Nara adalah anak bungsu dari tiga saudara, Kedua Kakak nya selalu hidup di perhatikan oleh orang tua nya. Segala sesuatu pasti di turuti, Beda hal nya dengan Nara yang selalu tersisih dalam keluarga, karena dia bukan lah anak dari istri sah nya Tono.
Suatu hari Nara berjuang untuk hidup dan mati karena di tabrak oleh Nayla Kakak nya sendiri, Saat sedang sekarat. Seorang pria misterius menyelamatkan nya dan mendidik Nara menjadi sosok yang kuat, Lima tahun kemudian Nara kembali lagi dan membalas sakit hati nya kepada keluarga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Latihan menembak
Latihan yang di maksud dengan Celia sangat lah berat untuk Nara, Walau tubuh nya sudah sering di pakai bekerja keras, Namun yang ini sangat beda, Dia harus bergerak gesit untuk menghindari serangan demi serangan yang di lancarkan oleh alat yang memang di rancang untuk melatih. Nara semangat membara setelah Edwin tadi malam mendatangi nya dan bilang bahwa gaji nya bisa tiga puluh juta untuk kelas pertama, Tentu itu kelas yang paling rendah, Namun Nara sudah semangat bukan main untuk bekerja dan bertekad menjadi kuat. Dari pada nanti malah di kembalikan oleh Celia kerumah neraka itu lagi, Lebih baik bila memulai latihan dengan sungguh sungguh.
Di sini dia bisa mendapatkan uang banyak dan juga yang pasti di ajari menjadi wanita yang tangguh dan tak lemah saat menghadapi apa pun nanti, Nara setuju karena untuk menghadapi mereka semua memang butuh kekuatan dan uang banyak. Nara sudah membayangkan bila suatu hari nanti dia pulang dengan mobil mewah dan penampilan cetar, Pasti mereka semua nanti akan melongo tak percaya. Terutama Nayla dan Nadia, Karena mereka sekarang pasti mengita bahwa Nara sudah mati karena di tabrak mobil mereka kala itu. Padahal sekarang Nara sekarang sedang berjuang mati matin untuk menjadi kuat dan hebat, Latihan hari pertama bisa ia selesaikan walau dengan keadaan tubuh yang sangat lelah dan tulang kaki nya juga berdenyut.
Hingga tak terasa satu minggu berlalu dengan latihan yang sangat keras dari Celia, Malahan hari ini Edwin yang langsung melatih nya membuat Nara seg degan karena tak berani mau mengambil gerakan karena takut salah. Tapi tak mungkin juga mau diam saja, Yang ada malah kena bentak oleh Edwin. Lengkap dengan alat yang sangat maju, Edwin meluruskan tangan Nara untuk membidik dengan tepat, Latihan pistol hari ini dan langsung dengan Edwin sendirian tak ada lagi yang lain. Nara menahan nafas karena takut mulut nya bau saat kepala Edwin ada di pundak nya untuk meluruskan bidikan.
"Fokus pada yang kau tuju, Jangan tertipu pada gerakan lain nya." Ujar Edwin dengan suara sexy nya.
Nara mengangguk dan fokus membidik pada pertengahan, Tak peduli dengan benda lain yang melambai lambai. Pokok nya dia tak boleh salah sasaran, Yang ada nanti malah kena amuk oleh bos nya. Semangat gadis ini memang sangat membara demi bertahan hidup untuk yang lebih baik, Dari pada bertahan hidup dalam sangkar neraka yang begitu menyiksa setiap hari nya, Serba salah semua yang Nara lakukan saat di rumah Ayah kandung nya sendiri, Jadi dia bertekad tak akan mau pulang lagi kesana.
"Good job!" Edwin memuji nya ketika tepat pada sasaran.
Tiga sasaran tengah di tembak oleh Nara dan semua nya tepat kena semua, Mungkin karena sejak kecil sudah bermain ketapel untuk menembaki burung kecil yang ada di desa nya. Sehingga tembakan Nara tepat pada sasaran, Kali ini Edwin memuji nya karena. Latihan bisa di kerjakan dengan bagus.
"Botol yang di sana harus pecah tepat pada pertengahan." Ucap Edwin.
"Wah jauh sekali." Gumam Nara.
"Musuh mu tak selalu dekat!" Sentak Edwin.
"Baik, Tuan." Nara mengangguk gemetar.
Salah pula karena sudah menjawab ucapan bos nya, Pokok nya tak ada kata bantahan. Jawaban yang Edwin ingin kan hanya lah baik dan siap, Tak ada alasan apa pun yang bisa ia terima bila sudah memberikan perintah, Dari samping kanan Edwin. Memperhatikan wajah Nara yang sedang serius membidik sasaran nya.
"Dia manis saat sedang serius." Puji hati Edwin.
"Apa sih?!" Edwin bergumam kesal sendiri karena hati nya memuji Nara.
Edwin menyangkal ucapan yang bahkan hati nya sendiri katakan, Menolak kenyataan bahwa Nara memang sangat manis bila sedang serius begitu. Apa lagi kini dia sudah selesai dan tersenyum pada Edwin dengan wajah yang sangat bangga, Dia bisa menyelesaikan tugas nya dengan baik.
"Bagus, Latihan menembak sudah selesai! Mari ikut keruangan berlatih pisau." Ajak Edwin.
"Pisau?!" Nara agak kaget.
"Pembunuh bukan cuma latihan pistol saja, Dia harus mahir memainkan pisau." Ucap Edwin.
Nara hanya diam karena sudah membayangkan bagai mana nanti di ruangan sana, Pasti sangat berbahaya karena memainkan senjata yang sangat tajam, Semoga saja nanti keluar dari ruangan pisau keadaan nya masih tetap utuh.
...****************...
Vina sudah pulang dari rumah sakit dan dengan Tono juga di bawa pulang kerumah lagi karena kandungan nya sudah gugur, Betapa marah nya pria ini karena anak yang meninggal dalam perut selingkuhan nya ini adalah lah berjenis kelamin laki laki. Harapan nya untuk punya anak laki laki pudar seketika karena Vina keguguran, Sekarang dia terang terangan membawa pulang ketumah dan merawat Vina dengan baik, Karena dia masih berharap nanti Vina hamil lagi dan laki laki juga. Memang Tono sangat tak punya hati nurani, Sama sekali tidak melihat bagai mana perasaan nya Lastri.
"Kamu harus banyak makan daging yang sehat seupaya rahim kamu kuat lagi dan bisa segera mengandung." Tono menyuap kan daging.
"Terima kasih, Mas. Tapi aku takut bila tinggal di sini, Anak kamu pasti akan marah lagi." Cemas Vina.
"Kenapa kau takut? Sudah menjadi konsekuensi mu karena berani merebut suami orang." Sindir Lastri yang juga ada di meja makan.
"Maaf ya, Bu! Aku tak pernah merebut suami mu, Dia yang mau dengan ku." Gertak Vina.
"Jaga ucapan mu, Dia adalah istri tua ku." Tono memperingati Vina.
Gadis muda ini merajuk karena Toni lebih membela Lastri, Sedangkan Lastri yang di bela sama sekali tak menunjukan wajah senang, Apa yang harus di senang kan bila punya suami tukang selingkuh dan bahkan juga membawa selingkuhan nya pulang kerumah, Apa lagi Vina adalah tipe selingkuhan yang tak menyadari kesalahan nya. Kebanyakan orang ketiga memang tak pernah sadar bahwa diri mereka adalah pelacur yang mau di tiduri oleh suami orang.
"Aku nanti mau nya tidur di kamar yang itu ya, Mas." Vina menunjuk kamar utama.
"Tidak bisa dong, Kamar kamu yang itu." Tono menunjuk kamar agak kebelakang.
"Ih kok kamu gitu? Masa aku di taruh kamar belakang!" Protes Vina.
"Aku tak akan pernah pindah dari kamar yang sejak dulu adalah milik ku!" Tegas Lastri menatap suami nya.
"Kalau kamu tak mau tinggal di kamar itu, Kita sewa kost saja ya?" Tawar Tono.
"Enggak mau, Aku mau nya tinggal di sini." Vina merajuk manja.
Lastri meninggal kan meja makan dan membanting pintu kamar dengan kuat, Walau Tono gemar selingkuh dan bahkan juga tega memberikan istri nya pada pria lain, Namun dia tetap mencintai Lastri istri pertama nya yang di ajak susah sejak dulu, Apa lagi orang tua Lastri memang kurang setuju bila putri nya menikah dengan Tono, Sehingga Tono sangat berjuang untuk mendapatkan Lastri yang sangat cantik.
😆
Tapi bagus sih, berani nulis kyk gini