tidak salahkan aku mencintai papa angkatku? aku rasa tidak, walaupun kami terpaut umur belasan Tahuh, tapi aku rasa kami sangat serasi.
tak masalah dia hanya menganggapku anak, tapi aku pastikan dia hanya akan melihat aku. dan akan aku singkirkan wanita yang berniat mendekat pada ayah angkatku sekaligus lelaki yang aku cintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku pergi papa
Jadi maksud anda dok ...."
"Hmm, Putri Anda mengalami dehidrasi, lambungnya juga kosong sepertinya Putri anda sudah tidak makan selama beberapa hari, hingga lambungnya terluka, kalau begitu kami permisi kami akan memantau perkembangan pasien setiap jam."
Setelah memberikan penjelasan pada Darius, dokter pun langsung pergi, meninggalkan Darius yang diam mematung. Ketika mendengar ucapan dokter, tentu saja Darius merasa bersalah, lelaki itu berpikir bahwa dia terlalu kejam pada Alena. Semuanya serba mendadak, dia mengusir Alena tanpa perasaan. Dan mungkin inilah yang membuat kondisi putrinya seperti ini. Tapi Darius juga tidak punya pilihan lain, dan sekarang dia bingung harus bagaimana menjaga Alena sedangkan dia sedang menjauh dari putrinya.
Tidak mungkin juga dia menelepon Jayden ataupun Nana karena pasti jika mereka tahu apa yang terjadi semua akan kacau.
2 jam kemudian
Alena mengejap, wanita itu membuka matanya. Dan ketika dia membuka mata, aroma obat langsung menguar di hidungnya, hingga Alena langsung menyadari bahwa dia sedang berada di rumah sakit, tentu saja Alena tahu bahwa sang ayah yang membawanya ke rumah sakit ini.
"Nona Alena." Panggil suster yang baru saja masuk ke dalam ruang rawat Alena. Hingga Alena menoleh.
"Sus, apa ada yang menunggu Aku disini?'tanya Alena Yang tiba-tiba penasaran apakah Darius menunggunya di sini atau tidak.
"Tidak, wali Anda menitipkan Anda pada para perawat."
Alena tersenyum getir ketika mendengar ucapan suster, ayahnya benar-benar telah mengasingkannya. Bahkan dalam kondisi seperti ini pun, ayahnya pergi meninggalkan dia.
"Apa yang kau harapkan Alena." Alena membatin.
Satu minggu kemudian
Alena memakai jaketnya, wanita itu bersiap untuk pulang. Ini sudah satu minggu Alena di rawat, dan selama seminggu ini pula hanya suster yang mengurus Alena dan Darius sama sekali tidak pernah datang menjemputnya dan Alena juga tidak berharap lelaki itu datang melihatnya.
Sebenarnya Alena belum terlalu pulih, tapi dia memutuskan untuk pulang, beruntung kedua orang tuanya sedang pergi ke luar negeri untuk mengunjungi Ken, jadi tidak terlalu sering meneleponnya dan tentu saja Jayden dan Nana tidak tahu tentang kondisinya.
Alena harus segera pulang karena untuk membereskan barangnya. Karena Setelah orang tuanya kembali, Alena akan langsung pulang ke rumahnya, Dia memutuskan untuk pindah secepatnya ke luar negeri. Tadinya Alena ingin pindah ketika semester 1 berakhir, tapi seminggu ini Alena sudah banyak berpikir, bahwa lebih baik pindah lebih cepat.
Dan ketika dia akan keluar dari ruang rawatnya, pintu terbuka dari luar ternyata Darius masuk. Darius langsung datang ke rumah sakit, ketika mendengar dari suster bahwa Alena ingin keluar dari rumah sakit, padahal kondisi Alena belum terlalu baik.
"Kenapa kau ingin pulang, padahal tubuhmu belum pulih?" Tanya Darius, nadanya tetap sama, raut wajahnya juga tetap dingin.
Alena hanya tersenyum. "Papa, kondisi ku memang belum membaik, tapi aku sudah cukup kuat untuk mengurus diriku sendiri. Tadinya aku ingin pindah ke luar negeri setelah semester depan, tapi aku memutuskan untuk pindah bulan ini. Mommy dan Daddy sedang mengunjungi Ken, dan setelah Mommy dan Daddy kembali lagi, aku akan mengatakan niatku untuk pindah ke luar negeri. Papa tidak usah khawatir, Aku benar-benar tidak akan mengatakan apapun tentang apa yang terjadi. Dan papa ...."
Alena menjeda sejenak ucapannya, kemudian dia menatap Darius dengan lekat. Lalu tersenyum, senyuman yang sangat tulus hingga membuat Darius terpaku. "Terima kasih atas semuanya papa, aku tidak bisa membalas kebaikan papa. Aku hanya bisa mendoakan, bahwa kebahagiaan akan selalu bersama papa. Kalau begitu aku permisi."
Setelah mengatakan itu, Alena pun langsung melanjutkan langkahnya meninggalkan Darius. Sedangkan Darius masih terdiam seperti orang linglung, dia masih tidak menyangka bahwa Alena akan kuliah di luar negeri secepat ini.
Gilaa masih nyesek aja
aku syedihh author blm up lagi/Scowl/