Alice Catlyn, seorang gadis culun yang selalu menjadi sasaran ejekan perundungan di sekolah, menemukan pelipur lara dalam sosok seseorang yang selalu hadir untuknya. ketulusan dan kepedulian orang itu membuat Alice diam-diam jatuh cinta. Namun perasaannya tetap tersimpan rapat, tak pernah di ungkapkan.
beberapa tahun kemudian, Alice berubah menjadi pribadi yang ceria dan penuh semangat. Di tengah kehidupannya yang baru, ia bertemu dengan seorang pria berhati dingin dan penuh misteri. tatapan tajam dan wajah datar pria itu tak mampu menyembunyikan cinta mendalam yang ia rasakan untuk Alice
Kemanakah hati Alice akan berlabuh? kepada seseorang yang dicintainya atau seseorang yang mencintainya?
Ikuti perjalanan cinta Alice yang penuh dengan Lika liku, dalam"Cinta Terakhir Alice". sebuah kisah yang menyentuh hati tentang pilihan dan takdir cinta.
Note: kisah ini terbagi menjadi 2 season, season pertama di masa sekolah SMA dan season kedua di masa dewasa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nda apri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebesaran hati Alice
Hari demi hari berlalu, membawa sesuatu yang baru di setiap harinya. Peristiwa tragis yang terjadi saat itu meninggalkan bekas-bekas yang tak terlupakan, dan membawa dampak besar pada hubungan pertemanan antara Megan, Mike, dan Stella.
Megan kini hidup dengan wajah yang melepuh dan rusak karena serangan air keras itu, cacat yang tak bisa diubah kembali. dulu dia di kenal dengan salah satu siswa yang sering kali menghina penampilan. kini, siswa-siswi menatapnya dengan jijik, seringkali menghina dirinya sendiri tanpa belas kasihan.
Kepahitan itu menyadarkannya. Segala sesuatu yang terjadi sekarang adalah balasan atas apa yang telah dia lakukan kepada Alice dan banyak orang lainnya. Dulu, dia suka membully dan menindas, tapi sekarang dia menjadi korban perlakuan yang sama.
Dengan hati yang penuh penyesalan, Megan akhirnya mengumpulkan keberanian untuk menemui Alice. Dia meminta maaf kepada gadis itu dengan rasa bersalah yang dalam.
**
Di sebuah penjara yang sunyi dan dingin,
Stella kini mendekam di penjara setelah Megan melaporkan tindakannya ke pihak berwajib. Kejahatan Stella telah melampaui batas, dan tak ada lagi yang bisa membela dirinya.
Megan tak lagi menganggap Stella sebagai temannya. Baginya, Stella telah menghancurkan hidupnya secara permanen.
Stella duduk di sudut selnya, menatap kosong ke dinding yang kusam. Hidupnya kini terasa hancur berantakan. Dikeluarkan dari sekolah dan menjalani kehidupan di balik jeruji besi, dia merasakan betapa kelamnya masa depannya yang telah ternodai oleh kesalahan fatal yang dia buat.
"hei gadis kriminal, penjaga memanggilmu. ada tamu yang ingin bertemu denganmu."panggil salah satu tahanan yang satu sel dengan Stella
Stella tersadar dari lamunan meratapi nasibnya, dia bangkit dari duduknya kemudian berjalan menuju pintu sel. sebelum itu ia mendengar para tahanan membicarakannya.
"Masih muda, tapi sudah punya jejak kriminal yang akan menghantui hidupnya selamanya."
"Kalau aku jadi dia," sahut yang lain, "Aku akan menggunakan masa mudaku sebaik mungkin. Toh, kalau sudah tua nanti, baru aku mungkin terjebak di sini."
Tawa kecil dan cemoohan itu menyertai langkah Stella, membuat setiap pijakan terasa semakin berat. Di dalam hatinya, Stella merasakan gelombang kesedihan bercampur amarah yang tak bisa diungkapkan.
Setiap hari, Stella harus menghadapi hinaan dan ejekan dari penghuni sel lainnya. Mereka tak henti-hentinya menyebutnya sebagai "kriminal muda yang mengerikan,
Setiap kalimat yang terlontar dari mulut mereka bagaikan cambuk yang menyakitkan, membuat Stella semakin merasakan penyesalan yang mendalam.
Saat pertama kali di berlakukan seperti itu Stella merasa tidak terima dan berusaha melawan. Tetapi bukannya menang, dia malah terpojok dan sering mendapat pukulan fisik dari mereka.
Stella sering menangis dalam kesendirian, menyesali semua perbuatannya. Ejekan dan hinaan yang diterimanya di dalam penjara membuatnya mengingat dengan jelas bagaimana dia, Megan, dan teman-temannya dulu sering memperlakukan Alice dengan cara yang sama—menghina, menindas, dan merendahkan tanpa pernah memikirkan perasaan orang lain.
**
Saat ini Stella sudah berada di ruangan pengunjung. seseorang berdiri disana menunggu kedatangan Stella.
"Bagaimana kabarmu?"tanya seseorang itu dengan senyuman di wajahnya
Stella mengenali suara itu—dan tanpa berpikir panjang, dia langsung bersimpuh di lantai, di bawah kaki orang tersebut. Tangis yang telah lama ditahannya akhirnya pecah, air mata mengalir deras di pipinya.
"Alice...," lirih Stella, suaranya gemetar penuh rasa bersalah."Maafkan...maafkan aku, aku benar-benar menyesal dengan semua yang sudah ku lakukan kepadamu."
Alice hanya memandang Stella, diam sejenak sebelum ia berjongkok di hadapannya. Tangannya terulur, menyentuh pundak Stella dengan lembut.
tanpa mengatakan apapun, Alice, dengan penuh kehangatan, memeluk Stella.
Stella meminta Alice untuk menyampaikan permintaan maafnya kepada Rania, dan terutama Megan. walaupun Stella tahu mungkin Megan tidak akan memaafkannya. Stella berjanji akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di penjara sampai hukumnya selesai.
Stella juga sudah memutuskan untuk mengubur dalam-dalam cintanya untuk Rey. Dia merasa tak pantas lagi untuk bersanding dengan Rey, dan mengikhlaskan Rey bahagia bersama Rania yang jauh lebih baik darinya.
**
Sementara itu,
Mike yang dulu dikenal sebagai sosok ceria dan penuh percaya diri kini berubah menjadi pria pendiam. Peristiwa yang terjadi pada Stella dan Megan, membuatnya syok.
Mike mencoba memahami sebuah pola, seolah karma datang satu per satu kepada mereka. Dimulai dari Rey yang berjuang dengan rasa bersalah, lalu Stella yang akhirnya terjebak dalam tindakan kriminalnya sendiri,
Dan Megan yang kini harus menghadapi cemoohan dan luka fisik akibat perbuatannya membantu Stella. Mike tak bisa menghindari berpikir bahwa dia mungkin akan menjadi yang berikutnya.
Di dalam hatinya, Mike tahu, selama ini dia juga bersalah. Dia terlalu sering menutup mata pada tindakan kejam yang dilakukan teman-temannya, bahkan kadang ikut serta dalam tindakan itu.
Rey, yang paham betul perubahan dalam diri Mike, memutuskan membantu Mike untuk berubah dan menyadari kesalahannya sebelum terlambat.
Hingga akhirnya Mike meminta Rey untuk mengantarkannya kepada Alice. Mike meminta maaf kepada Alice dengan sungguh-sungguh.
Kini Alice telah memaafkan semua teman-temannya yang dulu sering kali membully dan menyakitinya. Memaafkan mereka bukanlah hal yang mudah bagi Alice— Akan tetapi, kebesaran hatinya dan prinsip bahwa setiap orang pantas mendapatkan kesempatan kedua, menjadi kekuatan yang menuntunnya untuk memberi maaf.
Dia mengingat ucapan papahnya, Erlangga, yang mana selalu mengajarkan bahwa memaafkan bukan hanya memerdekakan orang lain, namun juga memerdekakan diri sendiri dari perbudakan kebencian.
Alice tahu, hidup akan lebih tenang jika dia memilih untuk berdamai dengan masa lalu. Dia telah melihat perubahan dalam diri Rey, Stella, Mike, bahkan Megan, sekarang mereka semua telah mencoba memperbaiki kesalahan di masa lalu.
**
Malam hari,
Di tengah situasi pertemanan yang membaik, Alice kini dihadapkan pada cobaan baru yang lebih berat. Di depan pintu rumah, seorang pria dengan penampilan resmi berbicara tegas kepada Erlangga.
"Maaf Pak Erlangga, Anda sudah tidak bisa lagi tinggal di sini. Rumah ini, kantor, dan semua aset lainnya kini berada di bawah kendali pihak yang berwenang. Perusahaan Anda telah mengalami kerugian besar setelah tertipu oleh rekan bisnis yang seharusnya membantu, bukan menghancurkan ."
Erlangga menunduk, wajahnya menampilkan kelelahan dan rasa bersalah yang mendalam. Di sisinya, Alice berdiri diam, jantungnya perih mendengar kenyataan itu. Meski air matanya hampir jatuh, dia tetap berusaha tegar di depan papahnya.
"Ayo, Pah... Kita pergi dari sini," ucap Alice dengan suara serak,
Erlangga hanya mengangguk pelan, kakinya terasa berat saat melangkah menjauh dari rumah yang selama ini menjadi tempat berlindung mereka. Sebelum pergi, dia memandang rumah itu untuk terakhir kalinya, seolah melihat kembali semua kenangan manis yang pernah terukir di sana—momen-momen bersama keluarganya kini tinggal kenangan.
Dengan langkah perlahan membawa dua koper, mereka meninggalkan rumah itu, membawa beban yang terasa semakin berat di hati masing-masing. Alice menggenggam lengan Erlangga dengan erat, mencoba memberikan sedikit ketenangan, meski dirinya pun rapuh di dalam.
cara nya hanya wajib follow akun saya sebagai pemilik Gc Bcm. Maka saya akan undang Kakak untuk bergabung bersama kami. Terima kasih