Abel adalah gadis desa yang sudah lama merantau di kota, siapa sangka ia terkena musibah di culik saat membantu mempersiapkan pernikahan temannya. Sedangkan Tomi dia seorang pria yang kaya raya di kota tetapi ia sangat dingin terhadap wanita, ia pernah melihat Abel di sebuah cafe dan tertarik padanya. Siapa sangka karena tragedi penculikan itu mempertemukan mereka, akankah Tomi bisa bersama dengan gadis yang bisa membuatnya tertarik itu?kalau pun bisa bersama akankah hubungannya bertahan lama karena status sosial mereka yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ani fatmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Lalu Abel menggantungnya di depan lemari, ia selalu memandangi gaun itu lama ia memandangi nya. Membayangkan saat memakainya dan di jemput oleh seorang pangeran tampan yang mengendarai kuda, membawanya ke sebuah istana dan berdansa bersama. "Ya Tuhan, ini seperti di cerita dongeng" gumam Abel sambil tersenyum-senyum sendiri.
Tiba-tiba suara ponsel Abel berbunyi yang seketika menyadarkan lamunannya. Ternyata telfon dari Apri lalu Abel mengangkatnya.
"Halo" jawab Abel
"Halo Bel, nanti jadi dateng kan? " tanya Apri
"Jadi, pasti dateng kok" Jawab Abel
"Baiklah aku tunggu, maaf nggak bisa lama-lama, lagi banyak tamu.Apa perlu di jemput? nanti Siska biar yang jemput. "ucap Apri
" Nggak perlu, nanti ada yang nganter kok. "Jawab Abel
" Oke, sampai ketemu nanti" ucap Apri
"Iya" jawab Abel
Abel merasa senang akan bertemu dengan temannya, tapi ia juga bingung gimana cara memberitahu temannya kalau ia telah menikah, gimana reaksi mereka nanti. Suara ponsel Abel pun kembali berbunyi dan itu pesan dari Tomi.
Bersiap-siaplah, sore ini aku akan langsung menjemputmu setelah dari kantor. Pesan dari Tomi
Abel pun membalasnya "baiklah" balas Abel
Abel bingung harus bersiap mulai dari mana, lalu Abel putuskan untuk mulai dengan mandi dulu. Mandi kali ini Abel lebih lama dari yang biasanya. Abel tak ingin ada kotoran yang masih nempel di tubuhnya. Ia memeriksa dari telinganya, hidungnya jangan sampai ada kotoran yang masih menempel pada lubang-lubang itu. memeriksa kuku-kukunya dan giginya jangan sampai ada sisa makanan yang menyelinap di sela-sela giginya.
Setelah selesai mandi Abel pun siap menggunakan deodoran, handbody,skincare dan memakai gaunnya. Lalu Abel siap untuk merias wajahnya, untung saja Abel mahir dalam merias wajah jadi tak merasa kesulitan. Ia sesuaikan warna kelopak mata dan bibirnya dengan warna gaunnya . Menyisir rambut panjangnya lalu memberi sedikit sentuhan dengan aksesoris agar lebih indah. Lalu tak lupa menggunakan parfum milik suaminya karena ia tak memilikinya, bau parfum yang segar dan wangi membuat hidung Abel kembang kempis di buatnya .
Tiba-tiba nenek memanggilnya kalau Tomi sudah menunggunya. Abel pun bergegas untuk menyelesaikan riasan nya. Karena lama Abel belum turun Tomi pun memutuskan untuk menunggunya di dalam mobil.
Saat merasa sudah cukup Abel pun turun ke bawah, saat menuruni tangga nenek yang melihat kecantikan Abel pun terkagum dan memuji kecantikan dari istri cucunya bahkan nenek di buat pangling olehnya. Nenek memeriksa dengan seksama dari ujung rambut sampai ujung kaki, tapi saat nenek melihat ke bawah seperti ada yang tidak pas.
Ternyata Abel menggunakan sandal biasa, "ya ampun,,, udah cantik-cantik kenapa pakai sendal" tanya nenek.
Abel pun hanya tersenyum "Abel tidak punya sepatu yang cocok dengan gaun ini nek, jadi bingung mau pakai apa" jawab Abel.
"Astaga, nenek sampai lupa memilihkan sepatu untuk kamu, Tomi juga nggak mengingatkan nenek".
" Nggak papa nek, ini aja udah cukup. Gaunnya juga udah bagus kok, Abel suka. "Ucap Abel
" Nggak bisa, itu nggak cocok. Sekarang ikut ke kamar nenek, nenek punya banyak sepatu yang mungkin pas untuk kamu" kata nenek sambil mengajak Abel ke kamarnya.
Lalu nenek membuka lemari kaca yang cukup besar ada banyak sekali sepatu yang terpajang rapih di sana. Di antaranya sepatu yang bermerek dengan harga yang pasti mahal. Nenek mengeluarkan beberapa pasang sepatu agar Abel bisa memilihnya. Untung ukurannya sama dengan ukuran kaki Abel.
"Coba pakai yang ini! " ucap nenek sambil menyuruh Abel mencobanya.
"Ini bagus si nek, tapi ini terlalu tinggi, Abel nggak bisa takut jatuh" ucap Abel sambil tersenyum "Duh dasar katrok" sambungnya dalam hati
"Ya udah di lihat-lihat dulu" kata nenek
Karena banyaknya sepatu Abel sampai bingung memilih, semuanya bagus. Lalu memilih sepatu yang ia rasa nyaman saat di pakainya.
"Abel pakai yang ini aja nek" ucap Abel
"Emmm,,,, boleh, itu juga bagus. Kayaknya pas dan cocok sama bajunya" Kata nenek sambil memeriksa kembali penampilan Abel dan nenek pun kembali melihat sesuatu yang masih kurang.
"Suami kamu itu gimana sih, masa kamu harus polossan gini" Abel pun bingung apa yang di maksud nenek dengan polossan.
"Sebentar, kamu duduk dulu" kata nenek sambil berjalan menuju lemari dan mengambil sebuah kotak pipih yang lebar.
Saat nenek membuka kotak itu Abel pun kaget melihat kotak itu penuh dengan perhiasan yang tertata rapih, berbagai bentuk dan ukuran. Mulai dari anting, kalung dan cincin.
"Itu untuk apa nek? " tanya Abel
"Ya untuk kamu pakai" jawab nenek
"Tapi nek, itu nggak perlu. Abel nggak perlu pakai yang seperti itu. Kayaknya nggak cocok dan nggak pantes Abel pakai" kata Abel
"Nggak perlu gimana, sekarang kamu udah jadi menantu dari keluarga terpandang, Masa mau pergi ke pesta harus polosan. Malu dong" ucap nenek. "Udah jangan banyak tanya" sambungnya lagi.
Abel pun tak bisa berkata-kata lagi. Lalu nenek mengeluarkan satu set perhiasan dan memakaikannya ke Abel
"Sebenarnya nenek sengaja membeli perhiasan ini untuk calon istri Tomi nanti, tapi sekarang Tomi sudah menikah, jadi ku berikan perhiasan ini untuk kamu sebagai istri dari cucunya" kata nenek
Abel pun terharu dan memeluk nenek. "Terimakasih nek, sudah baik pada ku dan menerima Abel apa adanya" ucap Abel sambil meneteskan air mata.
"Iya, Sama-sama, sudah jangan menangis nanti bedaknya luntur" ucap nenek sambil membenarkan riasan Abel.
"Sudah selesai, sekarang kan jadi tambah cantik. Yuk keluar nanti suami kamu marah, karena terlalu lama menunggu" sambungnya lagi
Benar saja, Tomi yang sudah tidak sabar karena menunggu terlalu lama pun turun dari mobil lalu kembali masuk ke rumah.
"Apa semua wanita butuh waktu yang lama untuk bersiap-siap" ucap Tomi yang mulai kesal.
Saat pas di depan pintu Tomi pun melihat Abel yang sedang berjalan keluar, Tomi menghentikan langkahnya dan tak berkedip memandangi nya. Kecantikan Abel telah membuat Tomi lupa diri.
Nenek yang melihat Tomi pun mulai mendekat ke arah Tomi lalu tiba-tiba.
"Plaakk" pukulan mendarat ke punggung Tomi yang seketika menyadarkan lamunannya.
"Auuww, sakit nek, kenapa tiba-tiba mukul Tomi si nek? tanya Tomi
" Itu hukuman buat kamu"jawab nenek
"Emang Tomi salah apa si nek? tanya nya lagi
" Itu gara-gara kamu nggak peka jadi suami, masa cuma nyiapin bajunya doang, sepatu sama perhiasannya kagak" jawab nenek
"Masa udah cantik-cantik pakai sendal teplek sama kuping, leher dan tangan polosan. Kita itu orang terpandang di kota ini malu dong" jelas nenek lagi
"I_iya nek, maaf Tomi lupa nggak kepikiran sampai ke situ" ucap Tomi sambil memandangi Abel
Abel pun hanya tersenyum melihat suaminya itu terkena omelan neneknya.
"Udah, sekarang berangkat aja nanti terlambat" ucap nenek.
"Iya nek, Tomi minta maaf" kata Tomi sambil mengajak Abel untuk masuk ke dalam mobil.