Mengkisahkan Seorang wanita yang akan menikah dengan seorang duda karena Faktor Ekonomi yang membuat ia menerima di nikahi dengan Seorang Pria yang meminta nya untuk melahirkan Seorang putra untuk nya.
Laki-laki duda yang selalu bersikap dingin pada nya. meski tak ingin menikah dan menjadi mesin anak untuk pria seperti itu, Wanita itu tetap mau di nikahi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti san, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14 - Pertemuan Makan Malam
Jasson yang baru saja keluar dari Bank, memikirkan Alyssa yang tadi ia tinggal begitu saja.
"Wanita aneh. apa dia wanita semacam itu." Jasson memikirkan wanita-wanita yang mengunakan trik untuk mendekati laki-laki kaya.
"Ada apa Jasson?." Tanya Alvin sekertaris nya.
Jasson menarik nafas panjang dan menghela kan nya. "Tidak apa-apa, Apa jadwal kita hari ini?." Tanya Jasson.
"Hanya ada Meeting dengan Perusahan joylanda. setelah itu Makan malam dengan calon istri mu." Tutur Alvin.
"Malam ini?."
"Apa Ibu mu tak memberitahu mu?." Tanya Alvin.
"Mungkin sudah, aku lupa." Jawab Nya.
Jasson lalu berjalan masuk ke dalam mobil nya di ikuti Alvin dari belakang.
Alvin adalah anak dari supir ayah Jasson, Ia di sekolah kan dan di didik dengan baik oleh Tuan Albert, kini ia pun mengabdi dan berkerja membantu Jasson dan menjadi sekertaris Pribadi Jasson.
Hubungan kedua nya sangat baik, Jasson merasa nyaman karena Alvin adalah teman nya yang mengerti dia sejak dulu.
•••
Alyssa baru saja kembali ke rumah, ia bingung harus mengenakan pakaian warna apa dan seperti apa. ia pun duduk di depan meja rias nya, menatap diri nya yang tampak sangat menyedihkan.
"Kau tampak sangat menyedihkan sekali Alyssa."Ucapnya dengan diri nya sendiri.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu kamar nya. Alyssa sejenak membuang nafas sesak di dada nya, lalu bangkit berdiri membuka pintu.
"Ada apa Emely?."
"Kak, ini ada titipan." Ucap Emely.
"Dari siapa?."
"Dari Sekertaris Kim kata nya, Kakak jadi kan mempertemukan ku dengan calon kakak ipar ku?." Tanya Emely.
Alyssa mengambil paper bag itu. "Kau ini, kenapa semangat sekali." Ucap Alyssa cemberut.
"Tentu saja aku semangat, Kakak akan segera menikah." Ucap Emely. Alyssa yang tak berselera membahas itu pun mengalihkan topik pembicaraan.
"Apa Nando sudah pulang?, padahal aku sudah meminta nya untuk tidak ambil lembur." Ucap Alyssa.
"Coba saja kakak telefon. tadi juga ada titipan Jas untuk Kak Nando." Ucap Emely.
"Iya, aku akan menelepon nya." Alyssa lekas kembali menutup pintu kamar. karena Emely begitu semangat mengajak nya membahas laki-laki yang ia bahkan belum kenal sama sekali.
Alyssa mengambil ponsel nya dan menghubungi Nando. Nando yang dalam perjalanan pulang berjalan tidak semangat di trotoar, ia lalu melihat panggilan Dari Alyssa.
Ia menghela nafas sebelum ia mengangkat nya. " Iya."
"Nando, kau dimana?." Tanya Alyssa.
"Masih di luar."
"Kenapa belum kembali, kita kan aku pergi ke...."
"Aku tak ingin ikut, kalian saja."
"kenapa?." Alyssa sedih mendengar Nando yang menjawab nya agak ketus.
"Kau marah pada ku??" Tanya Alyssa.
"Apa kau mencintai laki-laki itu?, apa kau bahagia?." Nando dengan beberapa pertanyaan yang membuat Alyssa terdiam.
"Meski kau ingin menikah, aku tak melihat ada aura kebahagiaan mu, Lalu untuk apa menikah?." Ujar Nando lagi.
Alyssa tak mungkin mengatakan yang sebenarnya pada Nando. namun Alyssa pun sadar kalau ia tidak berhasil menyembunyikan kesedihan nya.
"Apa yang kau katakan, Aku tentu saja bahagia. aku sangat bahagia, kau melihat ku sedih?, itu karena aku terlalu gugup saja." Ucap Alyssa.
"Kau berbohong lagi." ucap Nando lalu mematikan sambungan telefon nya. Alyssa pun sedih karena Nando tak akan ikut.
Namun saat jam itu tiba, Alyssa keluar kamar dan melihat Emely sudah menunggu nya bersama Nando, namun Nando tak mengenakan Jas yang di berikan, ia hanya mengenakan celana panjang hitam dan kemeja putih saja.
Meski di awal ia mengatakan tidak akan ikut, namun ia tetap tidak tega membuat Alyssa bersedih karena ia tak ingin ikut, hingga ia pun kini telah duduk menunggu sang kakak untuk berangkat bersama.
Belum Alyssa berkata - kata pada Nando, Ia melihat sebuah mobil telah datang untuk menjemput mereka.
"Mereka datang, Ayo kak." Emely menarik tangan Nando dengan semangat, Nando yang tidak begitu berselera pun hanya mengikuti langkah Emely menuju ke luar rumah.
Alyssa tersenyum menatap punggung sang adik, ia telah dewasa, ia telah menunjukkan sikap nya untuk menjaga nya.