Ruby Lauren dan Dominic Larsen terjebak dalam pernikahan yang tidak mereka inginkan.
Apakah mereka akan berakhir dengan perpisahan? Atau sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaBintang , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelelangan
"Apa-apaan ini? Bagaimana bisa ayahnya Ruby berdiri di sana? Bukankah dia hanya sopir pribadi ayahku?" gumam Dominic heran.
Dominic sangat penasaran sekali. Dia hendak melangkah mendekat, namun Robin menghentikannya.
"Tuan, aku yakin pikiran kita sama saat ini, tapi sebaiknya jangan ke sana. Abaikan dan pura-pura tidak mengenal siapa saja yang ada di pesta ini," bisik Robin.
Dominic menatap Robin. "Aku tahu, dan aku tidak mungkin ceroboh. Aku hanya ingin mendekat dan melihat lebih dekat untuk memastikan itu ayahnya Ruby atau bukan."
"Kita bisa mencari tahu nanti, sekarang kita perlu memperhatikan orang-orang yang ada di sini," jawab Robin.
Dominic mengangguk. Mereka lalu mencari tempat duduk yang tidak terlalu ramai.
Dominic duduk dengan santai di salah satu meja bersama Robin, menyilangkan kaki dengan gaya yang tenang. Matanya tak lepas memperhatikan sosok John, ayah Ruby yang berdiri tegap di atas panggung. Suara John yang menggema di ruangan itu, memberikan kata sambutan yang hangat dan penuh semangat kepada para tamu yang hadir di pesta tersebut.
"Jika benar dia ayahnya Ruby, berarti dialah orang yang paling berbahaya," kata Dominic, sambil menekan puntung rokok di asbak.
"Aku juga merasa begitu, Tuan," sahut Robin, matanya tidak lepas dari John.
Selesai berbicara, John memberi isyarat, dan tiba-tiba musik mulai mengalun dengan ritme yang menggoda. Para penari berbikini mulai memasuki ruangan, bergerak lincah dan penuh energi.
Mereka menari dengan gerakan yang sensual dan menggairahkan, mengundang decak kagum dari para tamu, kecuali Dominic dan Robin yang tentu punya tujuan tertentu, sehingga memutuskan datang ke pesta ini.
Di atas sana, cahaya sorot yang berwarna-warni menambah suasana menjadi semakin hidup dan meriah. Beberapa penari mulai melepaskan seluruh kain yang menutupi tubuh mereka.
"Aku merasa sial berada di sini," gerutu Dominic.
Dominic dan Robin tampak risih dengan acara yang diselenggarakan dalam pesta ini. Sesekali, Dominic bertukar pandang dengan Robin, keduanya menunjukkan raut wajah jengkel yang sama. Atmosfer penuh kegembiraan itu semakin membuat malam terasa spesial bagi semua yang hadir, kecuali Dominic dan Robin.
"Menurutmu dia ayahnya Ruby atau bukan?" tanya Dominic, kepada Robin.
"Aku tidak yakin, Tuan. Semua yang hadir di sini, aku tidak bisa menebaknya," jawab Robin.
"Ada dua kemungkinan. Pertama, pria itu adalah ayahnya Ruby. Kedua, pria itu menggunakan topeng wajah Ruby. Dia sengaja melakukannya karena ingin mengetahui kehadiranku," balas Dominic.
Robin manggut-manggut. "Aku rasa kemungkinan yang kedua, Tuan."
Dominic tidak menjawab lagi. Dia hanya memperhatikan John yang kini sedang bicara dengan Bryan, kakaknya Dominic.
"Bahkan mereka sangat akrab, Robin," kata Dominic, diakhiri dengan kekehan.
Di pesta itu, beberapa orang memang menggunakan topeng untuk menutupi identitas mereka, sehingga Dominic akan aman, sebab bukan hanya dia satu-satunya yang menggunakan topeng wajah.
"Tapi kita belum bisa menebak tentang pria itu yang sebenarnya," sahut Robin.
Dominic tidak menjawabnya lagi. Mereka sibuk memperhatikan gerak-gerik John. Sesekali John menoleh ke arah Dominic dan Robin, seperti sedang menilai sesuatu.
Setelah para penari menghilang di sudut yang gelap, kini MC mengumumkan tentang acara pelelangan.
Sorot lampu menerangi panggung acara pelelangan itu. Seorang wanita muda, dirantai di kedua pergelangan tangannya, diarak keluar dari kegelapan sudut ruangan.
Dengan setiap langkah, dia menggigit bibir, matanya berkilat marah dan takut, sementara usahanya untuk melepaskan diri tampak sia-sia.
Napasnya terengah-engah, dan dari mulutnya sesekali terdengar desis kesal, sementara dua orang penjaga memegang erat rantai yang membelenggunya.
"Tuan, bukankah wanita itu kakaknya Ruby?" tanya Robin.
"Benarkah?" Dominic semakin terkejut dan bertambah bingung dengan semua yang terjadi kini.
Robin mengangguk cepat. "Benar, Tuan. Aku masih mengingatnya. Dia hadir pada pernikahan kalian, kenapa wanita itu menjadi salah satu wanita yang dilelang?"
Dominic terdiam, dia benar-benar tidak bisa menebak apa yang sedang terjadi sekarang. "Bagaimana mungkin ayahnya tega melelang putrinya sendiri!? Jika Ruby tahu, wanita itu pasti kecewa sekali dengan ayahnya."
...----------------...
pasti nanti bakalan Bucin kamu dom sama ruby/Joyful/