DIBUANG ANAKNYA, DIKEJAR-KEJAR AYAHNYA?
Bella tak menyangka akan dikhianati kekasihnya yaitu Gabriel Costa tapi justru Louis Costa, ayah dari Gabriel yang seorang mafia malah menyukai Bella.
Apakah Bella bisa keluar dari gairah Louis yang jauh lebih tua darinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ria Mariana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Bella memasuki halaman kampus yang sepi. Jam kosong ini seharusnya bisa ia manfaatkan untuk beristirahat di ruang baca atau duduk di kantin sambil menikmati minuman dingin. Namun, ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.
"Hm, mumpung ada waktu, aku pulang saja," gumamnya sambil memasukkan beberapa buku ke dalam tas.
Setibanya di sana Bella melangkah cepat menuju pintu gerbang rumah, namun tiba-tiba langkahnya terhenti.
"Garis polisi? Kenapa ada garis polisi di sini?"
Ia melihat sekeliling, berharap ada seseorang yang bisa menjelaskan situasinya. Tapi tidak ada siapapun di sekitar, hanya angin yang menerbangkan dedaunan kering di jalanan.
Tiba-tiba seorang pria berperawakan tegap dengan seragam polisi keluar dari dalam rumah. Bella langsung mendekatinya.
"Permisi, Pak. Apa yang terjadi di sini? Ini rumah orang tua saya, kenapa ada garis polisi?" tanya Bella cepat.
Polisi itu menatap Bella dengan pandangan serius, seolah ragu apakah ia bisa menjelaskan situasi ini. Tapi kemudian dia bertanya,
"Anda Bella, anak dari Pak Jacob dan Bu Maria?"
"Iya, betul. Apa yang terjadi dengan mereka? Kenapa ada garis polisi?" tanya Bella.
"Kami sedang melakukan penyelidikan. Sebaiknya Anda tenang dulu, Nona Bella. Bisa ikut ke kantor polisi untuk memberikan keterangan?"
"Baik, Pak. Saya ikut... tapi, mereka baik-baik saja, kan?" tanya Bella.
"Saya belum bisa memberikan informasi lebih lanjut di sini. Semua akan dijelaskan di kantor polisi," jawab polisi itu singkat.
Bella hanya bisa mengikuti langkah polisi itu, meninggalkan rumah orang tuanya yang tampak sunyi dengan garis polisi yang melintang. Di dalam mobil patroli, ia hanya bisa berharap semua ini hanyalah kesalahpahaman.
Sesampainya di kantor polisi, Bella masih merasakan kegelisahan. Ia dibawa ke ruang interogasi, dan di sana, seorang perwira senior menunggunya dengan ekspresi serius. Di hadapannya, pria itu membuka map yang tebal, memandang Bella dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Baiklah, Nona Bella. Saya akan menjelaskan situasinya," kata perwira itu.
Bella mengangguk, berusaha menyiapkan dirinya untuk mendengar kabar buruk yang mungkin akan menghancurkannya.
"Orang tua Anda, yaitu Maria dan Jacob, saat ini ditahan karena keterlibatan dalam kasus penjualan narkoba. Kami menangkap mereka setelah melakukan penggerebekan di rumah Anda. Ada cukup banyak barang bukti yang kami temukan," jelas polisi itu.
"Narkoba? Itu pasti salah. Mereka bukan orang seperti itu, mereka tidak mungkin terlibat dalam hal seperti ini."
"Ini bukan pertama kalinya mereka terlibat dalam masalah hukum. Maaf, Nona Bella, tapi bukti yang ada cukup memberatkan mereka. Anda bisa menemui mereka sekarang, tapi hanya sebentar."
Bella mengikuti polisi menuju ruang tahanan. Setibanya di sana, ia melihat Maria duduk dengan wajah kusut, sementara Jacob menunduk di sudut ruangan.
"Bella..." Maria memanggil dengan suara pelan namun memohon.
"Kalian kenapa terlibat dengan hal seperti ini?" tanya Bella.
"Bella, kami butuh bantuanmu... tolong, hubungi Louis. Dia pasti bisa membantu kami keluar dari sini," pinta Maria.
"Louis? Kalian benar-benar ingin aku minta bantuan darinya? Setelah apa yang kalian lakukan padaku? Kalian menjualku padanya karena hutang, dan sekarang kalian mau aku mengemis padanya?" tanya Bella.
"Bella, kami tidak punya pilihan lain. Kamu tahu dia punya koneksi kuat. Hanya dia yang bisa membantu kami sekarang," ucap Maria.
Bella menggeleng, melangkah mundur menjauh dari jeruji. Perasaannya bercampur antara marah, kecewa, dan muak. Mereka, yang seharusnya melindunginya, malah menjebaknya dalam hubungan yang tidak ia inginkan. Dan kini, mereka meminta lebih.
"Aku tidak percaya kalian. Kalian selalu memikirkan diri sendiri," ucap Bella.
"Bella, tolonglah! Ini kesempatan terakhir kami." Maria mencoba meraih tangan Bella melalui jeruji, namun Bella segera menarik diri.
"Tidak!! Aku sudah cukup menderita karena kalian. Aku akan pikirkan lagi soal Louis, tapi bukan untuk menyelamatkan kalian," jawab Bella dengan nada dingin sebelum berbalik pergi.
Ketika Bella keluar dari kantor polisi, rasa penat dan hancur masih menyelimuti pikirannya. Ia belum sepenuhnya memahami bagaimana hidupnya bisa berubah secepat ini. Namun, keheningan jalanan di depan kantor polisi tiba-tiba terasa mencekam ketika ia melihat sebuah mobil hitam mewah terparkir di sisi jalan. Dua pria berbadan besar dengan setelan rapi berdiri di sana, menunggunya.
"Kenapa mereka di sini?"
Salah satu dari mereka mendekat. "Nona Bella, Tuan Louis ingin bertemu dengan Anda sekarang," katanya tanpa basa-basi.
Bella mengerutkan kening. "Kenapa kalian di sini? Aku tidak meminta untuk dijemput."
"Perintah dari Tuan Louis. Kami diinstruksikan untuk memastikan Anda aman dan kembali menemuinya secepat mungkin," jawab pria itu dengan nada datar, seperti tak ada ruang untuk menolak.
Bella terdiam. Ia tahu melawan tidak akan mengubah apapun. Mungkin lebih baik segera menyelesaikan ini. Dengan enggan, ia masuk ke dalam mobil. Perasaan berat menyelimuti hatinya sepanjang perjalanan menuju tempat di mana Louis menunggu. Bella sudah bisa menebak apa yang akan terjadi,
Sesampainya di sebuah vila mewah yang besar, Bella dibawa masuk oleh para pengawal Louis. Di ruang tamu yang luas, ia melihat Louis sudah berdiri di dekat jendela, mengenakan setelan mahalnya. Wajahnya tampak tegas, matanya tajam menatap Bella saat ia masuk.
"Kamu keluar tanpa izin dariku," kata Louis langsung dengan nada tinggi, tanpa basa-basi.
"Aku hanya ingin menemui orang tuaku. Aku tidak bermaksud untuk kabur atau apapun."
"Tanpa izin? Apakah kamu lupa bahwa sejak kita bersepakat, kau adalah milikku? Aku yang memutuskan kapan dan di mana kamu bisa pergi!"
"Aku hanya ingin menemui orang tuaku, Louis. Mereka ditangkap polisi. Aku tidak meminta banyak darimu. Aku hanya ingin tahu apa yang terjadi dengan keluargaku," kata Bella.
"Orang tuamu bukan urusanku! Kamu harus fokus pada kehidupan kita, Bella. Aku sudah cukup bersabar denganmu selama ini," bentak Louis lagi.
"Aku bukan bonekamu. Aku hanya ingin sedikit ruang, sedikit kebebasan. Aku ingin menjalani hidupku tanpa merasa terkurung."
Louis mendengus sinis. "Kebebasan? Hidupku yang menyelamatkan keluargamu dari kehancuran, dan sekarang kamu berbicara soal kebebasan? Kamu seharusnya berterima kasih karena aku masih mau peduli pada keluargamu yang tidak becus itu!"
"Apa maksudmu?" tanya Bella.
"Jika aku tidak mengambilmu lebih dulu pasti kamu akan ditawan oleh orang lain yang lebih kejam dariku. Orang tuamu bukan hanya berhutang padaku melainkan dengan Axel Andreas. Kamu sudah ditargetkan untuk mati dan semua organmu akan dijual olehnya. Kamu mau itu terjadi?"
Louis mendekat ke arah Bella. "Dia lebih kejam dariku, sementara aku masih memperlakukanmu dengan baik di sini bahkan aku akan menikahimu supaya kamu tidak ada yang berani menyentuh selain aku."
Bella terduduk lemas, dia tidak menyangka mereka setega ini dengannya.
"Mulai sekarang jangan keluar tanpa pantauanku kecuali saat kuliah," ucap Louis.
"Tapi bagaimana dengan orang tuaku?"
"Jangan terlalu murah hati pada mereka! Mereka sejak awal sudah memperlakukanmu tidak baik."