben.Maaf Ben,aku tidak bisa menikah denganmu,sebelum semua ambisiku terpenuhi.Menikah dan menjadi seorang istri bukanlah prioritasku untuk saat ini.Aku harap kamu paham"ujar Dea tegas sambil tersenyum.
Kay yang mendengar ucapan Dea tersenyum kecil sambil berkata,"Kamu wanita yang sangat keren sekali.Aku pun pasti akan melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan.Siapa juga yang ingin menikah dengan pria kurang ajar dan sombong seperti Ben.Dia merasa kaya raya sehingga bisa mengira mendapatkan semua yang dia inginkan.Ternyata keinginannya kandas"batin Kay sambil tersenyum.
Ben terlihat sangat bersedih mendengar ucapan Dea.Tapi entah kenapa,mendadak Kay merasa sedih melihat tatapan Ben yang sangat kecewa mendengar penolakan Dea untuk menjadi istrinya.
Tiba-tiba dalam situasi yang tegang seperti itu handphone Kay berbunyi.
Kay kaget sejadi-jadinya.Begitu pula dengan Ben dan Dea yang ada di dalam ruangan.
"Oh…Ya Tuhan."Kay dengan cepat langsung mematikan HPnya dan segera mengambil langkah seribu meninggalkan tempat itu.
Tapi Ben dengan sigap langsung keluar dari ruangan dan menemukan Kay yang hendak kabur dari tempat itu.
"Siapa kau?"tanya Ben yang belum melihat Kay.
Tapi Kay malah berpura-pura seolah tak mendengar perkataan Ben dan tetap terus berjalan.
"Hei,tunggu!Berhenti!Siapa Kay?"tanya Ben sambil mengejar Kay.
Kay yang masih terus berjalan dan tidak memperdulikan Ben.Tiba-tiba tersentak kaget ketika Ben menarik tasnya.
Langkah Kay terhenti,dengan cepat Ben memutar tubuh Kay dan mendorongnya ke dinding agar tidak bisa bergerak.
Tiba-tiba secara tak sengaja mereka berdua saling bertatapan.
Ben kaget melihat siapa yang dilihatnya.
"Kau!Apa yang yang kau lakukan disini?"tanya Ben.
Kay masih terdiam dan berusaha berpikir untuk dapat keluar dari situasi buruk yang sedang dihadapinya.
Ben mencoba mendekatkan wajahnya ke arah wajah Kay,dan membuat mata mereka tak sengaja kembali beradu.
Tapi dengan cepat Kay langsung mendorong tubuh Ben menjauh darinya.
Sebuah ide mendadak muncul dari dalam otaknya.
"Aku kemari untuk mengembalikan jas milikmu."Kay mengeluarkan jas yang sudah terbungkus plastik transparan dari dalam tasnya,lalu ia berikan pada Ben.
"Ambil ini jasmu.Aku sudah membersihkannya dan masalah kita sudah clear"ucap Kay tenang.
Ben mengambil jas miliknya dari tangan Kay.Namun tatapan matanya yang tajam dan penuh curiga masih belum dapat beralih dari Kay.
Kay yang mulai merasa tidak nyaman dengan tatapan Ben langsung memutuskan untuk segera beranjak pergi.
Tapi Ben menghentikan langkahnya.
"Tunggu dulu"ucap Ben keras.
Kay berbalik menghadap Ben dan bertanya,"Ada apa lagi?bukankah aku sudah membersihkan jasmu."
Ben kembali mendekati Kay dan mengamatinya dengan seksama.
"Aku tahu itu,asistenku sudah memberitahuku.Tapi apa yang kamu lakukan disini?bukankah asistenku sudah menyuruhmu di ruang lain?"tanya Ben.
Kay tetap bersikap tenang dan biasa.
"Aku sedang ingin ke toilet dan tidak tahu jalannya"jawab Kay.
Ben terlihat curiga dan ragu dengan ucapan Kay,sehingga dia bertanya lagi pada Kay.
"Benarkah?Apa kamu mendengar pembicaraanku tadi?."
Kay tersenyum sinis,"Jika kamu tidak percaya tanya saja pada asisten mu.Lagipula untuk apa aku mendengar pembicaraan orang lain.Apa bangganya di tolak oleh seorang wanita."
Mendengar ucapan Kay.Membuat Ben kaget dan matanya terbelalak.
"Hei KAU!Berhenti!."Ben menunjuk ke arah Kay.
Tapi Kay tidak memperdulikan teriakannya itu dan sudah berlari kabur menjauh darinya.
Ben masih terkejut dan tidak dapat lagi untuk mengejar Kay.
"Itu berarti gadis itu mendengar semua pembicaraan ku dan Dea."Ben meremas bungkus plastik jas miliknya.
Kay dengan cepat menuju ruangan tempat dimana kedua sahabatnya berada,lalu mengajak mereka segera pergi dari kantor Ben.
"Kay ada apa?dimana Ben?"tanya Juju.
"Iya,apa yang terjadi padamu Kay.Katanya ke toilet hanya sebentar.Tapi lama sekali dan tiba-tiba langsung mengajak pulang.Kita kan belum bertemu dengan Ben"gerutu Bilbil.
"Pria sombong itu terus yang ada di pikiran kalian berdua.Ayo cepat kita pergi dari sini!sebelum kita dapat masalah"ajak Kay sambil menarik pergi tangan kedua sahabatnya.
"Tapi ada apa Kay?masalah apa?"tanya Bilbil ingin tahu.
"Nanti aku jelaskan.Sekarang yang paling penting kita harus pergi dari ini"jawab Kay tegas.
Juju dan Bilbil yang kaget dengan sikap Kay,hanya bisa pasrah dan menuruti Kay yang terus menarik tangan keduanya untuk segera pergi.
***
Di rumah Kay.
Ibu Kay terus marah dan mengomel begitu melihat kamar Kay yang sangat berantakan.
"Ya Tuhan,apa yang dilakukan Kay?kenapa dia begitu malas membersihkan kamarnya sendiri?"oceh Ibu Kay kesal.
Tapi ayah Kay mencoba menenangkan istrinya.
"Sudahlah bu,mungkin Kay capek.Nanti setelah pulang pasti dia akan bersihkan.Jangan habiskan energi ibu untuk hal yang tidak penting." Ayah Kay berusaha membujuk sang istri untuk tidak marah-marah.
Ibu Kay seolah tak peduli dengan ucapan suaminya.Dia terus berusaha menelpon Kay tapi terus ditolak oleh Kay.
"Anak ini benar-benar keterlaluan.Telepon dari ibunya sendiri berani dimatikan"ucap Ibu Kay kesal.
"Mungkin Kay sedang sibuk atau berada di jalan bu.Ibu jangan marah dan terlalu berpikir negatif pada Kay.Kasihan putri Kay"sahut Ayah Kay dengan lembut.
"Sudahlah ayah, jangan terus membela putrimu itu.Nanti dia menjadi semakin manja.Kay anak perempuan kita satu-satunya.Dia sudah tumbuh besar dan harus bertanggung jawab"balas Ibu Kay.
Ayah Kay lalu menghampiri Ibu Kay dan mengusap tangannya pelan sambil berkata dengan lembut,"Justru itu bu,semakin putri kita tumbuh besar jangan sering memarahinya dan keras padanya.Sebab,kita tidak akan pernah tahu kapan putri kita akan pergi meninggalkan kita dan memulai hidup barunya."
Ibu Kay mengerutkan keningnya,"Maksud ayah apa?."
Ayah Kay tersenyum,"Kita tidak akan pernah tahu kan bu.Putri kita Kay akan menikah dan tinggal bersama suaminya."
Ibu Kay melepaskan genggaman tangan Ayah Kay,"Bicara apa ayah ini.Putri kita itu masih SMA.Ayah kok bisa-bisanya membicarakan tentang pernikahan.Hal itu masih jauh untuk Kay,ayah."
Ayah Kay tersenyum tipis,"Ya…jodoh tidak ada yang tahu bu.Untuk itu,ayah mengingatkan ibu untuk tidak terlalu keras pada Kay.Sebab jika nanti putri kita sudah menikah dan pergi dari rumah ini.Ibu pasti akan sangat merindukannya."
Mendadak Ibu Kay terdiam mendengar ucapan suaminya.Air mukanya berubah sedih menatap tajam ke arah Ayah Kay.
"Kenapa ayah tiba-tiba mengatakan hal seperti ini?Bagiku Kay tetap menjadi putri kecil kita"ucap Ibu Kay berusaha menahan rasa sedihnya.
"Tidak ada alasan tertentu,tapi hal itu terbesit di dalam benak ayah"kata Ayah Kay dengan tenang.
Kemudian Ibu Kay mengeluh karena ada begitu banyak hutang yang harus dibayar dan Ayah Kay yang belum lagi bekerja.
Lalu tiba-tiba Ayah Kay menangis sambil berkata,"Huhuhuhu…..huhuhuhu…
Huhuhuhu.Maafkan ayah,bu yang belum bisa mencukupi kebutuhan keluarga kita.Ayah belum bisa membahagiakan keluarga kecil kita.Ayah sudah berusaha untuk mendapatkan pekerjaan tetap,tapi belum menemukannya."
Ibu Kay memeluk suaminya,"Sudahlah ayah,aku tahu ayah sudah berusaha.Tapi memang saat ini kita sedang di masa sulit.Ibu yakin pasti akan ada jalan keluar."
Kedua orang tua Kay lalu terdiam dengan pikirannya masing-masing.
***
Sementara itu,Ben tidak dapat berkonsentrasi saat meeting.Dia masih memikirkan ucapan neneknya.
"Besar kemungkinan kamu akan menikah dengan gadis yang sudah dipilihkan oleh almarhum kakeknya" begitu ucapan sang nenek.
Ben masih terus berpikir akan hal itu,ditambah suasana hatinya yang sedang tidak baik karena penolakan Dea.
Merasa tidak tenang dan gelisah,akhirnya Ben memutuskan untuk mengakhiri meeting dan bergegas pulang.