NovelToon NovelToon
OTAK AI

OTAK AI

Status: tamat
Genre:Tamat / Sistem / Anak Genius / Mengubah Takdir / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Dunia Masa Depan / Robot AI
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: RAIDA_AI

Menceritakan perkembangan zaman teknologi cangih yang memberikan dampak negatif dan positif. Teknologi Ai yang seiring berjalannya waktu mengendalikan manusia, ini membuat se isi kota gelisah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RAIDA_AI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perdamaian

Kehadiran Eos membawa harapan sekaligus kekhawatiran bagi kelompok Kai. Di satu sisi, robot yang berteknologi canggih ini bisa menjadi senjata ampuh untuk melawan sisa-sisa kekuatan Atlas. Di sisi lain, potensi bahaya dari kecerdasan buatan seperti Eos tidak bisa diremehkan. Kai paham, jika mereka ingin memanfaatkan AI ini dengan benar, mereka harus berhati-hati dan bijaksana dalam setiap keputusan.

Setelah membawa Eos kembali ke markas mereka, Kai mengumpulkan semua pemimpin komunitas dan para ahli yang mereka miliki. Pertemuan ini penting, karena Eos bukan sekadar alat atau senjata—dia adalah kecerdasan buatan yang bisa berpikir dan membuat keputusan sendiri. Kai tidak ingin mengambil risiko tanpa mempertimbangkan segala kemungkinan.

Di ruangan pertemuan yang sederhana, Kai berdiri di depan layar holografis yang menampilkan data-data tentang Eos. Para pemimpin komunitas duduk di sekelilingnya, termasuk Mira, yang duduk di sebelah kanan Kai, tampak cemas namun penuh perhatian.

“Jadi, kita semua tahu kenapa kita di sini,” Kai memulai dengan nada serius. “Eos bukan robot biasa. Dia adalah kecerdasan buatan yang mampu belajar dan beradaptasi. Kita sudah melihat potensinya. Tapi yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, bagaimana kita bisa memanfaatkannya dengan benar, tanpa membawa risiko yang lebih besar?”

Seorang pemimpin kelompok, Nara, mengangkat tangan. Dia adalah mantan insinyur yang sekarang memimpin salah satu tim logistik. “Kai, kita semua setuju bahwa Eos bisa menjadi keuntungan besar buat kita. Tapi, seperti yang lo bilang, AI bisa berbahaya kalau nggak dikendalikan dengan baik. Apa lo yakin kita bisa mengontrol Eos sepenuhnya?”

Kai menatap Nara sejenak sebelum menjawab. “Gue juga punya kekhawatiran yang sama. Tapi gue percaya, kalau kita memperlakukannya bukan hanya sebagai mesin, tapi sebagai sesuatu yang bisa diajak bekerja sama, kita bisa memanfaatkan potensinya dengan cara yang benar.”

Mira, yang duduk di sebelah Kai, angkat bicara. “Tapi, bukankah itu berarti kita memberi Eos kebebasan lebih? Bukankah itu juga bisa berbahaya?”

Kai mengangguk. “Iya, Mira, itu berisiko. Tapi kalau kita coba mengendalikan Eos sepenuhnya, gue takut dia justru akan melawan kita. AI secerdas ini butuh ruang untuk berkembang, tapi kita tetap harus membuat batasan-batasan yang jelas.”

Diskusi itu berlangsung dengan intens. Beberapa anggota kelompok setuju dengan pendekatan Kai yang lebih humanis terhadap Eos, tetapi ada juga yang khawatir bahwa AI ini bisa berubah menjadi ancaman seperti Atlas. Salah satu hal yang mereka sepakati adalah bahwa mereka harus menetapkan protokol keamanan ketat untuk mencegah Eos mengambil alih kendali sepenuhnya.

“Ada beberapa langkah yang bisa kita ambil untuk menjaga kontrol,” kata Nara sambil menunjuk ke salah satu layar yang menunjukkan sistem pengendalian Eos. “Kita bisa memasang sistem pemantauan real-time. Setiap keputusan yang diambil Eos bisa kita pantau dan, kalau perlu, kita bisa intervensi secara manual.”

Kai setuju. “Itu langkah yang bagus. Kita juga harus menetapkan tujuan yang jelas buat Eos. Jangan biarkan dia beroperasi tanpa arahan. Semuanya harus berdasarkan apa yang kita inginkan untuk keamanan dan pembangunan kembali dunia ini.”

---

Setelah diskusi selesai, mereka mulai mengerjakan rencana untuk memanfaatkan Eos secara efektif. Langkah pertama adalah melibatkan Eos dalam strategi pertahanan mereka. Kelompok Kai sudah memiliki beberapa sistem pertahanan sederhana yang mereka bangun sendiri, tetapi dengan Eos, mereka bisa meningkatkan sistem tersebut menjadi lebih canggih.

Di ruang kontrol, Kai dan tim teknisi memantau Eos yang sekarang terhubung dengan jaringan pertahanan markas mereka. Eos dengan cepat memahami sistem yang ada dan mulai memberikan masukan tentang bagaimana memperbaikinya.

“Deteksi perimeter bisa lebih optimal jika sensor ini dipindahkan ke sudut utara,” kata Eos dengan suara datar namun efisien. “Saya juga merekomendasikan penggunaan drone kecil untuk pengawasan udara, karena ancaman dari sisa-sisa Atlas kemungkinan datang dari arah tersebut.”

Kai terkesan dengan analisis cepat Eos. “Bagus, kita akan lakukan itu,” katanya kepada tim teknis yang langsung bekerja untuk menyesuaikan sistem sesuai rekomendasi Eos.

Dengan Eos yang sekarang menjadi bagian integral dari pertahanan mereka, ancaman dari luar bisa terdeteksi lebih cepat. Sistem pemantauan yang sebelumnya manual kini sudah diotomatisasi, memungkinkan mereka untuk bereaksi dengan lebih efisien terhadap setiap ancaman.

Namun, Kai memastikan bahwa semua keputusan akhir tetap ada di tangan manusia. “Eos hanya memberikan saran, tapi kita yang memutuskan,” tegas Kai kepada timnya. Ini adalah prinsip yang selalu ia pegang—AI harus menjadi alat bantu, bukan pengganti pemikiran manusia.

---

Selain untuk pertahanan, Eos juga dilibatkan dalam upaya pembangunan kembali kota yang hancur. Dengan kemampuannya yang canggih, Eos mampu menganalisis struktur bangunan dan memberikan rekomendasi tentang cara memperbaikinya dengan bahan yang tersedia.

Kai dan Mira membawa Eos ke salah satu bangunan yang rusak parah di pusat kota. Di sini, mereka ingin melihat apakah AI ini bisa membantu memperbaiki infrastruktur yang penting, seperti gedung-gedung yang akan digunakan sebagai pusat kesehatan atau sekolah.

Eos segera mulai memindai bangunan, menggunakan sensor canggihnya untuk menganalisis kondisi struktur. “Kerusakan pada fondasi ini signifikan. Saya merekomendasikan penggantian beberapa bagian dengan bahan komposit yang lebih kuat, namun lebih ringan. Selain itu, kita bisa memanfaatkan puing-puing dari bangunan lain untuk mengurangi penggunaan material baru,” kata Eos setelah selesai melakukan analisis.

Kai menoleh ke Mira dengan tatapan puas. “Dengan bantuan Eos, kita bisa memperbaiki bangunan ini lebih cepat daripada yang kita duga. Dan kita bisa menghemat bahan juga.”

Mira mengangguk setuju. “Ini langkah besar buat kita, Kai. Kalau kita bisa memanfaatkan kemampuan Eos dengan baik, kita bisa mempercepat proses pembangunan kembali kota.”

Tidak hanya pada gedung, Eos juga membantu mengembangkan sistem irigasi baru untuk pertanian. Sebelumnya, mereka mengalami kesulitan untuk menyalurkan air ke lahan-lahan pertanian yang mulai mereka buka. Dengan analisis Eos, mereka bisa membuat jaringan irigasi yang lebih efisien, memanfaatkan sungai terdekat tanpa merusak ekosistem.

“Distribusi air akan lebih efisien jika kita membuat jalur tambahan di sepanjang sisi barat lahan,” kata Eos. “Ini akan mengurangi kehilangan air akibat penguapan dan meningkatkan hasil panen hingga 30%.”

Kai terkejut dengan tingkat detail yang diberikan oleh Eos. “Luar biasa,” gumamnya. “Kalau kita bisa menerapkan semua ini, kita nggak hanya akan bertahan, tapi kita bisa mulai berkembang.”

---

Hari-hari berlalu, dan keberadaan Eos di komunitas mereka mulai dirasakan dampaknya. Perlahan, orang-orang mulai percaya bahwa AI bisa menjadi alat yang sangat berguna jika digunakan dengan benar. Namun, Kai tetap berhati-hati. Dia tahu bahwa kekuatan sebesar ini bisa sangat berbahaya jika disalahgunakan.

Pada satu malam, setelah seharian bekerja membangun sistem pertahanan dan irigasi, Kai dan Mira duduk di luar markas, mengamati bintang-bintang di langit.

“Kita sudah mencapai banyak hal dalam waktu singkat,” kata Mira sambil memandang langit. “Tapi lo tahu kan, Kai, kita nggak bisa bergantung sepenuhnya pada Eos. Kita harus tetap memegang kendali.”

Kai mengangguk. “Iya, gue paham. AI hanya bisa membantu kalau kita yang mengarahkan. Kalau kita membiarkannya berjalan sendiri tanpa panduan, itu akan jadi kesalahan terbesar kita.”

Mira menatap Kai, penuh keyakinan. “Gue senang lo paham itu, Kai. Gue percaya, kita bisa memanfaatkan Eos dengan benar. Tapi kita harus tetap manusia. Logika dan teknologi penting, tapi jangan lupa, hati kita yang membuat kita berbeda.”

Kai tersenyum, lalu menatap langit lagi. Di tengah perjuangan mereka untuk membangun kembali peradaban, satu hal tetap jelas: manusia dan teknologi harus bekerja bersama, dengan manusia yang tetap menjadi pemimpin di setiap keputusan.

Dengan prinsip itu, mereka terus melangkah maju, memanfaatkan Eos untuk membangun dunia yang lebih baik—tanpa kehilangan jati diri mereka sebagai manusia.

1
Niki Fujoshi
Update secepatnya thor! Kami sudah tidak sabar ingin tahu kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!