Yuda Laksana adalah seorang anak yang ditemukan oleh Eyang Braja Sedeng didalam sebuah hutan yang angker.
kedua orang tuanya mati terbunuh oleh sekumpulan perampok yang menyerang desa mereka.
Dengan gemblengan ilmu silat dan pukulan sakti menjadikan Yuda Laksana tumbuh menjadi pemuda yang sakti mandraguna dan diwariskan senjata maha dahsyat pedang Naga Bumi dan diberikan nama baru Yuda Edan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Call Me Dick, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lembah Kesengsaraan Teluk Beting
"Hari sudah mulai gelap Wulan, tampaknya kita akan bermalam disini, dipinggiran sungai ini. Aku akan mencoba menangkap ikan sungai untuk santapan kita nanti malam"ucap Yuda.
"Tidak apa-apa Yuda, aku akan membantu mencari kayu bakar agar kita bisa memanggangnya"kata Wulan yang langsung melesat kedalam hutan untuk mencari kayu-kayu yang kering dan mudah terbakar.
Tidak butuh waktu lama bagi Yuda untuk menangkap tiga ekor ikan sungai yang lumayan besar hanya bermodalkan kayu yang diruncingkan sebagai tombak.
Wulan lalu datang dengan membawa kayu-kayu kering diperlukannya.
Hari sudah jauh malam....
Setelah mereka selesai menyantap ikan bakar tersebut lalu mereka duduk dipinggiran sungai.
Yuda mulai menggodanya,"kau tidak mau membersihkan badanmu Wulan? Kulihat air sungai ini cukup bersih untuk membersihkan badan"ucap Yuda.
Wulan mulai mempertimbangkan usul Yuda itu karena badannya sangat lengket dan dia ingin mengganti pakaiannya.
"Kau sendiri?"tanya Wulan.
"Aku sih mau saja asal mandinya sama kamu hehehehe"canda Yuda.
Wajah Wulan memerah mendengar perkataan pemuda tampan disampingnya itu.
"Berani kau bicara asal lagi kucubit pinggangmu sampai merah"ucap Wulan mengancam.
"Aku cuma bercanda Wulan, mandilah aku tunggu disini supaya kau lebih segar"ujar Yuda.
"Awas kalau kau mengintip ya!"kata Wulan sambil tersenyum.
Yuda duduk menghangatkan badannya didepan perapian tiba-tiba satu tangan yang lembut menyentuh pundaknya.
Dibelakangnya berdiri seorang perempuan berkulit putih dengan rambut sepinggang dimainkan angin.
"Aku pikir hantu malam yang telah menyentuh pundakku ini ternyata seorang bidadari yang telah menyentuhku. Kau cantik sekali Wulan"ucap Yuda.
Wajah Wulan memerah kembali lalu duduk disamping Yuda untuk menghangatkan badannya.
"bisakah kau menceritakan tentang dirimu Wulan?"tanya Yuda.
"Aku baru saja dilepas dari perguruan merpati putih, guruku Ki bagaspati memintaku untuk mencari pengalaman dalam dunia persilatan dan mengamalkan setiap ilmu yang sudah kupelajari untuk kebaikan. Sudah lama aku mendengar tentang pendekar Keris pelangi yang selalu melakukan angkara murka. Menculik gadis-gadis desa dan dibawa kemarkasnya. Entah apa yang terjadi dengan gadis-gadis itu tidak ada satupun yang tahu akan nasib mereka. Mungkin salah satu yang menjadi korbannya adalah adik seperguruanku sendiri yang menghilang tanpa jejak saat dia seorang diri sedang mencuci pakaian di sungai sebab itu saya sebagai kakak yang tertua diperintahkan guru untuk menyelidiki akan hal ini dan menangkap bangsat itu"ucap Wulan dan Yuda manggut-manggut mendengar penjelasan dari Wulan sambil menggaruk kepalanya.
Karena mungkin terbawa suasana malam yang semakin dingin mereka duduk semakin rapat.
Wulan menyenderkan kepalanya di bahu Yuda.
"Tidurlah Wulan"ucap Yuda sambil mengelus rambut Wulan yang harum.
Wulan menengadahkan kepalanya dan mengecup pipi Yuda.
Yuda menggeser duduknya dan membiarkan Wulan memeluk dan menyenderkan kepala didadanya.
Jantung Yuda berdegup kencang teringat kembali peristiwa beberapa waktu yang lampau bersama dengan Mawar.
Yuda mencium kening Wulan dan Wulan menengadahkan kepalanya kembali dan menatap Yuda.
Yuda mengecup bibir Wulan yang indah merekah karena tidak ada penolakan dari Wulan, Yuda mulai memberanikan diri menjamah sepasang gunung kembar Wulan yang besar dan desahan mulai terdengar dari bibir Wulan.
"Yuda...jamahlah...aku"racaunya dengan mata tertutup.
Yuda mulai membuka baju atas Wulan.
Bibir mereka saling berpaut.
Tempat itu semakin dipanasi oleh aktivitas mereka berdua.
Sekalipun berkali-kali Wulan meminta Yuda untuk bertindak lebih jauh lagi tapi Yuda tidak ingin merusak masa depan Wulan sampai Wulan tertidur dipelukan Yuda.
***
"Wulan bangun! Kita harus melanjutkan perjalanan kita kembali"ucap Yuda.
Wulan membuka matanya dan teringat dengan jelas apa yang sudah mereka lakukan malam tadi, wajahnya bersemu kembali.
Bukannya bangun tapi tangan Wulan malah merangkul Yuda dan tidak ingin melepaskannya.
Yuda mengelus rambutnya lalu berkata,"bersihkanlah badanmu sebelum kita melanjutkan perjalanan kembali Wulan, aku sudah membersihkan badanku tadi sewaktu kau masih tertidur lelap. Air sungai ini sangat menyegarkan"ujar Yuda.
"Aku maunya dimandiin kamu"ucap Wulan manja sambil membuka bajunya.
Darah Yuda bergejolak kembali melihat bagian atas Wulan tidak tertutup selembar benangpun.
Dia mulai mengecup putik sari gunung kembar Wulan yang putih sekal dan terdengar desahan kembali dari mulut Wulan yang ingin meminta lebih dari itu.
Wulan membuka ikatan celana panjangnya dan melepaskannya sehingga kini Wulan seperti bayi yang polos dan tubuhnya tidak tertutup sehelai benangpun.
Yuda mulai menjamah goa labirinnya sehingga terdengar desahan lebih hebat lagi dari mulut Wulan dan tangan Wulan pun mulai menjamah bagian terlarang Yuda sehingga darah Yuda semakin bergejolak.
Sekalipun hawa nafsu sangat menguasainya tapi Yuda masih bisa melawannya.
Yuda menggendong Wulan dan membawanya ke sungai untuk membersihkan badannya.
*****
"Wulan, sepertinya kita sudah sampai di teluk Beting seperti keterangan yang pernah diberikan waktu dikedai"ucap Yuda.
"Sepertinya iya Yuda, sesuai dengan keterangan mereka, tapi lembah kesengsaraan itu dimana?"tanya Wulan.
"Seperti yang kau lihat sendiri Wulan, keadaan disini sangat gersang dan panas sekali tapi lembah itu dimana letaknya?"tanya Yuda memberi tanggapan.
"Lebih baik kita berpencar kakang kalau ada sesuatu berikan tanda supaya lembah itu dapat kita temukan"ucap Wulan.
"Aku setuju dengan usulmu Wulan, tapi satu yang harus kau ingat jangan bertindak gegabah, kita tidak tahu jebakan apa yang akan kita hadapi kelak dan kau harus selalu berhati-hati!"ujar Yuda mencemaskan wulan.
"Kau tidak usah mengkhawatirkan aku kakang, percayalah aku bisa menjaga diriku sendiri"kata Wulan.
"Baiklah kau periksa di sebelah kiri, aku akan periksa di sebelah kanan!"ucap Yuda.
Lalu mereka berpisah dan tidak lama setelah itu terdengar suara Wulan.
"Kakang Yuda lekas kemari ada yang mau aku tunjukkan kepadamu!"teriak Wulan.
Secepat kilat Yuda melesat ke sumber suara Wulan.
"Apa yang kau ketemukan Wulan?"tanya Yuda.
"Lihatlah Yuda ada seutas tali dari akar pohon yang terikat pada pohon itu. Sekilas tidak ada yang akan tahu kalau dibalik pohon ada seutas tali yang menjuntai kebawah"ucap Wulan memberikan penjelasan.
Yuda memperhatikan tali itu dan penglihatannya yang jeli mengawasi keadaan lembah tanpa satupun bisa terlewat dari pandangannya.
Saat Yuda memandang ke bawah tidak terlihat dasar lembah hanya kegelapan yang menggantung didalam lembah.
"Lebih baik kau tunggu disini Wulan, lembah tersebut seperti tanpa dasar, aku tidak ingin terjadi apa-apa denganmu"desak Yuda.
"Baiklah kakang kau tidak usah mengkhawatirkanku, aku ingin ikut denganmu menuruni lembah ini!"ucap Wulan dan sangat terharu melihat perhatian Yuda.
"Aku akan terjun kebawah tanpa tali tapi kau lebih baik menggunakan tali itu, Wulan supaya aman!"ucap Yuda lalu dia mulai mengalirkan tenaga dalam dan ilmu meringankan tubuhnya seraya merapalkan ajian tameng hijau naga bumi.
Wulan tersentak kaget karena tiba-tiba disekeliling Yuda dilingkari oleh cahaya hijau yang sangat indah.
Yuda lalu melesat menuju ke dasar lembah yang tiada terkira kedalamannya bagai seekor burung yang melayang turun.
Bersambung...