"Hey, Dad !!"
Tidak ada angin maupun hujan tiba-tiba Kaizar di panggil ayah oleh dua bocah kembar yang kebetulan ia temui di sebuah mall.
"Jangan panggil aku Daddy, aku belum menikah." Tolak pria itu dengan tegas.
Namun sejak saat itu hidup Kaizar selalu di ganggu oleh ke dua bocah nakal itu.
Siapa sebenarnya mereka dan ada hubungan apa mereka dengan Elle sekretaris sekaligus partner ranjangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~23
"Kai, anak mama sayang apa kamu sudah pulang ?" Teriak seseorang dari luar dan Elle yang baru membuka matanya setelah percintaan panas mereka tadi siang langsung terperanjat kaget.
Pandangannya sontak ke arah nakas menatap jam yang menunjukkan pukul 6 sore, sial ia sudah terlambat pulang dari dua jam yang lalu.
"Kai, apa kamu di dalam nak ?" Teriak seseorang lagi sembari mengetuk pintu yang langsung membuat Elle kembali terperanjat, ia pikir teriakan tadi hanya ada di mimpinya namun rupanya benar-benar ada di dalam apartemen ini.
"Nak, buka pintunya ini mama !!"
Mendengar itu Elle segera membangunkan pria yang masih terlelap di sampingnya tersebut, bagaimana jika keberadaannya di ketahui oleh ibunya itu.
"Pak, bangunlah ada ibu anda di luar !!" Wanita itu langsung menggoyang lengan bosnya dengan sedikit kencang.
"Aku masih mengantuk, tidurlah lagi !!" Bukannya bangun Kaizar justru membawa wanita itu ke dalam pelukannya agar kembali tidur.
"Astaga pak, di luar ada ibu anda." Elle langsung meronta dari pelukan pria itu.
"Apa? Kenapa tidak mengatakan dari tadi? Segera pakai pakaianmu !!" Kaizar langsung loncat dari ranjangnya, jangan sampai ibunya melihatnya sedang tidur dengan seorang wanita. Karena bisa-bisa ia akan segera di nikahkan, sungguh ia belum siap akan hal itu.
Setelah menyamber pakaiannya di dalam lemari, Kaizar segera keluar. Beruntung ibunya hanya mengetahui pasword unitnya tapi tidak dengan kamarnya.
"Astaga, kamu baru bangun ?" Nyonya Ranti nampak terkejut menatap putranya yang terlihat berantakan, hanya memakai celana boxer dan kaos rumahan.
"Iya ma, setelah pulang kerja aku merasa sedikit lelah." Terang Kaizar seraya menggiring ibunya duduk di sofa.
"Ngomong-ngomong ada apa mama kesini ?" Tanyanya ingin tahu, karena tak biasanya wanita itu tiba-tiba datang ke apartemennya.
"Kenapa apartemenmu berantakan seperti ini ?" Nyonya Ranti nampak mengedarkan pandangannya ke setiap sudut unit tersebut, beberapa bantal sofa tercecer di atas lantai beserta pakaian kerja putranya tersebut.
Kaizar nampak menelan ludahnya saat baru menyadari hal itu. Bagaimana tidak, tadi sesampainya di apartemen ia langsung menyerang asistennya tersebut tanpa ampun tak peduli masih berada di ruang tamu.
"Sial."
Tiba-tiba pria itu langsung mengumpat dalam hati saat tak sengaja menatap sebuah pakaian da lam berwarna hitam berada di bawah meja dan seketika pria itu langsung memungutinya beserta pakaiannya.
"Maaf ma, aku tadi sangat lelah jadi tak sempat membereskan tempat ini." Ucapnya beralasan lalu memasukkan pakaian kotornya ke dalam keranjang, beruntung pakaian Elle tertumpuk di bawah pakaiannya hingga sang ibu tak melihatnya.
"Makanya cepat menikah biar ada yang urus kamu." Nasihat sang ibu namun terdengar seperti cibiran di telinga pria itu.
"Aku belum memikirkan hal itu." Kaizar kembali duduk di sebelah wanita itu.
"Tapi umurmu sudah hampir 28 tahun Kai, mama juga ingin menimang cucu darimu." Nyonya Ranti mengingatkan, lagipula di hari tuanya apalagi yang ia harapkan selain kebahagiaan anak dan cucunya.
"Tapi aku belum menemukan wanita yang cocok ma, lagipula sudah ada kedua anak kak Kendra." Terang Kaizar yang memang belum berminat membahas pernikahan.
"Bagaimana jika mama kenalkan dengan anak teman mama saja ?" Tawar nyonya Ranti.
"Ma, bukankah sudah ku bilang aku tidak ingin di jodohkan ?" Tolak Kaizar mentah-mentah.
"Tapi mama yakin kamu pasti menyukai wanita ini, apa kamu masih ingat tetangga kita dahulu yang pindah? Kebetulan mama kemarin tak sengaja bertemu dengannya dan dia sekarang sudah tinggal di kota ini lagi." Terang sang ibu.
"Hm, lalu ?" Kaizar nampak enggan menanggapi cerita wanita itu, tetangga siapa ia pun tak ingat.
"Dan putrinya yang bernama Karin rupanya juga belum menikah, kamu pasti masih ingatkan dengan Karin ?" Nyonya Ranti nampak antusias bercerita.
"Karin ?" Kaizar nampak mengingat nama yang begitu tak asing.
Karin adalah gadis belia tetangganya dahulu, sifatnya yang lembut dan tak suka marah membuatnya selalu suka menggodanya.
"Oh tentu saja." Sahut Kaizar kemudian.
"Jadi bagaimana kamu maukan bertemu dengannya lagi? Kebetulan bulan depan dia akan pindah kerja dan tinggal di sini bersama kedua orang tuanya." Bujuk nyonya Ranti dengan pandangan memohon.
"Terserah Mama saja." Kaizar yang malas menanggapinya lebih jauh memilih mengikuti saran sang ibu, lagipula hanya bertemu bukan langsung menikah.
"Baiklah kalau begitu mama akan pulang, akhirnya mama akan memiliki menantu lagi." Nyonya Ranti terlihat senang, sudah beberapa kali ia ingin mengenalkan putranya dengan anak-anak temannya namun selalu di tolak dan semoga kali ini akan berhasil.
Setelah ibunya pergi, Kaizar kembali ke kamarnya dan di lihatnya sang asisten sedang duduk di tepi ranjang dengan memakai kemejanya.
"Bagaimana pak, apa ibu anda sudah pergi ?" Elle terlihat khawatir, jangan sampai ia di pecat dari pekerjaannya karena ketahuan tidur dengan pria itu.
"Tenanglah, ibuku tidak akan mengetahui keberadaanmu." Kaizar dengan santai mendekati wanita itu.
"Tapi lain kali pasti akan ketahuan pak dan ku harap ini terakhir kali bapak mengajak saya kesini." Elle memohon karena nyatanya ada orang lain yang bisa masuk apartemen ini selain pria itu sendiri.
Kaizar yang melihat kegelisahan wanita itu langsung duduk di sampingnya. "Aku janji takkan ada yang mengetahui hubungan kita, percayalah." Ucapnya meyakinkan dengan mengusap lembut pipi wanita itu.
"Aku juga akan mengganti pasword unit ini, jadi saat kamu di sini tidak akan khawatir saat ibuku datang tiba-tiba." Imbuhnya lagi.
Elle nampak tertegun, kenapa pria itu begitu perhatian padanya bahkan rela melindunginya dari ibunya? Apa karena ia adalah alat pemuas nafsunya?
"Sepertinya saya harus pulang pak." Elle segera beranjak, berdekatan dengan pria itu membuat jantungnya merasa tak aman.
"Aku akan mengantarmu !!" Kaizar ikut beranjak.
"Tidak perlu pak." Elle langsung menolak, ia bisa naik taksi sendiri.
"Saya tidak suka di bantah." Kaizar langsung menarik tangan wanita itu keluar dari kamarnya, namun Elle langsung menahannya.
"Pak tunggu !!"
"Ada apalagi ?"
"Pakaian saya di mana pak ?"
Dengan berat hati Elle meminta pakaiannya yang entah berada di mana saat ini, permainan mereka tadi begitu liar dan itu membuatnya tak menyadari di mana meletakkan baju-bajunya.
Apa jangan-jangan masih di luar? Lalu bagaimana jika ibunya bosnya itu melihatnya? Elle benar-benar ingin pingsan saja saat ini.
Mendengar asistennya tak memakai bra tentu saja pandangan pria itu langsung ke arah dada wanita itu yang di balut oleh kemeja kerjanya yang kebesaran.
Bahkan puncaknya nampak tercetak dengan jelas yang membuatnya tiba-tiba menelan ludahnya, lalu pandangannya semakin ke bawah di mana wanita itu tak mengenakan apapun selain kemejanya.
"Kamu akan pulang dengan pakaian seperti ini ?" Tanyanya memicing.
"Makanya saya minta pakaian saya kembali pak."
"Pakaianmu sudah masuk ke dalam keranjang, lebih baik menginaplah di sini besok pagi aku akan meminta orang untuk mengantar pakaianmu !!" Perintah Kaizar.
"Tidak bisa begitu dong pak, karena saya sedang di tunggu oleh..." Elle langsung menjeda ucapannya saat hampir keceplosan menyebut kedua putranya.
"Di tunggu siapa ?" Kaizar langsung memicing menatap wanita itu.
elle spt kasih harapan sama Bos'a