Pernahkah kamu menyatakan cinta pada seseorang, yang kamu sukai di depan umum?
Celine Ainsley, pernah menyatakan cintanya pada seorang lelaki, kakak seniornya, saat ia duduk di bangku sekolah menengah atas.
Joseph Scott, menolak pernyataan cinta Celine dengan dingin, membuat Celine jadi bahan tertawaan semua teman sekolahnya.
Peristiwa yang sangat memalukan!
Momen itu terjadi, lima tahun yang lalu, dan sekarang tanpa di duga, mereka bertemu lagi di reunian lima tahun sekolah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14.
Joseph mondar mandir di dalam kamarnya, mengingat perkataan Celine mengenai rasa suka Celine padanya.
'Rasa itu sudah hilang tiga tahun yang lalu, rasa itu sudah hilang tiga tahun yang lalu'
Perkataan Celine terus terngiang-ngiang di telinganya, membuat perasaannya semakin tidak nyaman.
'Aku langsung suka dengan kak Celine, saat ia turun dari dalam mobilnya'
Perkataan adiknya juga melintas di kepalanya. Ia tidak menduga, adiknya yang baru berusia dua belas tahun itu, sudah menunjukkan ketertarikan kepada Celine.
Joseph merasa tertantang dengan perkataan adiknya itu.
Lima tahun yang lalu, ia begitu terkejut melihat Celine tiba-tiba berdiri di depannya, dan menyodorkan surat cinta padanya.
Joseph tertegun memandang dingin Celine, karena begitu banyak wanita yang mengiriminya surat cinta.
Dan ia merasa, kalau Celine salah satu dari siswi, yang selalu menaruh surat cinta di laci mejanya.
Dan seorang penguntit, yang membuat ia merasa tidak nyaman.
Yang pada dasarnya, memang Celine selalu menguntitnya, dan diam-diam memperhatikan dirinya dari jauh.
Hingga suatu hari Joseph di beritahu oleh Ayahnya, kalau ia telah ditunangkan dengan putri sahabat orang tuanya.
Saat ia melihat foto gadis yang menjadi tunangannya, ia sangat terkejut. Karena wajah dalam foto itu sangat mirip, dengan juniornya yang pernah ia permalukan.
Sejak ia mengetahui, kalau Celine ternyata tunangannya, ia mencoba mencari sosok Celine di sekolah.
Tetapi ia tidak pernah bertemu, atau pun melihat lagi sosok Celine, sejak ia menolak Celine dengan dingin, dan kasar.
Setiap hari ia mencoba diam-diam mencari keberadaan Celine, yang akhirnya ia ketahui Celine selalu di dalam kelas saat jam istirahat sekolah.
Sampai ia lulus dari sekolah mereka, ia tidak pernah lagi melihat Celine, yang sepertinya menghindari dirinya.
Sampai ia masuk ke Universitas, ia tidak pernah bertemu lagi dengan Celine. Sama seperti Ayahnya, yang juga mencari alamat Celine.
Karena kesibukan Joseph ikut bekerja dengan Ayahnya, sambil kuliah, membuat Joseph tidak punya waktu untuk mencari keberadaan Celine.
Kalau Joseph mengingat akan sikapnya mempermalukan Celine lima tahun yang lalu, ia merasa sangat bersalah sekali, karena sudah bersikap kasar.
Dan mempermalukan Celine, menjadi bahan tertawaan semua teman sekolah mereka.
Di saat mereka bertemu lagi, setelah lima tahun berlalu, ia merasa kalau Celine masih menyimpan rasa suka padanya.
Tetapi dugaannya ternyata salah, Celine tidak menyukai dirinya lagi, terlihat dengan cueknya Celine melihat dirinya.
Joseph masih terus mondar mandir di kamarnya, hingga akhirnya ia meraih ponselnya.
Tapi, saat ia akan membuka kunci layar ponselnya, ia mengurungkannya.
Sementara itu di kediaman Celine.
"Kenapa kau tidak pernah cerita, kalau Joseph satu sekolah denganmu, nak?" tanya Ruben.
"Kenapa aku cerita tentang dia, Pa?" Celine kembali bertanya kepada Ayahnya.
Karena ia tidak tahu kalau mereka ditunangkan, dan jika Ayahnya mengetahui, dengan apa yang ia lakukan di lima tahun yang lalu, pasti Ayahnya akan merasa sedih dan malu.
"Maaf, Papa bodoh sekali, karena tidak pernah menceritakan tentang hubunganmu dengannya!" kata Ruben menyesali sikapnya selama ini menutupi tentang hubungan Celine dengan Joseph.
"Tidak apa-apa, Pa!" ujar Celine lembut, karena tidak ingin Ayahnya terus merasakan rasa bersalah.
Esok harinya, Ruben seperti biasa berangkat ke restoran, dan membuka restorannya tepat jama enam pagi.
Sebelumnya Ruben tidak memperhatikan, kalau Joseph sudah pernah sarapan di restorannya.
Pagi ini baru ia lihat Joseph datang ke restorannya, dan diam di meja sudut restoran, tanpa berani memesan pesanannya.
Ruben melihat Celine yang baru datang untuk membantunya, dengan cepat ia tarik ke dapur restoran.
"Kau bantu Ronald saja membuat pesanan sarapan pelanggan, Papa yang akan bicara padanya!" ujar Ruben mencuci tangannya, lalu mengelap tangannya yang basah.
Ruben kemudian bergegas menghampiri Joseph.
Wajah Joseph menengadah dari mengkotak-katik ponselnya, dan memandang Ruben, yang ia tidak duga datang menghampiri tempat duduknya.
Seketika raut wajah Joseph memerah, melihat tatapan mata Ruben yang dingin.
"Nak Joseph, apakah kau datang mau sarapan, atau ingin bertemu dengan putriku?" tanya Ruben dengan datar.
"Eng.. itu...!" Joseph jadi gugup mendengar pertanyaan Ruben.
Ia tidak tahu mau jawab jujur, atau berbohong, yang pastinya tidak akan Ruben percaya.
Bersambung.....
udh d usir scra hlus,msh ga ngrti....
malu woooyyy....