Nasib naas menimpa Deandra. Akibat rem mobilnya blong terjadilah kecelakaan yang tak terduga, dia tak sengaja menabrak mobil yang berlawanan arah, di mana mobil itu dikendarai oleh kakak ipar bersama kakak angkatnya. Aidan Trustin mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya, sedangkan Poppy kakak angkat Deandra mengalami koma dan juga kehilangan calon anak yang dikandungannya.
Dalam keadaan Poppy masih koma, Deandra dipaksa menikah dengan suami kakak angkatnya daripada harus mendekam di penjara, dan demi menyelamatkan perusahaan papa angkatnya. Sungguh malang nasib Deandra sebagai istri kedua, Aidan benar-benar menghukum wanita itu karena dendam atas kecelakaan yang menimpa dia dan Poppy. Belum lagi rasa benci ibu mertua dan ibu angkat Deandra, semua karena tragedi kecelakaan itu.
"Tidak semudah itu kamu memintaku menceraikanmu, sedangkan aku belum melihatmu sengsara!" kata Aidan
Mampukah Deandra menghadapi masalah yang datang bertubi-tubi? Mungkinkah Aidan akan mencintai Deandra?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keadaan Poppy
Setengah jam Aidan berada di dalam ruang ICU, akhirnya pria itu keluar dan sudah ditunggu oleh Mama Daisy di luar ruang ICU.
Wanita paruh baya itu menatap Poppy dari bali jendela besar tersebut, Aidan pun menghampiri ibu mertuanya dan sama-sama menatap jendela tersebut.
“Aidan, kamu masih mencintai Poppy kan?” tanya Mama Daisy tanpa menatap menantunya.
“Masih, Mah.”
“Alhamdulillah kalau kamu masih mencintai anak Mama. Mama berharap cintamu untuk Poppy tidak terbagi dengan wanita lain tanpa terkecuali, termasuk kepada Deandra. Poppy sekarang sedang berjuang antara hidup dan matinya, jangan kamu sia-siakan perjuangan anak Mama ini, dengan alasan apapun. Sabarlah menanti Poppy bangun, kalian berdua akan berkumpul kembali dan akan hidup berbahagia kembali seperti dulu,” tutur Mama Daisy, dia masih menatap Poppy dari jendela ruang ICU.
Hidup bahagia seperti dulu bersama Poppy, ini memang yang selalu diinginkan oleh Aidan. Namun, kenapa rasanya hati Aidan tidak percaya diri akan hal itu, bahagia bersama Poppy, dalam arti dia harus melepaskan Deandra di saat Poppy sudah bangun dari komanya. Menceraikan Deandra, bukankah itu janji diri dia sendiri pada Poppy setelah dia menikahi Deandra.
Aidan belum menyahuti perkataan Mama Daisy, dan hal itu mampu membuat Mama Daisy menolehkan wajahnya.
“Kita tidak tahu kapan Poppy mulai sadar, walau kata dokter mulai ada kemajuan. Tunggulah sementara waktu, setelah itu kamu kembali memiliki anak dari Poppy, jangan sampai Deandra hamil anakmu. Dia tidak pantas mengandung anakmu, dia anak yang tidak jelas keturunannya siapa. Kalau bisa kamu ceraikan Deandra setelah Poppy sadar, dan jebloskan dia ke penjara atas kecelakaan ini!” tutur Mama Daisy penuh kebencian walau tidak kentara.
Aidan menoleh dan mendongakkan wajahnya ke arah Mama Daisy, ada sinar mata penuh kebencian yang Aidan lihat. “Kamu menikahinya untuk balas dendam'kan, jadi jangan sampai Dea hamil anak kamu. Lagian dia lebih pantas mendekam dipenjara!” lanjut kata Mama Daisy.
Aidan mendesah kesal mendengar tutur kata ibu mertuanya, jujur dia memang hatinya benci dengan Deandra, tapi amat menyakitkan hatinya jika ada yang lebih membenci Deandra, apalagi dia mendengarnya sendiri. Cukup dia saja yang benci dan balas dendam pada Deandra, jangan ada orang lain!
“Mama tidak perlu ikut campur dalam masalah rumah tanggaku, dan mengatur siapa yang akan mengandung anakku. Jika pun Deandra yang mengandung anakku juga tidak masalah, karena dia juga istri sahku,” balas Aidan, tanpa disadarinya dia mengakui Deandra istrinya.
Mama Daisy memicing matanya, dan menarik napasnya dengan kasar. “Aidan, bukan maksud Mama mencampuri urusan rumah tangga kamu, tapi Mama mengingatkan kembali siapa istrimu yang sebenarnya, hanya Poppy istri kamu! Dan Deandra kata mama kamu dia hanya kamu anggap pelayan, bukan sebagai istri. Sekarang kenapa kamu bilang Deandra sebagai istri kamu!” balas Mama Daisy, sudah mulai tidak rela mendengar Deandra diakui sebagai istri oleh Aidan.
Mulai bimbangkah Aidan?
“Maaf Mah, aku tidak bisa melanjutkan pembicaraan ini. Aku harus menemui dokter,” kata Aidan, dia memilih untuk tidak memperpanjang perdebatan, dan meminta Lucky mendekatinya.
Raut wajah Mama Daisy mulai masam, melihat menantunya tidak bisa dihasut lebih lama lagi, justru Aidan berpamitan.
“Jangan sampai Deandra hamil anak Aidan, walau itu bisa menyelamatkan perusahaan suamiku. Hanya boleh Poppy yang mengandung keturunan Aidan. Kalau bisa aku akan membuat Deandra tidak bisa mengandung, tapi bagaimana caranya? ” batin Mama Daisy mulai geram.
Di waktu yang bersamaan Papa Ricardo menemui Dokter Kiky yang menangani kondisi Poppy ditemani oleh Dokter Leo.
“Pak Ricardo ini hasil keseluruhan kesehatan Poppy dan kami mohon maaf belum melaporkan semuanya kepada Pak Aidan, takut jiwanya terguncang lagi jika tahu kondisi istrinya,” tutur Dokter Kiky saat memberikan kertas hasil medis milik Poppy.
“Maksud Dokter Kiky ada hal apa yang bisa mengguncang kondisi jiwa anak saya?” tanya Papa Ricardo dengan tatapan ingin tahunya.
“Begini Pak Ricardo, sebenarnya kecelakaan ini tidak hanya kehilangan calon anak yang dikandungnya, tapi kecelakaan tersebut membuat rahim pasien rusak, untuk bisa mengandung lagi kemungkinannya sangat tipis, 0,01 persen harapan untuk bisa mengandung lagi,” jawab Dokter Kiky, dengan nada hati-hatinya.
Papa Ricardo menyandarkan punggungnya ke sofa, dan terlihat tampak tenang, tidak ada sesuatu hal yang harus dikejutkan. Dan lama-lama pria paruh baya itu tersenyum tipis. “Nanti tolong disalin keterangan tersebut ini, dan benar kata Dokter tadi jangan sampai anak saya tahu jika istrinya sudah tidak bisa mengandung lagi. Cukup kita di sini yang tahu, saya minta bantuannya kali ini, termasuk kamu, Leo ... jangan sampai Aidan tahu,” pinta Papa Ricardo, wajahnya tiba-tiba berseri-seri.
Semula Dokter Leo agak heran kenapa harus disembunyikan dari Aidan, tapi tidak salahnya untuk menuruti permintaan Papa Ricardo. “Siap Om Ricardo, saya akan menutup rahasia ini dari siapa pun termasuk ke lainnya,” jawab Dokter Leo.
“Terima kasih, Leo atas pengertiannya. Lalu bagaimana perkembangan Poppy?” tanya Papa Ricardo sembari mengalihkan pandangannya ke Dokter Kiky.
“Sudah beberapa hari ini tangan Poppy sudah mulai bergerak setelah beberapa kali kami coba memberikan stimulasi, begitu juga dengan kedua kakinya setiap telapak kakinya kami sentuh, dia bergerak. Sepertinya ada harapan untuk sadar dari komanya,” penjelasan Dokter Kiky.
Papa Ricardo menarik tubuhnya dari sofa kursi, lalu menatap serius kepada kedua dokter yang berbeda usia itu.
“Leo, sel sper-ma milik Aidan masih tersimpan di rumah sakit ini'kan?” tanya Papa Ricardo, serius.
“Iya masih tersimpan waktu itu untuk rencana bayi tabung Poppy, tapi ternyata sebelum melakukan program bayi tabung, Poppy sudah mengandung,” jawab Dokter Leo mulai kembali heran.
Papa Ricardo tersenyum tipis, seperti dapat angin segar. “Bagus, Om minta bantuan denganmu dan Dokter Kiky serta dokter yang terkait. Om ingin program inseminasi untuk menantu Om, Deandra. Kebetulan Deandra sedang dirawat ini, tapi sebelumnya Om akan bicarakan terlebih dahulu dengan Deandra.”
“Baik Om, kami menunggu kabar lebih lanjut lagi. Biar kami bisa lakukan proses inseminasinya,” jawab Dokter Leo.
Mungkin hal ini terkesan pemaksaan atau kehendak Papa Ricardo, namun semua segala tindakan yang diambil oleh pria paruh baya itu demi kebaikan Aidan dan Deandra sendiri, bukan karena keluarga Ernets.
Sedangkan di ruang rawat Lily 101
Deandra sudah tersadar dari pingsannya, dan kini dia hanya terdiam berbaring di atas ranjangnya seraya menatap di sekelilingnya. Dan sudah tentu Aidan berada di sana, setelah dia selesai menjalankan fisioterapinya selama satu jam, pria lumpuh itu masuk ke kamar yang ditempati Deandra.
Tatapan Deandra kosong saat ditatap Aidan yang saat ini ada di sisi ranjang wanita itu.
“Minum dulu ya,” pinta Aidan sembari menyodorkan gelas yang sudah berisi air.
Deandra menepis tangan Aidan yang memegang gelas tersebut, sampai gelas tersebut terlepas dan jatuh ke lantai, dan hal itu mampu membuat Aidan tersentak.
“KELUAR DARI SINI! AKU BENCI MELIHATMU, PRIA IBLIS!” teriak Deandra, emosinya meledak.
bersambung ...
Yuk Kakak Readers jangan lupa, klik LIKE, tinggalkan komentarnya, dikasih kembang sama kopi juga boleh, nonton iklan apalagi jadi tambah semangat. Terima kasih sebelumnya.
Lope Lope sekebon 🍊🍊🍊🍊🍊