NovelToon NovelToon
Dihamilin Om Dokter

Dihamilin Om Dokter

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Cinta Paksa / Beda Usia / Teen Angst
Popularitas:16.2k
Nilai: 5
Nama Author: adelita

Jillian Amberly, seorang gadis muda, menginjak usia 18 tahun yang masih duduk dibangku sekolah tidak sengaja melakukan One Night Stand di tempat kerjanya dengan seorang lelaki bernama Alfred Dario Garfield seorang pria Bergelar Dokter spesialis Patologi, ternama disalah satu rumah sakit besar di kota Milan.

Lelaki berprofesi dokter itu, berniat menikahi Jillian sebagai bentuk tanggung jawab atas kekhilafan nya yang tidak disengaja tapi Jillian menolak mentah-mentah seolah mengatakan dirinya tidak akan hamil hanya karena bercinta satu malam.

Tapi! semua itu hanyalah angan dan mimpi dalam tidur Jillian nyatanya saat ini ia memegang teshpeck yang menunjukkan garis dua, tangan Jillian bergetar air matanya sudah tidak dibendung lagi.

Bagaimana ia harus memberitahu kebenaran ini pada keluarganya? keluarganya saja tidak memperdulikan nya. Lalu pria yang bercinta dengan nya bagaimana? apa dia percaya dengan Jillian?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 14

" Kamu gak boleh bilang begitu, tidak ada orang tua yang tidak memperdulikan anaknya. sebenci-benci apapun orang tua terhadap anaknya, mereka tidak benar-benar mengatakan itu dengan segenap hatinya. " 

" Gak Tante! Papa memang tidak perduli padaku, saat peringatan kem-kematian Mama, Papa tidak datang dia berselingkuh dengan tante Ele di hotel, ak-aku mengadakan peringatan Mama seorang diri. " 

" Mereka tidak pernah menyayangiku! ak-aku hanya takut mereka akan mengusir ku disaat tahu aku sedang hamil, dan mereka pasti tidak akan mau menerima ku kembali sebagai anggota keluarga." sambung Jillian menangis tersedu-sedu. 

Dario hanya mampu menatap Jillian, betapa rapuhnya wanita itu saat ini. jadi inilah sosok Jillian sesungguhnya wanita yang selalu tersenyum dalam kondisi apapun menutupi luka nya seorang diri. 

" HIKSS!!! HIKSS!!! " 

Tangisan Jillian semakin menjadi-jadi seolah wanita itu masih ingin meluapkan semua emosi dalam hati nya, Jennifer yang melihat itu merasa iba ia memberi isyarat agar Dario bertukar posisi duduk dengan nya. 

Jadilah Jennifer duduk disamping Jillian memeluk wanita hamil itu dan menenangkan nya. 

" Sudah nak, jangan menangis lagi. kasihan bayinya ikut sedih melihat ibunya sedih juga. " ucap Jennifer mengelus rambut Jillian. 

" S-sakit Tan! hatiku sakit! gak ada yang pernah mengerti perasaan aku selama ini! gak ada yang pernah perduli sama aku! ak-aku capek, aku juga mau bahagia, aku juga mau dimengerti disayang, bukan diacuhkan seperti boneka. " ucap Jillian lirih.

Setengah jam berlalu, Jillian masih berada dalam pelukan Jennifer sedangkan kedua lelaki dihadapannya masih terdiam tidak berani bersuara mereka hanya mampu mendengar suara tangis Jillian yang begitu pilu. 

Jillian yang masih berada dalam pelukan Jennifer, merasa tidak ada pergerakan lagi. sepertinya Jillian tertidur, Jennifer berniat melepaskan pelukan nya menyuruh sang anak mengambil alih. 

Tapi, dugaan nya salah. nafas wanita itu tampak lemah tubuhnya lunglai dan lemas. 

" Jillian pingsan!!! " seru Jennifer menepuk pipi Jillian agar sadar. 

Dario yang melihat itu begitu panik, di angkat nya tubuh Jillian menuju kamar tamu sebagai dokter Dario memang menyiapkan peralatan prakteknya untuk emergency. 

" Dia hanya kelelahan saja, biarkan Jillian istirahat dulu. " ucap Dario setelah memeriksa keadaan Jillian. 

" Mama khawatir. " ucap Jennifer. 

" Tenanglah Ma, Jillian akan baik-baik saja setelah ia tertidur.  " ucap Dario menenangkan Jennifer. 

" Ya sudah, kamu tunggu disini saja sampai Jillian sadar. Mama mau ke dapur sebentar. " ucap Jennifer. 

Roger dan Jennifer meninggalkan keduanya didalam kamar, Dario menatap Jillian yang masih memejamkan matanya, di elusnya rambut wanita itu pandangan Dario tertuju pada perut Jillian yang terlihat tanpa ia sadari tangan Dario terulur mengelus perut Jillian. 

Sang empu melenguh, merasa geli di perutnya. Dario yang mendengar hal itu menarik tangan nya cepat saat Jillian mulai membuka matanya. 

" Ah! aku- " ucap Jillian langsung terduduk. 

Eghh...

" Berbaringlah, jangan langsung bangun seperti ini. kepala mu akan sakit. " ucap Dario membantu Jillian untuk berbaring kembali. 

" Apa aku ketiduran? " tanya Jillian. 

" Kau pingsan. " jawab Dario. 

" Serius? maaf, aku merepotkan Om lagi. " ucap Jillian.

" Kamu tidak perlu merasa bersalah. " ucap Dario. 

Jillian mengangguk sejenak, hening menyelimuti keduanya. 

" Kamu mau kemana? " tanya Dario melihat Jillian beranjak dari kasur. 

" Mau pulang. " jawab Jillian. 

" Istirahat dulu, kondisi tubuh kamu sedang lemah. " ucap Dario menghentikan Jillian yang hendak berdiri. 

" Aku gak enak sama orang tua Om. "ucap Jillian. 

" Lalu kamu mau apa setelah ini? " tanya Dario. 

" Langsung pulang, sebentar lagi jam kerja ku. " jawab Jillian melirik arlojinya menunjukkan pukul 18.30. 

" Saya sudah mengizinkan kamu bekerja. " ucap Dario lagi. 

" Kalau gitu, aku harus pulang. " ucap Jillian keras kepala. 

" Tap- " ucapan Dario terhenti saat Jillian tetap memaksa ingin pulang. 

Jadilah mereka menuruni anak tangga dengan Dario yang membantu wanita itu. 

" Loh, kamu sudah sadar. " uap Jennifer melihat Jillian menuruni anak tangga dibantu Dario. 

" Iya Tante, aku mau pamit pulang dulu. " ucap Jillian. 

" Kenapa cepat banget? kamu baru sadar dari pingsan, kamu butuh istirahat lebih banyak. " ucap Jennifer khawatir.

" Aku sudah baik-baik saja kok Tante. " jawab Jillian.

 " Sebelum kamu pulang, kita makan malam dulu ya. " ucap Jennifer menuntun wanita hamil itu. 

" Gak- " 

" Gak boleh nolak, Mama ku gak suka sama orang yang menolak tawaran nya. " bisik Dario yang berdiri dibelakang Jillian.

" Mau kan? " tanya Jennifer. 

" I-iya Tante. " ucap Jillian tersenyum. 

" Kalau gitu, ayo. " ucap Jennifer membawa Jillian menuju ruang makan. 

RUANG MAKAN. 

" Wah! Mama banyak banget masaknya. " ucap Dario melihat meja makan yang tampak penuh berbagai macam jenis makanan. 

" Hari ini Mama special masak buat Calon menantu Mama. " ucap Jennifer. 

Dario menarik kursi disampingnya, menyuruh Jillian duduk disana. Jillian yang memang gampang baperan merasa senang hatinya melambung tinggi melihat Dario yang perhatian. 

" Makasih Om. " cicit Jillian yang mampu lelaki itu dengar. 

Dario mengambil tempat duduk disamping Jillian, Jennifer dan Roger duduk diseberang mereka. 

" Makanlah, sepuas kamu sayang. ibu hamil biasanya mudah lapar. " ucap Jennifer. 

" I-iya tante. " jawab Jillian malu-malu. 

Wanita hamil itu sudah menargetkan apa saja yang akan dia makan, jarang sekali ia makan masakan rumahan seperti ini paling cuman Mie instan saja. 

" Jangan banyak-banyak makan nya, jangan bikin aku malu. Mama ku gak suka menantu yang banyak makan. " bisik Dario. 

Jillian sampai menolehkan kepalanya menatap Dario terperanjat, wanita itu mendengus kesal misuh-misuh tidak jelas dalam hati menyumpahi serapah pria yang ada maunya rupanya saat menarikannya kursinya. jadilah Jillian hanya mengambil sedikit nasi dan lauk dihadapannya berupa Arancini, Carbonade Valdostana, Capotana saja.

" Kenapa tidak mengambil yang lain Jilli? kamu tidak menyukainya? " tanya Jennifer melihat Jillian hanya mengambil makanan dihadapannya saja. 

" T-tidak usah Tante, ini saja sudah cukup. " jawab Jillian. 

" Jangan sungkan untuk makan Jillian, kau bisa menghabiskan semuanya. " ucap Roger. 

" Iy-iya Om. " Jawab Jillian. 

Mereka mulai makan dengan khidmat, sesekali Jillian akan memperhatikan makanan di meja makan ia ingin sekali memakan Ossobuco, Risotto,peposo. tanpa wanita itu sadari bibir sudah hampir ngeces melihat Dario yang tampak lahap memakan Ossobuco yang terbuat dari sumsum tulang sapi yang dipotong-potong dimasak menggunakan anggur merah, kuah kaldu dan rempah-rempah dengan tekstur gurih dan lembut. 

Ibarat seperti makan daging rendang seperti itulah, bayangan nya. Dario yang merasa diperhatikan menolehkan wajahnya menatap Jillian yang kepergok menatapnya. 

Pandangan Dario tertuju pada daging yang dipegang nya, sepertinya Jillian menginginkan nya. 

" Kau mau? " tawar Dario. 

Jillian mengangguk senang. 

" Hanya sedikit saja, ibu hamil tidak boleh makan daging yang berlemak akan berpengaruh pada si janin saat lahir. " ucap Dario memberikan daging dalam piring nya yang sudah di potong kecil-kecil di piring Jillian. 

Jillian tampak semangat dan memakan nya dengan lahap.

1
elleya
keren. lanjut ka
Delita bae
salam kenal jika berkenan mampir juga👋👍🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!